Pemimpin Partai Konservatif Kanada Akui Kekalahan, Siap Bekerja Sama dengan Partai Liberal untuk Melawan Trump

EtIndonesia. Pemimpin Partai Konservatif Kanada, Pierre Poilievre, pada hari Selasa (28/4)  secara resmi mengakui kekalahannya dalam pemilihan federal dan berjanji akan bekerja sama dengan pemerintahan Partai Liberal untuk bersama-sama menghadapi ancaman perang dagang dan upaya aneksasi dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Menurut laporan AFP, Poilievre, dalam pidatonya di hadapan para pendukung di ibu kota Ottawa, menyatakan: “Kami akan selalu mengutamakan Kanada. Partai Konservatif, dengan tujuan bersama melindungi kepentingan nasional, akan bekerja sama dengan Perdana Menteri dan semua partai untuk mencapai perjanjian dagang baru yang dapat mengakhiri masalah tarif ini, sekaligus menjaga kedaulatan negara kita.”

Dalam pemilihan federal yang digelar pada hari Senin (28/4), Perdana Menteri Mark Carney berhasil mempertahankan posisinya. Namun, menurut prediksi CTV News, Partai Liberal diperkirakan tidak mampu membentuk pemerintahan mayoritas yang diinginkan Carney—sebuah posisi yang akan sangat membantu dalam perundingan tarif melawan Trump.

Di House of Commons Kanada yang memiliki 343 kursi, Partai Liberal perlu memenangkan setidaknya 172 kursi untuk membentuk mayoritas tanpa perlu dukungan dari partai-partai kecil. CTV melaporkan bahwa Partai Liberal saat ini unggul atau telah memenangkan 156 kursi, sementara Partai Konservatif menyusul ketat dengan 145 kursi. Provinsi British Columbia di bagian paling barat Kanada, yang merupakan wilayah pemungutan suara terakhir, diperkirakan akan menjadi penentu apakah Partai Liberal dapat membentuk pemerintahan mayoritas.

Presiden lembaga survei Angus Reid Institute, Shachi Kurl, mengatakan kepada Reuters bahwa kemenangan Liberal didorong oleh tiga faktor utama.

Menurut Kurl:  “Pertama adalah faktor ‘asal bukan Partai Konservatif sudah cukup’, kedua adalah isu tarif Trump, dan ketiga adalah pengunduran diri (mantan Perdana Menteri) Justin Trudeau… Hal ini mendorong banyak pemilih moderat kiri dan tradisional Liberal untuk kembali ke Partai Liberal.”

Trudeau, yang popularitasnya merosot tajam, mengundurkan diri pada bulan Maret lalu.

Mark Carney telah berjanji untuk mengambil sikap keras terhadap Washington dalam persoalan tarif dan menyatakan bahwa Kanada harus menginvestasikan puluhan miliar dolar untuk mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat. Partai Konservatif yang berhaluan tengah-kanan menunjukkan kekuatan mengejutkan dalam pemilu ini setelah lebih dari sembilan tahun pemerintahan Liberal.

Dalam sejarah politik Kanada, pemerintahan minoritas biasanya tidak bertahan lebih dari dua setengah tahun. Canadian Broadcasting Corporation (CBC) memperkirakan bahwa Partai Liberal akan tetap berkuasa, namun belum dapat memastikan apakah mereka akan membentuk pemerintahan mayoritas atau minoritas.

Sebelum pengunduran diri Trudeau dan ancaman tarif serta aneksasi dari Trump, pada Januari tahun ini, survei menunjukkan bahwa dukungan terhadap Partai Liberal tertinggal hingga 20 poin persentase. Hasil pemilu ini mencerminkan keberhasilan Partai Liberal membalikkan keadaan.

Ancaman Trump memicu gelombang nasionalisme di Kanada, mendongkrak popularitas Carney secara signifikan. Meski Carney merupakan sosok baru di dunia politik, dia sebelumnya pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Kanada (Bank of Canada) dan Bank Sentral Inggris (Bank of England), serta memimpin dua negara anggota G7 dalam kapasitas itu.

Trump kembali menjadi isu sentral dalam pemilu Kanada pekan lalu setelah dia mengumumkan bahwa dia mungkin akan mengenakan tarif 25% terhadap mobil buatan Kanada, dengan alasan bahwa Amerika “tidak membutuhkan mobil-mobil tersebut.”

Sebelumnya, Trump juga sempat menyatakan bahwa dia mungkin akan menggunakan “kekuatan ekonomi” untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat.

Carney menegaskan bahwa pengalamannya dalam mengelola isu-isu ekonomi menjadikannya pemimpin terbaik untuk berhadapan dengan Trump.

Sementara itu, krisis perumahan serta kekhawatiran pemilih mengenai biaya hidup dan tingkat kejahatan menjadi tema utama kampanye pemimpin Partai Konservatif, Pierre Poilievre.

Kemarin, Trump kembali menggunakan media sosial untuk menyerukan agar Kanada bergabung menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat.

Dalam postingannya, Trump menulis: “Semoga rakyat Kanada mendapatkan yang terbaik. Pilihlah seorang pemimpin yang kuat dan cerdas, turunkan tarif pajak Anda setengahnya, tingkatkan kekuatan militer kalian hingga ke tingkat tertinggi dunia secara gratis, lipatgandakan skala produksi mobil, baja, aluminium, kayu, energi, dan semua sektor industri lainnya, serta hapuskan tarif dan pajak—semuanya, asalkan Kanada menjadi negara bagian ke-51 Amerika yang kita cintai. Garis batas buatan yang dibuat bertahun-tahun lalu, tidak akan lagi ada.” (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS