Trump Mungkin Akan Bertemu Secara Rahasia dengan Putin – Kunjungan ke Timur Tengah untuk Membentuk Ulang Tatanan Regional

Dalam kunjungan luar negerinya, Presiden AS Donald Trump akan mengunjungi tiga negara: Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Pada masa jabatan pertamanya di tahun 2017, negara pertama yang dikunjungi juga adalah Arab Saudi. Menurut sumber yang mengetahui situasi, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman telah menyatakan bahwa dalam empat tahun ke depan, skala kerja sama ekonomi kedua negara akan ditingkatkan hingga 600 miliar dolar AS, dan bahkan berpotensi mencapai 1 triliun dolar. Selain itu, kemungkinan pertemuan antara Trump dan Putin di Turki juga menjadi sorotan utama publik.

ETIndonesia. Laporan media menyebutkan Presiden AS Donald Trump berencana mengadakan Forum Investasi Saudi-AS di Arab Saudi, yang akan dihadiri oleh raksasa Wall Street dan Silicon Valley seperti BlackRock, Citibank, Qualcomm, serta Alphabet (perusahaan induk Google). Agenda ini menunjukkan pentingnya Arab Saudi sebagai sekutu utama AS di Timur Tengah dalam pandangan pemerintahan Trump.

Pemerintahan Trump secara terbuka menyatakan bahwa industri pertahanan adalah mesin ganda — menjaga tatanan dunia sekaligus mendukung lapangan kerja domestik. Oleh karena itu, salah satu sorotan terbesar dari kunjungan ini adalah penjualan senjata besar-besaran senilai ratusan miliar dolar kepada Arab Saudi. 

Perusahaan besar seperti Lockheed Martin, Boeing, Raytheon, dan Northrop Grumman diperkirakan akan ikut serta. Penjualan tersebut mencakup pesawat angkut C-130, sistem radar, dan sistem rudal.

Namun, perhatian utama publik tertuju pada jet tempur F-35. Arab Saudi telah lama menginginkan jet tempur siluman generasi kelima ini, karena kepemilikan F-35 mencerminkan keunggulan kekuatan udara di kawasan Timur Tengah. Namun, untuk bisa membeli jet tersebut bukanlah hal yang mudah bagi Saudi. Hukum AS saat ini mengharuskan dipertahankannya Keunggulan Militer Kualitatif (QME) Israel di kawasan tersebut. Karena itu, ekspor F-35 ke negara-negara Arab merupakan isu yang sangat sensitif secara politik.

Selain itu, menurut laporan media AS, keluarga kerajaan Qatar berencana menghadiahkan sebuah pesawat jet pribadi mewah Boeing 747-8 senilai 400 juta dolar kepada Presiden Trump sebagai “Air Force One” yang baru. Namun pihak Qatar menegaskan bahwa pesawat ini bukanlah hadiah pribadi.

Pemberian pesawat tersebut memicu kekhawatiran dari sebagian anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat. Sebab, menurut Klausul Emolumen dalam Konstitusi AS, pejabat pemerintah tidak boleh menerima hadiah dari negara asing.

Namun, Gedung Putih dan Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa hadiah tersebut sah secara hukum, tidak termasuk dalam kategori suap, dan pesawat itu akan terlebih dahulu diserahkan kepada Angkatan Udara, kemudian baru dialihkan ke yayasan perpustakaan kepresidenan, sehingga tidak diberikan langsung kepada individu.

Pada Minggu (11 Mei) malam, Presiden Trump mengunggah pernyataan yang menyebutkan bahwa Departemen Pertahanan AS  telah menerima pesawat 747 secara gratis untuk sementara menggantikan Air Force One yang telah berusia 40 tahun, dan bahwa proses transaksi ini dilakukan secara terbuka dan transparan.

Salah satu isu lain yang menjadi perhatian dalam kunjungan ke Timur Tengah ini adalah kemungkinan Trump bertemu dengan Presiden Putin di Arab Saudi. Sebagai mediator terbaru dalam perundingan Rusia-Ukraina, posisi diplomatik Arab Saudi saat ini tengah naik daun.

Dalam konferensi pers sebelum keberangkatan, Trump memberikan jawaban yang ambigu terkait kemungkinan bertemu Putin di Arab Saudi.

“Saya pikir pertemuan Rusia-Ukraina yang akan digelar di Turki pada hari Kamis (15 Mei) mungkin akan menghasilkan sesuatu yang baik. Saya yakin kedua pemimpin negara akan hadir. Saya sebelumnya sempat mempertimbangkan untuk terbang ke sana. Saya tidak tahu saya akan berada di mana hari Kamis. Saya punya banyak pertemuan. Tapi memang, saya mempertimbangkan untuk hadir. Saya rasa, jika saya melihat ada potensi kemajuan, maka itu sangat mungkin terjadi,” kata Trump. 

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga mengungkapkan bahwa pertemuan antara Presiden AS dan Rusia sedang dalam tahap persiapan.

Baru-baru ini, Presiden Putin juga secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk duduk bersama Presiden Zelensky. Pernyataan ini jelas menunjukkan sikap terbuka dan niat baik dari Rusia kepada pemerintahan Trump dalam upaya menyelesaikan krisis Ukraina. Karena itu, apakah pertemuan “Double Trump-Putin” akan terjadi di Arab Saudi, publik masih menantikan dengan penuh harapan. (Hui/asr)

Laporan gabungan dari NTDTV

FOKUS DUNIA

NEWS