EtIndonesia. Baru-baru ini, wabah COVID-19 kembali meningkat di berbagai tempat seperti Shanghai dan Shenzhen. Banyak rumah sakit kembali dipadati oleh pasien. Seorang netizen di Shanghai mengungkapkan bahwa dalam gelombang wabah ini ada pasien yang meninggal dunia, namun rumah sakit tidak mencatat penyebabnya sebagai infeksi COVID.
Wabah di Shenzhen Meningkat Selama 8–9 Minggu Berturut-turut
Pada 20 Mei, Wakil Direktur Komisi Kesehatan Shenzhen sekaligus Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Shenzhen, Yan Jixiang, mengkonfirmasi kepada “Shenshi News” bahwa “pemantauan terhadap COVID terus dilakukan, dan saat ini (di Kota Shenzhen) sudah meningkat selama 8–9 minggu berturut-turut.”
Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Guangdong baru-baru ini merilis data penyakit menular pada April. Jumlah kasus infeksi COVID tercatat sebanyak 23.188 kasus. Dibandingkan dengan Maret yang hanya 3.548 kasus, terjadi peningkatan hampir 20.000 kasus.
深圳疫情升溫,一名女子中招,蓋三床被子還發冷。 pic.twitter.com/iPi8QzZq8E
— 中國禁聞 (@CensoredCN) May 21, 2025
Di Hong Kong, indikator utama pemantauan COVID mencapai titik tertinggi dalam setahun terakhir. Tingkat positif dari tes meningkat dari 6,21% empat minggu lalu menjadi 13,66%. Dalam satu bulan tercatat 81 kasus serius pada orang dewasa, di antaranya 31 orang meninggal dunia.
Para ahli memperkirakan puncak infeksi COVID akan terjadi sekitar akhir Mei.
Pada 19 Mei, netizen “Xiao Tao Jie di Shenzhen” mengunggah video di media sosial, mengatakan bahwa dirinya terinfeksi, “Di Shenzhen yang sangat panas ini, saya sampai kedinginan dan harus menyelimuti diri dengan tiga lapis selimut. Walau banyak berkeringat, tapi tetap merasa menggigil.”
Netizen “Shoufu Dashi Xiong” pada 20 Mei mengatakan dalam videonya: “COVID sekarang ganas sekali. Hari ini saya ingin belajar main drum, tapi guru drum saya juga positif.”
Netizen Shanghai: Ada yang Meninggal Dunia Karena COVID
Tak hanya di Shenzhen, peningkatan kasus COVID juga terjadi di Shanghai. Di berbagai rumah sakit di Shanghai, proporsi pasien COVID di unit gawat darurat dan poliklinik demam juga meningkat.
近日,上海新冠疫情升溫,一名女子已經三陽了,怕自己活不到60歲。 pic.twitter.com/0WUgb6b0kV
— 中國禁聞 (@CensoredCN) May 21, 2025
Seorang staf di poliklinik demam Rumah Sakit Pusat Distrik Putuo, Shanghai, mengonfirmasi bahwa proporsi kasus positif COVID memang mengalami peningkatan yang jelas. Perawat akan langsung memberikan surat pengantar untuk pemeriksaan darah, COVID, dan influenza di meja pendaftaran awal guna meningkatkan efisiensi diagnosis.
Netizen Shanghai bernama “Kole Kecheng Zhang Riji” mengunggah video dan mengatakan bahwa pada 10 Mei ia pergi ke Kuil Longhua dan setelah itu merasa tidak enak badan. Kakaknya juga mengalami demam tinggi sepulang dari bepergian pada malam harinya. Ia sendiri mulai mengalami demam tinggi pada malam 11 Mei, merasakan panas dingin yang bergantian. “Saya sudah terkena COVID untuk ketiga kalinya, rasanya kalau terus seperti ini saya tidak akan hidup sampai usia 60.”


Banyak netizen di Shanghai berdiskusi soal COVID di kolom komentar:
- “Di pabrikku, dari sepuluh orang delapan sedang flu. Aku tanya, kenapa bisa flu di cuaca panas begini? Mereka jawab itu COVID, bikin gemetar.”
- “Anakku yang usia 15 bulan demam, dan hasilnya positif.”
- “Sepupuku pulang dari liburan, satu keluarga demam tinggi sampai 40 derajat.”
Ada juga netizen yang mengungkapkan bahwa dalam gelombang COVID ini ada yang meninggal, namun pihak berwenang menyembunyikannya: “Kalau bukan orang yang kamu kenal, kamu nggak akan tahu. Rumah sakit tidak menuliskan penyebabnya sebagai COVID, tapi pneumonia atau yang lainnya.”
- “Ada! Di kampung saya pada Maret sudah ada. Teman adik ipar saya meninggal dunia karena COVID.” (Hui/asr)
Laporan oleh Luo Tingting / Editor: Fan Ming – NTD