EtIndonesia. AeroVironment, perusahaan yang dikenal luas lewat keberhasilan drone kamikaze “Switchblade”, kini kembali mencuri perhatian dunia dengan peluncuran drone tempur terbarunya: “Red Dragon” (Naga Merah). Drone ini memiliki jangkauan hingga 400 kilometer, dan yang paling mencengangkan—mampu melaksanakan serangan secara penuh menggunakan kecerdasan buatan (AI) tanpa bantuan sinyal GPS.
Menurut laporan, drone ini telah diuji di medan perang dan dikabarkan telah dikerahkan ke Ukraina. Mengutip laporan kolom militer Global Strategic Insight pada 13 Mei 2025, selama ajang KTT Pasukan Operasi Khusus AS (SOF Summit), perwakilan AeroVironment menyampaikan kepada media bahwa drone Naga Merah telah diuji secara aktif di medan perang oleh setidaknya satu pelanggan anonim.
Fitur utama dari drone ini adalah kemampuannya untuk menyerang secara otonom sepenuhnya menggunakan AI, bahkan dalam kondisi tanpa sinyal GPS. Dalam mode otonom, Naga Merah mampu terbang sejauh 400 km, namun jika dikendalikan oleh operator, jangkauan sinyal langsungnya hanya 65 km. Meski demikian, jangkauan ini bisa diperluas menggunakan relay udara.
Naga Merah dapat membawa hulu ledak seberat 10 kg, serta dilengkapi dengan peralatan perang elektronik (electronic warfare). Kecepatan maksimumnya mencapai 160 km/jam, dengan kecepatan jelajah operasional sekitar 90 km/jam.
Kunci dari otonomi tinggi Naga Merah terletak pada sistem navigasi visual dan sensor optik canggih. Kombinasi ini memungkinkan drone tetap bisa menavigasi dan menyerang meski kehilangan sinyal GPS. Hal ini secara signifikan mempercepat pelatihan operator, karena Naga Merah mampu mencari, mengenali, dan menyerang target secara mandiri. Operator cukup menentukan zona target, lalu drone akan menuju area tersebut dan memulai pencarian secara otomatis.
Yang menarik, versi ekspor dari Naga Merah tidak akan tunduk pada regulasi ITAR (International Traffic in Arms Regulations) dari Departemen Luar Negeri AS. Ini berarti AeroVironment bisa tetap menjual drone ini ke luar negeri—termasuk ke Ukraina—bahkan jika pemerintahan Trump nantinya memutuskan untuk memberlakukan larangan ekspor senjata ke Ukraina.
Drone AeroVironment Sudah Aktif di Ukraina
AeroVironment sendiri sudah lama memasok berbagai jenis drone ke Ukraina. Model Switchblade 300 dan Switchblade 600 telah digunakan secara efektif di medan perang. Salah satu contoh mencolok adalah ketika Switchblade 600, yang lebih besar dan kuat, digunakan untuk menghancurkan sistem rudal permukaan-ke-udara Rusia “Tor”, dengan bantuan dari drone pengintai SHARK.
Kesimpulan
Kehadiran “Red Dragon” (Naga Merah) di medan perang—dengan kemampuan AI otonom dan jangkauan hingga 400 km—menandai loncatan besar dalam evolusi drone tempur. Dengan kemampuan beroperasi tanpa sinyal GPS dan sistem panduan visual mandiri, drone ini bukan hanya menjadi senjata presisi, tetapi juga lambang bagaimana kecerdasan buatan kini mulai mendominasi lanskap peperangan modern.
Jika kabar kehadirannya di Ukraina dikonfirmasi, maka ini akan menjadi sinyal kuat bahwa era drone AI otonom telah benar-benar dimulai, dan bahwa konflik masa depan mungkin akan semakin dipenuhi oleh mesin-mesin yang bisa “berpikir dan membunuh sendiri”—tanpa bantuan manusia. (jhn/yn)