EtIndonesia. Seorang pria berusia 48 tahun datang ke rumah sakit karena mengalami nyeri di perut bagian atas. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan bahwa dia mengidap kanker lambung.
Usianya masih tergolong muda, baru 48 tahun, dan anehnya, dia tidak merokok, tidak minum alkohol, dan memiliki pola makan yang baik. Lalu, apa penyebabnya?
Dokter menyatakan bahwa penyebab utama kanker lambung pria ini adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori).
Bakteri H. pylori berbentuk spiral atau melengkung dan hidup di lingkungan dengan oksigen. Dia bisa bertahan hidup di dalam lambung—tempat yang sangat asam karena mengandung asam lambung tinggi. Kebanyakan bakteri akan mati dalam kondisi ini, namun H. pylori mampu bertahan, menunjukkan betapa kuatnya bakteri ini.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa H. pylori adalah penyebab utama berbagai penyakit lambung seperti:
- Gastritis (radang lambung),
- Tukak lambung,
- Limfoma mukosa lambung,
- Dan tentu saja: kanker lambung.
Di Tiongkok, sekitar 50–60% populasi terinfeksi H. pylori. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan infeksi ini karena tidak menunjukkan gejala. Tapi meski tanpa gejala, infeksi ini menyebabkan peradangan kronis di lambung, yang dari waktu ke waktu akan meningkatkan risiko terkena kanker lambung secara signifikan.
Jadi, jangan anggap enteng jika Anda terinfeksi H. pylori namun tidak mengalami gejala apa pun. Itu tetap bisa berbahaya.
Kanker Bukan Penyakit yang Datang Tiba-Tiba
Dokter mengingatkan bahwa angka kejadian kanker di Tiongkok sangat tinggi. Banyak orang sangat takut terhadap kanker karena mayoritas kasus ditemukan saat stadium lanjut, ketika pengobatan menjadi sangat sulit dan peluang sembuh rendah. Maka, banyak orang menganggap kanker sebagai penyakit mematikan.
Namun kenyataannya, kanker adalah penyakit yang bisa dicegah. Dia tidak muncul begitu saja. Kanker berkembang secara perlahan—mulai dari perubahan kecil di sel, yang dipicu oleh faktor-faktor pemicu kanker yang berlangsung lama, hingga akhirnya menjadi tumor ganas.
Enam Penyakit yang Berhubungan Erat dengan Terjadinya Kanker
Menurut dokter, jika seseorang tidak pernah mengalami enam penyakit berikut ini sebelum usia 50 tahun, maka risiko terkena kanker di masa tua sangatlah rendah. Apa saja penyakit itu?
1. Hepatitis B Kronis
Sekitar setengah dari seluruh kasus baru kanker hati di dunia berasal dari Tiongkok.
Mengapa? Karena hepatitis B kronis masih banyak ditemukan.
Hepatitis B membuat hati terus berada dalam keadaan peradangan kronis. Keadaan ini memicu perubahan sel hati menjadi ganas dan perlahan-lahan berkembang menjadi kanker hati.
Prosesnya biasanya seperti ini:
Hepatitis B → Sirosis hati → Kanker hati.
Jadi, mencegah hepatitis B atau mengelolanya dengan baik berarti juga mencegah kanker hati.
2. Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)
Seperti dijelaskan sebelumnya, infeksi H. pylori sering kali tidak bergejala, sehingga banyak orang merasa baik-baik saja dan tidak memeriksakan diri.
Namun kenyataannya, banyak pasien yang sudah mengidap kanker lambung pun tidak menunjukkan gejala pada awalnya.
H. pylori bisa disebut “pembunuh diam-diam” — tidak terasa di awal, tapi menimbulkan kerusakan serius dalam jangka panjang.
3. Infeksi HPV Risiko Tinggi (Human Papillomavirus)
Mengapa perempuan dianjurkan melakukan skrining kanker serviks secara rutin?
Karena kanker serviks adalah salah satu kanker paling umum pada wanita, dan pemeriksaan rutin bisa mendeteksi kanker sejak dini bahkan sebelum berubah menjadi kanker.
Dua jenis tes utama dalam skrining ini adalah:
- Tes infeksi HPV risiko tinggi, dan
- Pemeriksaan sel serviks (Pap smear).
Data menunjukkan bahwa nyaris semua spesimen kanker serviks menunjukkan keberadaan HPV risiko tinggi, terutama tipe HPV16 dan HPV18.
Vaksin HPV yang tersedia saat ini tidak mencakup semua jenis HPV, tapi fokus pada tipe-tipe berisiko tinggi tersebut.
4. HIV/AIDS
AIDS merupakan penyakit yang sering diabaikan. Padahal, AIDS menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh secara drastis, dan ketika kekebalan tubuh lemah, sel kanker akan lebih mudah berkembang.
Virus HIV menyerang sel CD4+ T, yaitu sel imun utama tubuh. Akibatnya, tubuh jadi:
- Lebih rentan terhadap infeksi,
- Dan tak mampu melawan pertumbuhan sel kanker.
Pasien AIDS memiliki risiko jauh lebih tinggi untuk mengembangkan berbagai jenis kanker.
5. Penyakit Radang Usus Kronis (IBD – Inflammatory Bowel Disease)
IBD mencakup dua penyakit utama:
- Kolitis ulseratif, yang menyerang usus besar dan rektum.
- Penyakit Crohn, yang dapat menyerang seluruh saluran cerna dari mulut hingga anus.
IBD disebut sebagai “kanker yang tidak membunuh langsung” karena bersifat kronis dan sulit disembuhkan.
Penderitanya biasanya harus menjalani perawatan seumur hidup, dan dalam jangka panjang, risiko kanker usus akan meningkat secara signifikan.
Penyebab IBD belum sepenuhnya dipahami, tapi diyakini terkait dengan reaksi abnormal sistem kekebalan tubuh terhadap mukosa usus.
6. Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV)
Kanker nasofaring merupakan salah satu jenis kanker yang sering kali terabaikan.
Salah satu faktor risiko utamanya adalah infeksi virus Epstein-Barr (EBV).
Virus ini dapat berada dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala yang nyata, namun dalam jangka panjang, ia bisa memicu pertumbuhan sel-sel abnormal di area nasofaring dan menyebabkan kanker.
Kesimpulan
Kanker bukan penyakit yang muncul dalam semalam. Dia adalah hasil dari akumulasi kerusakan dan peradangan kronis selama bertahun-tahun.
Jika hingga usia 50 tahun Anda tidak pernah mengalami 6 penyakit di atas, maka peluang terkena kanker di masa depan akan jauh lebih kecil.
Namun, tetap penting untuk:
- Menjaga pola hidup sehat,
- Rutin memeriksakan diri,
- Dan mewaspadai tanda-tanda awal penyakit.
Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.(jhn/yn)