Pada Selasa 7 Mei, drone-drone Ukraina kembali menyerang Moskow untuk hari kedua berturut-turut. Di hari yang sama, berkat mediasi Uni Emirat Arab, Rusia dan Ukraina masing-masing menukar 205 tawanan perang. Selain itu, Ukraina terkejut dengan “teknologi baru” Rusia, yakni pasukan Rusia membawa keledai yang mengenakan helm ke medan perang sebagai platform sinyal elektronik bergerak. Tentara Ukraina tak bisa menahan tawa atas hal ini.
EtIndonesia. Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa menyatakan bahwa militer Rusia berhasil mencegat lebih dari 100 drone Ukraina yang menyerang sejumlah wilayah di perbatasan Rusia-Ukraina serta wilayah dalam negeri Rusia.
Terekam oleh warga, potongan rudal pertahanan udara Rusia jatuh di kawasan pemukiman Podolsk, yang hanya berjarak 10 kilometer dari Moskow. Ini adalah malam kedua berturut-turut Moskow diserang oleh pasukan Ukraina.
Pada Selasa tersebut, empat bandara internasional di sekitar Moskow ditutup sementara, dan sembilan bandara lainnya di daerah lain juga menghentikan operasionalnya untuk sementara waktu.
Serangan ini terjadi kurang dari tiga hari sebelum gencatan senjata sementara yang diumumkan Moskow dari 8 hingga 10 Mei, dalam rangka peringatan 80 tahun kemenangan Perang Dunia II.
“Pada saat itu (gencatan senjata), penembakan akan dihentikan. Namun, jika pihak Kyiv tidak merespons secara setara dan terus mencoba menyerang posisi atau fasilitas kami, kami akan segera memberikan tanggapan yang sesuai,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Hingga kini, Kyiv belum menunjukkan kesediaan untuk ikut serta dalam gencatan senjata sepihak Moskow selama 72 jam. Ukraina menegaskan hanya akan menerima gencatan senjata penuh selama minimal 30 hari sebagai dasar untuk membuka jalur negosiasi.
Di sisi lain, militer Ukraina pada Selasa mengkonfirmasi bahwa Rusia mengerahkan 136 drone sepanjang malam. Kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, diserang hingga 20 kali, menyebabkan kebakaran di berbagai lokasi dan melukai sedikitnya empat orang.
Seorang pedagang di pasar Kharkiv berkata: “Toko saya sudah dua kali hancur.”
Yang menarik perhatian adalah laporan dari garis depan pasukan Ukraina, yang menyebut bahwa pasukan Rusia diduga menggunakan keledai yang memakai helm sebagai platform perang elektronik bergerak. Dalam foto yang beredar, terlihat seekor keledai mengenakan helm baja kuno sambil membawa perlengkapan sistem peperangan elektronik rakitan. Tentara Ukraina dengan bercanda menamai perangkat itu “Donkey-3000” dan menyindir bahwa target ini tidak memerlukan pengisian daya, dapat bergerak sendiri, dan sangat berguna untuk mengintersepsi sinyal dari kambing di sekitarnya.
Selain itu, baik Rusia maupun Ukraina mengkonfirmasi bahwa pada Selasa, mereka menukar masing-masing 205 tawanan perang di bawah mediasi Uni Emirat Arab. Ini adalah pertukaran kelima tahun ini, dan pertukaran tawanan ke-64 sejak perang meletus tiga tahun lalu.
Seorang tentara Rusia yang dibebaskan berkata: “Ibu, ayah, dan saudara-saudariku semua sedang menungguku di rumah.”
Seorang tentara Ukraina yang dibebaskan berkata: “Aku sangat bahagia! Aku pulang ke rumah!”. (Hui)
Laporan oleh Yi Jing, New Tang Dynasty Television