EtIndonesia. Sebuah surat yang ditulis oleh salah satu korban selamat Titanic yang paling terkenal telah terjual seharga 399.000 dolar (sekitar Rp 6,3 miliar) dalam sebuah lelang. Surat tersebut, yang digambarkan sebagai “bermutu museum” oleh balai lelang Henry Aldridge & Son, menemukan seorang kolektor pribadi dari AS sebagai pemilik barunya dalam perang penawaran yang sangat kompetitif. Balai lelang yang berlokasi di Wiltshire, Inggris, mengonfirmasi penjualan tersebut pada hari Sabtu (26/4).
Surat tersebut, yang ditulis oleh Kolonel Archibald Gracie beberapa hari sebelum Titanic tenggelam ke perairan es Atlantik Utara setelah menabrak gunung es, ditulis pada tanggal 10 April 1912, dari Southampton.
Gracie, seorang penumpang kelas satu, mengirimkannya saat kapal sedang dalam perjalanan menuju Queenstown (sekarang Cork), Irlandia, salah satu dari dua pemberhentian yang dijadwalkan sebelum bencana dahsyat itu terjadi, yang menewaskan sekitar 1.500 orang.
Dalam surat itu, Gracie, yang saat itu berusia 54 tahun, mengungkapkan optimismenya yang hati-hati tentang kapal itu: “Ini adalah kapal yang bagus, tetapi saya akan menunggu akhir perjalanan saya sebelum saya menghakiminya,” seperti yang dilaporkan The NY Post. Kata-kata itu menjadi sangat penting beberapa hari kemudian, saat Titanic menabrak gunung es dan tenggelam pada dini hari tanggal 15 April 1912.
Gracie, yang selamat dari kecelakaan itu, kemudian menceritakan pelariannya dalam bukunya, ‘The Truth about the Titanic’, yang diterbitkan secara anumerta pada tahun 1913. Setelah kapal tenggelam, dia melompat ke lautan yang dingin dan berenang ke sekoci penyelamat yang terbalik. Di sana, dia akhirnya diselamatkan oleh penumpang lain di atas sekoci penyelamat yang lewat.
Meskipun selamat dari kecelakaan itu, Gracie terus menderita akibat efek fisik hipotermia. Kesehatannya memburuk selama beberapa bulan berikutnya, dan dia menjadi orang dewasa pertama yang selamat dari Titanic yang meninggal. Dia meninggal pada bulan Desember 1912, dengan penyebab kematiannya tercatat sebagai komplikasi diabetes.
Pada saat bencana Titanic terjadi, Gracie sedang kembali ke New York setelah melakukan perjalanan ke Eropa.
Sebagai seorang pria dengan warisan yang terkenal, ayah Gracie pernah bertugas sebagai perwira Konfederasi selama Perang Saudara, dan kakek buyutnya telah membangun Gracie Mansion, yang masih menjadi kediaman resmi walikota New York City hingga saat ini.
Kata-kata terakhir Gracie dilaporkan adalah: “Kita harus memasukkan mereka ke dalam perahu. Kita harus memasukkan mereka semua ke dalam perahu.” (yn)
Sumber: ndtv