Putin Dipermalukan! Gagal Tunjukkan Kekuatan — Rusia Gagal Luncurkan Rudal Balistik Antar Benua Yars yang Diklaim Mampu Menjangkau 10.000 Km

EtIndonesia. Berdasarkan laporan dari badan intelijen militer Ukraina, Rusia dijadwalkan melakukan peluncuran rudal balistik antar-benua RS-24 Yars pada malam sebelumnya dengan dalih latihan tempur. Namun, peluncuran ini gagal dilakukan, tanpa penjelasan resmi dari pihak Rusia. Kejadian ini mempermalukan Kremlin yang sebelumnya gencar mempromosikan rudal ini sebagai senjata strategis yang bisa menjangkau target sejauh lebih dari 10.000 km—ditujukan untuk menggertak Ukraina dan negara-negara Barat.

Rencana Peluncuran Gagal Terwujud, Tak Ada Jejak di Langit

Menurut laporan Reuters pada tanggal 18, yang mengutip sumber dari Dinas Intelijen Pertahanan Ukraina, peluncuran rudal RS-24 Yars dijadwalkan berlangsung dari wilayah Sverdlovsk di Rusia, yang berdekatan dengan Kota Nizhny Tagil (hanya sekitar 25 kilometer jauhnya). Lokasi yang relatif dekat dengan pemukiman ini dinilai berisiko, karena jejak peluncuran sangat mungkin direkam warga dan tersebar luas di internet.

Namun hingga kini, tidak ditemukan satu pun video atau bukti visual yang menunjukkan adanya peluncuran tersebut. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa peluncuran batal dilakukan atau mengalami kegagalan teknis yang sengaja ditutup-tutupi.

Rudal yang Ditakuti Tapi Rentan Masalah

Menurut data dari Missile Defense Project, sebuah lembaga di bawah naungan think tank Washington, RS-24 Yars adalah rudal balistik antar-benua (ICBM) berjenis tiga tahap dengan mesin roket bahan bakar padat. Rudal ini dilengkapi dengan tiga hulu ledak terpisah (Reentry Vehicles/RV) serta alat bantu penetrasi (penetration aid) yang memungkinkan rudal menembus sistem pertahanan lawan dan menghancurkan target dalam radius hingga 10.500 kilometer. Dikenal dengan mobilitas tinggi dan daya rusak besar, Yars menjadi tulang punggung kekuatan nuklir strategis Rusia.

Namun begitu, ini bukan kali pertama rudal ini mengalami masalah. Laporan dari Defense Express menyebutkan bahwa pada tahun 2023, Rusia dua kali mengalami kegagalan peluncuran RS-24 Yars, di mana rudal keluar dari jalur yang ditentukan (loss of trajectory). Hal ini diyakini bisa jadi alasan utama mengapa peluncuran terbaru tidak terealisasi.

Apalagi, peluncuran ini dilakukan bertepatan dengan momen pembicaraan sensitif antara Moskow dan Washington, sehingga Kremlin kemungkinan enggan menanggung malu jika rudalnya kembali gagal, apalagi di hadapan dunia internasional.

Kemungkinan Masalah pada Tahap Awal Peluncuran

Defense Express juga tidak menutup kemungkinan bahwa kegagalan terjadi pada tahap pertama peluncuran. Meskipun RS-24 Yars merupakan versi modern dari rudal Topol-M (RT-2PM2), yang dikenal lebih tua, Rusia tetap memiliki rekam jejak yang tidak mulus dalam proyek rudal jarak jauhnya.

Pada tahun 2024, misalnya, Rusia mengalami insiden ledakan saat mencoba meluncurkan rudal balistik antar-benua RS-28 Sarmat, yang seharusnya lebih canggih. Insiden ini memperlihatkan bahwa meskipun Rusia terus membanggakan persenjataan strategisnya, resiko kegagalan teknis masih tinggi.

Kesimpulan: Propaganda Nuklir yang Gagal Terealisasi

Rencana peluncuran RS-24 Yars oleh Rusia, yang sejatinya dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan strategis dan sinyal ancaman ke Barat, justru menjadi bumerang akibat gagal terlaksana dan mengundang keraguan atas kemampuan militer Moskow.

Ketika ancaman nuklir dijadikan alat diplomasi dan intimidasi, kegagalan teknis semacam ini bukan hanya memalukan di mata dunia, tetapi juga menggerus kredibilitas Rusia sendiri di panggung internasional.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS