Seorang akademisi New Zealand telah mengalami pemutusan hubungan kerja dan sebuah surat yang mengancam setelah penelitiannya menerangkan bagaimana Partai Komunis Tiongkok mengancam kedaulatan negaranya.
Profesor University of Canterbury, Anne-Marie Brady mengatakan kepada Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Australia di Canberra bahwa baik kantor maupun rumahnya baru saja dibobol, melaporkan NZ Herald.
“Saya sempat istirahat di kantorku Desember lalu. Saya menerima surat peringatan, minggu ini, bahwa saya akan diserang. Dan kemarin, saya mengalami pencurian di rumah saya,” kata Brady, menambahkan bahwa pencurian rumahnya tersebut sangat mencurigakan.
“Saya memiliki tiga laptop, termasuk yang digunakan untuk pekerjaan, telah dicuri. Dan telepon. Barang-barang berharga lainnya tidak diambil. Polisi sekarang sedang menyelidiki hal itu,” katanya.
Akademisi Selandia Baru @Anne_MarieBrady melaporkan adanya pencurian mencurigakan di rumah dan kantornya setelah menerbitkan makalahnya tentang upaya Tiongkok untuk menggunakan pengaruh di luar negeri https://t.co/BqbT9zZjLY pic.twitter.com/iDgsKwuT2U
– Anna Fifield (@annafifield) 16 Februari 2018
Brady menunjukkan bahwa orang-orang yang terkait dengan kehidupannya di Tiongkok telah dipanggil oleh keamanan negara untuk diinterogasi.
Kecurigaannya ialah bahwa kejadian ini adalah upaya-upaya untuk melumpuhkan upaya penelitian Brady.
Pada bulan September, dia menerbitkan sebuah makalah “Magic Weapons: China’s Political Influence Activities Under Xi Jinping” (Senjata Sihir: Aktivitas Pengaruh Politik Tiongkok di bawah Xi Jinping), yang berfokus pada pengaruh Tiongkok di Selandia Baru, dan pada bulan November dia mengeluarkan saran kebijakan yang didedikasikan untuk bagaimana pemerintahannya harus menangani apa yang dia gambarkan sebagai “sebuah kampanye campur tangan asing yang dilakukan oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT).”
Atas sarannya, dia memperingatkan: “Kegiatan penguasaan politik Tiongkok yang rahasia, korup, dan aktivitas-aktivitas mempengaruhi politik menggunakan paksaan dan ancaman di Selandia Baru sekarang berada pada tingkat kritis.”
Brady mengatakan kepada media Stuff bahwa upaya intimidasi baru-baru ini tidak mengejutkan.
“Saya meneliti hal ini; Inilah taktik yang saya pelajari.Saya siap untuk ini, tentu saja. Dan saya telah melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Jadi saya tidak terkejut dan saya tidak terintimidasi,” katanya.
Saya tidak bisa berhenti memikirkan spanduk yang saya lihat di luar kamp militer Angkatan Pertahanan NZ di Trentham minggu lalu #nzpol #magicweapons @NZDefenceForce pic.twitter.com/d5ZPwI6Q5G
– Anne-Marie Brady (@Anne_MarieBrady) 10 Februari 2018
Orang-orang Tiongkok juga dilaporkan telah menekan Canterbury University dan pemerintah Selandia Baru pada tahun 2015 atas penelitian Brady tentang kepentingan-kepentingan Tiongkok atas wilayah Antartika dan Arktika.
Brady mengatakan kepada Newshub bahwa negaranya menghadapi masalah ini “dengan sangat hati-hati.”
“Saya pikir sudah saatnya kita membuat sebuah pernyataan, mengakui bahwa ini terjadi secara global dan bahwa Selandia Baru akan melakukan apapun untuk mempertahankan kedaulatan kita,” kata Brady.
“Dan itu tidak ditujukan tidak hanya pada satu negara, setiap negara ingin melindungi integritas sistem politiknya dan melindungi kedaulatannya.”
Apa yang sedang terjadi di Selandia Baru mencerminkan kekhawatiran di wilayah yang tidak jauh dari Australia. Bulan lalu, sumber-sumber mengatakan kepada 9 NEWS bahwa Tiongkok berada di puncak daftar agen mata-mata domestik Australia di sebuah indeks kontra intelijen rahasia per negara sebagai ancaman paling ekstrem terhadap keamanan nasional negara tersebut. Lihat episode ini dari China Uncensored untuk informasi lebih lanjut yang berkaitan dengan hal ini: (Visiontimes/ran)
ErabaruNews