Epochtimes.id- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Rabu (28/02/2018) meminta Taliban untuk mengambil bagian dalam perundingan damai untuk menyelamatkan negara.
Presiden Afghanistan menawarkan keamanan dan insentif seperti paspor kepada pemberontak yang bergabung dalam perundingan.
Ghani menyampaikannya pada Konferensi Proses Kabul ke-2 yang dihadiri oleh perwakilan dari lebih dari 20 negara dan organisasi internasional. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Acara ini digelar di Kabul 27-28 Februari 2018.
“Kami akan mempertimbangkan pandangan Taliban dalam perundingan damai,” katanya.
Ghani mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan akan menyediakan paspor dan mengeluarkan visa untuk anggota Taliban dan keluarga mereka dan membuka kantor untuk mereka di Kabul.
Dia mengatakan bahwa pemerintahnya juga akan berupaya menghapus sanksi terhadap para pemimpin Taliban.
Pada pernyataannya, Presiden Afghanistan menyatakan gencatan senjata harus disepakati dan Taliban harus dinyatakan sebagai kelompok politik.
“Pemerintah Afghanistan harus menerima dan kami juga akan bekerja dalam daftar pembebasan tahanan Taliban,” katanya.
Gerilyawan Taliban telah disebut memicu kekerasan yang meningkat di Afghanistan sejak pasukan AS dan NATO menyelesaikan misi tempur pada tahun 2014.
Serangan baru-baru ini telah menggarisbawahi kelemahan pasukan keamanan Afghanistan lebih dari 16 tahun setelah invasi pimpinan AS menggulingkan Taliban.
Pejabat Asisten Deputi Kemenlu AS untuk Asia Selatan dan Tengah Alice Wells mengatakan Amerika Serikat telah membiarkan pintu terbuka untuk berdialog dengan Taliban.
Taliban dalam sebuah pernyataan Senin meminta pejabat A.S. untuk berbicara langsung dengan kantor politik mereka mengenai solusi damai untuk pertempuran tersebut.
“Ini akan membantu dalam menemukan solusi jika Amerika menerima tuntutan yang sah dari orang-orang Afghanistan dan meneruskan keprihatinannya sendiri dan permintaan untuk diskusi ke Emirat Islam melalui sebuah saluran damai,” kata pernyataan tersebut.
Taliban mengatakan dalam pernyataan AS harus mengakui bahwa konflik tersebut tidak dapat dipecahkan dengan militer.
Selama akhir pekan di provinsi Farah barat, setidaknya 18 tentara tewas ketika pos pemeriksaan tentara diserang oleh gerilyawan Taliban. Dua tentara lainnya terluka dalam serangan di distrik Bala Buluk, menurut pejabat kementerian pertahanan.
Pada 27 Januari, seorang penyerang Taliban menaiki ambulans berisi bahan peledak ke jantung kota, menewaskan sedikitnya 103 orang dan melukai sebanyak 235 orang.
Taliban mengklaim serangan ambulans tersebut, dan juga serangan seminggu lebih awal di mana gerilyawan menyerbu sebuah hotel mewah di Kabul, menewaskan 22 orang, termasuk 14 orang asing, dan memicu pertempuran 13 jam dengan pasukan keamanan.
Ghani juga meminta perundingan government-to-government dengan Pakistan.
Konferensi pertama Kabul Process pertama kali diadakan pada Juni tahun lalu. (asr)
Sumber : Associated Press via NTDIN.TV/Facebook ARG