Komite Khusus DPR AS untuk Masalah Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini mengeluarkan peringatan darurat: waktu untuk mencegah perang di kawasan Indo-Pasifik semakin menipis. Kongres AS saat ini harus memanfaatkan kesempatan ini untuk secara komprehensif mencegah invasi bersenjata Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke Taiwan
EtIndonesia. Pada 21 Mei, Komite Khusus DPR AS untuk PKT merilis siaran pers yang merangkum poin-poin penting dari sidang dengar pendapat yang digelar pada 15 Mei. Para saksi dan anggota parlemen sepakat mendesak AS segera mengambil tindakan, termasuk memperkuat kekuatan militer sekutu, memperkuat pertahanan Taiwan, memperkuat infrastruktur siber AS, serta mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan.
Ketua Komite, John Moolenaar, dalam sidang menegaskan bahwa tahun 2027 adalah titik waktu yang sangat penting. Dikatakan bahwa Xi Jinping telah memerintahkan militer Tiongkok untuk siap melakukan invasi ke Taiwan sebelum tahun tersebut.
Moolenaar menyatakan bahwa meskipun perang di Selat Taiwan belum tentu pecah pada 2027, AS dan sekutunya harus memandang ancaman tersebut sebagai sesuatu yang “sangat mendesak” dan mengambil langkah efektif.
Peneliti dari Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, Shen Ming-shih, berkomentar: “Maksudnya adalah ini sangat mendesak, dan perlu menghitung secara cermat kemampuan AS saat ini dalam menanggapi agresi eksternal Tiongkok secepat mungkin. Ini menunjukkan bahwa Kongres AS semakin serius dalam menghadapi kemungkinan invasi militer Tiongkok ke Taiwan.”
Moolenaar juga mengatakan: “Kami tidak mencari perang, tapi ingin mencegahnya. Pencegahan hanya akan efektif jika Xi Jinping yakin bahwa biaya agresi terlalu tinggi untuk ditanggung. Menunda pencegahan sama saja dengan menyangkalnya.”
Mantan Panglima Angkatan Darat AS di Pasifik, Charles Flynn, menyatakan bahwa PKT tidak gentar terhadap kapal dan pesawat AS, sehingga AS harus mengembangkan kekuatan darat untuk menggagalkan tujuan militer PKT.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS, Kurt Campbell, mengatakan bahwa sekutu global sedang mengamati dengan saksama bagaimana AS merespons PKT.
Dr. Chung Chih-tung dari Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan menyatakan bahwa pemerintahan Trump sedang mengalihkan fokus strategis global ke kawasan Indo-Pasifik.
“Pemerintahan Trump memiliki kecenderungan anti-perang karena perang merugikan perdagangan dan ekonomi. Strateginya adalah menciptakan efek gentar dengan kekuatan besar agar PKT merasa bahwa biaya perang terlalu tinggi, bahkan tidak mampu mencapai tujuan politiknya. Jika demikian, maka PKT tidak akan memulai perang dengan mudah.”
Komite tersebut merinci enam alasan mengapa melindungi Taiwan bermanfaat bagi AS, dan lima alasan mengapa rakyat AS harus peduli jika Taiwan diserang.
Sementara itu, laporan media yang mengutip dokumen strategis pemerintah AS yang bocor menyebutkan bahwa “mencegah invasi PKT ke Taiwan” kini telah menjadi prioritas utama Pentagon.
Menurut Dr. Chung, pentingnya Taiwan bagi AS dapat dibagi menjadi tiga aspek utama:
- Strategis-geografis: Jika PKT menguasai Taiwan, maka akan mampu menembus rantai pulau pertama dan bebas keluar-masuk Pasifik, mengancam negara-negara tetangga dan menantang posisi militer AS di kawasan.
- Rantai pasok global: Taiwan memiliki posisi unik dalam rantai pasok global, terutama dalam teknologi. Perang di Selat Taiwan akan mengguncang industri global.
- Kredibilitas global AS: Jika AS gagal mencegah agresi Tiongkok terhadap Taiwan, hal itu akan merusak kredibilitas globalnya secara signifikan.
Purnawirawan Jenderal Taiwan yang pro-Tiongkok, Lee Cheng-chieh, baru-baru ini menyatakan kepada media bahwa PKT kemungkinan akan menerapkan taktik “kepung titik, serang bala bantuan”, yaitu dengan menempatkan armada di wilayah tertentu untuk memancing pasukan AS dan Jepang, lalu menyerang mereka dengan rudal dan pesawat tempur setelah memasuki jangkauan.
Shen Ming-shih menanggapi: “Saya sudah mengatakan dua tahun lalu, bahwa PKT akan menggunakan dua metode terhadap Taiwan: satu, ‘kepung titik, serang bala bantuan’; dua, ‘blokir bantuan, serang titik’. Fokus serangan bisa ke Taiwan atau ke bantuan eksternal. Bila Taiwan sulit ditaklukkan, mereka akan lebih dulu menetralisir bantuan luar. Jadi pernyataan Lee hanya separuh kebenaran, dan sepertinya lebih bertujuan menggertak AS dan melemahkan semangat rakyat Taiwan.”
Media Jepang, Sankei Shimbun, baru-baru ini melaporkan bahwa PKT mungkin akan memulai perang terhadap Taiwan lebih awal, yakni pada tahun 2026.
Shen Ming-shih menambahkan bahwa meski ada berbagai spekulasi mengenai waktu invasi, yang jelas jika AS dan Jepang ikut campur, maka secara militer PKT tidak bisa menandingi, setidaknya belum memiliki jaminan kemenangan. (Hui)
Sumber : NTDTV.com