EtIndonesia. Pada 7 Mei, India melancarkan operasi militer yang dinamakan “Operasi Sindoor” (Operation Sindoor) untuk menargetkan kelompok yang mereka sebut sebagai “teroris Pakistan”. Segera setelah serangan itu, India memulai serangan diplomatik dengan menghubungi para pejabat keamanan nasional dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Jepang, menegaskan bahwa India tidak berniat meningkatkan eskalasi konflik. Namun, mereka juga menegaskan bahwa jika Pakistan memilih untuk membalas secara militer, India siap membalas dengan tegas.
Menurut laporan dari The Times of India, Penasihat Keamanan Nasional India, Ajit Doval telah berbicara dengan para Menteri Luar Negeri dari Rusia, Prancis, dan Tiongkok. India mengklaim bahwa operasi mereka bersifat presisi dan terarah, serta tidak menyasar warga sipil, target militer, maupun infrastruktur ekonomi. Sebagian besar negara yang dihubungi dilaporkan mendukung kebijakan “zero tolerance” India terhadap terorisme, meski juga menyerukan penahanan diri dan pengendalian situasi antara India dan Pakistan.
Menteri Luar Negeri AS merangkap Penasihat Keamanan Nasional, Marco Rubio, mengimbau kedua negara untuk tetap menjaga jalur komunikasi terbuka guna menghindari konflik yang lebih besar. Jepang dan Tiongkok juga menyerukan penahanan diri dari semua pihak, meskipun Tiongkok menyatakan penyesalannya atas aksi militer yang dilakukan India.
Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Jerman dan Prancis, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan mereka terhadap kebijakan India dalam melawan terorisme.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri, memberikan penjelasan kepada para duta besar dari 13 negara, termasuk Tiongkok, tentang situasi terkini dan menyampaikan empat poin utama:
- Peningkatan aktivitas militer oleh Pakistan di sepanjang Garis Kendali (Line of Control/LoC).
- Perlindungan Pakistan terhadap kelompok ekstremis “Garda Revolusioner Tamil Nadu” yang didukung Lashkar-e-Taiba.
- Serangan presisi India sebagai tanggapan atas serangan teror.
- Pembantaian brutal terhadap wisatawan di Pahalgam oleh kelompok bersenjata.
Misri juga mengungkapkan bahwa terdapat jaringan komunikasi kelompok teroris yang beroperasi di dalam dan luar wilayah Pakistan, memperkuat tuduhan bahwa Pakistan menjadi tempat persembunyian dan operasi kelompok teror lintas batas.
Dia dengan tegas menyampaikan bahwa tanggung jawab untuk meredakan ketegangan berada di tangan Pakistan, karena India hanya merespons serangan teror. Ketika ditanya apakah India telah mencapai tujuannya, Misri menjawab bahwa India telah menghancurkan sembilan kamp pelatihan teroris.
Terkait isu serangan terhadap warga sipil di dalam kompleks masjid, seperti yang ditanyakan oleh Inggris, Misri menjawab bahwa kompleks tersebut digunakan sebagai markas teroris, dan itulah alasan penyerangan dilakukan.
Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump, juga angkat bicara sebelumnya, menyatakan kesediaannya membantu meredakan ketegangan dan mendorong solusi damai antara India dan Pakistan.(jhn/yn)