Perusahaan Induk Neta Motors Diajukan Pailit, Bakar Lebih dari Rp 51,3 triliun dalam Pendanaan

Pada 14 Mei, kabar bahwa Hozon New Energy Automobile Co., Ltd., perusahaan induk dari Neta Motors, diajukan pailit menjadi trending topic di Tiongkok dan menarik perhatian pasar.

EtIndonesia. Menurut situs informasi perkara restrukturisasi kebangkrutan perusahaan nasional Tiongkok pada 13 Mei, perusahaan terkait Neta Motors, yaitu Hozon New Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon Auto), tercatat dalam kasus pemeriksaan kebangkrutan baru. Pemohon adalah Shanghai Yuxing Advertising Co., Ltd., dan pengadilan yang menangani adalah Pengadilan Menengah Kota Jiaxing, Provinsi Zhejiang.

Terkait hal ini, pada  14 Mei siang, staf Neta Motors mengatakan kepada Daily Economic News bahwa itu adalah pengajuan dari sebuah perusahaan iklan ke pengadilan, bukan Neta Motors yang mengajukan pailit. “Itu adalah hak perusahaan tersebut, dan saat ini secara internal kami tidak ada rencana pengajuan kebangkrutan.”

Informasi publik menunjukkan Hozon Auto didirikan pada Oktober 2014, dengan perwakilan hukum Fang Yunzhou. 

Lingkup bisnisnya meliputi pengembangan desain, produksi, penjualan, serta layanan konsultasi terkait kendaraan energi baru dan komponennya. Perusahaan ini dimiliki bersama oleh 50 pemegang saham, termasuk Nanning Minsheng New Energy Industry Investment Partnership dan Beijing Huading New Power Equity Investment Fund.

Shanghai Yuxing sendiri didirikan pada tahun 2016, dengan ruang lingkup bisnis utama dalam desain, produksi, dan periklanan.

Neta Motors didirikan pada tahun 2018, sebagai merek kendaraan listrik pintar milik Hozon Auto.

Menurut laporan JRJ.com, sejak tahun 2017, Hozon Auto telah menyelesaikan 10 putaran pendanaan dengan total sebesar RMB.22,844 miliar . Namun, Neta Motors membakar uang dengan kecepatan luar biasa. Pendapatan operasional dari tahun  2021 hingga 2023 masing-masing sebesar 5,09 miliar, 13,05 miliar, dan RMB.13,55 miliar. Namun margin kotor mereka masing-masing adalah -1,748 miliar, -2,939 miliar, dan -2,014 miliar RMB. dengan margin kotor sebesar -34,4%, -22,5%, dan -14,9%. Rugi bersih perusahaan dari tahun 2021 hingga 2023 adalah masing-masing 4,84 miliar, 6,666 miliar, dan 6,867 miliar yuan—dengan total kerugian bersih melebihi 18,3 miliar RMB..

Pada 20 Maret tahun ini, Hozon Auto dan Fang Yunzhou mendapat perintah pembatasan konsumsi baru, juga diajukan oleh Shanghai Yuxing. Nilai pelaksanaan dalam perintah pembatasan tersebut sebesar RMB.5,312,566 .

Menurut data dari Tianyancha, Hozon Auto memiliki 91 informasi pembekuan saham dan 95 entri sebagai pihak yang dieksekusi, dengan total nilai eksekusi sebesar RMB.144,992,700 .

Sebelumnya dikenal sebagai “raja penjualan bulanan dengan 150.000 unit”, kini Neta Motors bahkan tidak mampu membayar pajak. Pada 25 April, karena tunggakan pajak sebesar lebih dari RMB.2,15 juta , perusahaan dilaporkan oleh Biro Pajak Provinsi Zhejiang dari Administrasi Pajak Negara Tiongkok.

Sejak Oktober tahun lalu, Neta Motors dilanda isu penunggakan gaji dan pemutusan hubungan kerja massal. CEO Zhang Yong digantikan oleh pendiri sekaligus ketua, Fang Yunzhou.

Menurut Tech Planet pada 13 April tahun ini, CEO sebelumnya, Zhang Yong, dikabarkan telah mengurus visa Inggris sebelum mengundurkan diri dan saat ini berada di Inggris. Seorang sumber mengatakan bahwa Zhang Yong sudah berada di Inggris sebelum pengunduran dirinya dan masih berada di sana hingga sekarang.

Menanggapi kabar tersebut, Zhang Yong melalui media sosial mengatakan, “Terima kasih atas perhatian semua pihak. Melihat berbagai rumor di internet, saya saat ini masih menjabat sebagai penasihat Neta Motors dan aktif membantu perusahaan dalam penggalangan dana.” Namun, ia tidak menanggapi pertanyaan sensitif seperti lokasi keberadaannya saat ini atau kapan ia akan kembali ke Tiongkok.

Menurut data Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok (CPCA), dalam 10 bulan pertama tahun 2024, penjualan Neta Motors mencapai 85.700 unit, turun 15,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Setelah Oktober 2024, Neta Motors tidak lagi mengumumkan data penjualan.

Selama libur Hari Buruh (“May Day”), Neta Motors kembali menjadi sorotan setelah dilaporkan bahwa aplikasinya tidak dapat digunakan karena kehabisan kuota data internet, dan topik ini menjadi viral di berbagai platform.

Beberapa pemilik mobil Neta mengeluhkan bahwa sejak 2 Mei, mereka tidak dapat mengakses aplikasi Neta, termasuk fungsi kendali jarak jauh kendaraan. Seorang sumber anonim mengungkapkan bahwa gangguan ini terjadi akibat kehabisan kuota data dan tidak ada staf yang menangani selama libur panjang.

Baru pada 5 Mei, layanan aplikasi dan situs web resmi Neta kembali berfungsi secara normal.

Pada 18 Maret, beredar kabar bahwa tim riset dan pengembangan Neta Motors mulai dibubarkan dan proses pemutusan hubungan kerja sedang berjalan, dengan kompensasi skema N+1 dibayarkan sebelum 30 Mei. Neta Motors kemudian membantah kabar ini, menyatakan bahwa perusahaan sedang melakukan optimalisasi organisasi dan proses untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.

Selanjutnya, muncul kabar bahwa kantor pusat Neta Motors “dikepung” oleh para pemasok. Dilaporkan bahwa jumlah utang kepada para pemasok hampir dua pertiga dari total utang perusahaan, dan total utangnya mendekati RMB.10 miliar . Investor potensial yang telah diajak berdiskusi meminta agar utang Neta dikurangi sebelum mereka mau menanamkan modal.

Kondisi sulit yang dialami Neta Motors mencerminkan keadaan industri kendaraan listrik di Tiongkok. Karena dorongan dari pemerintah Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok), berbagai daerah secara membabi buta membangun industri kendaraan listrik, menyebabkan kelebihan kapasitas produksi. Selain membanjiri pasar luar negeri, banyak perusahaan kendaraan listrik di dalam negeri juga terpaksa gulung tikar.

Menurut data dari Car Quality Network, sejak tahun 2020, sebanyak 35 merek mobil telah resmi keluar dari pasar Tiongkok, bangkrut, restrukturisasi, atau menghentikan operasionalnya. Di antara perusahaan kendaraan energi baru yang bangkrut termasuk Hycan, Jiyue, HiPhi, WM Motor, Byton, Aiways, dan Singulato. (Hui)

Penerjemah dan penyunting: Li Enzhen

FOKUS DUNIA

NEWS