Setelah Eks Intel Rusia Diracun, Pengusaha Rusia dalam Pengasingan Ditemukan Tewas Misterius di London

187
Nikolai Glushkov, pengusaha Rusia dalam pengasingan ditemukan tewas dalam rumah kediamannya di London. (AFP/Will Edwards)

oleh Xia Yu

Seorang pengusaha Rusia dalam pengasingan di Inggris, Nikolai Glushkov ditemukan tewas di dalam sebuah kediamannya di London.

Pihak berwenang Inggris telah menolak permintaan Rusia untuk menangkap Nikolai Glushkov yang dituduh melakukan penipuan dan menuntut ekstradisi.

Ini adalah kasus kedua kematian misterius orang-orang buangan Rusia di London dalam waktu berdekatan.

Pat Egan, seorang tetangga rumah Nikolai Glushkov menceritakan kematian Nikolai kepada reporter CNN, bahwa pada Selasa (13/03/2018) dini hari sekitar pukul 03:30 datang beberapa anggota polisi yang mengetuk pintu rumahnya, menanyakan Pat atau suaminya apakah melihat ada orang yang mencurigakan atau mendengar sesuatu yang tidak biasa.

Kepolisian Inggris dalam sebuah pernyataannya menyebutkan, pihaknya sedang mendalami sebuah kasus kematian mendadak seorang pria berusia 60 tahun yang terletak di bagian barat daya kota London. Tetapi kepolisian tidak mengungkap identitas pria yang dimaksud.

Pernyataan menyebutkan bahwa penyebab kematian pria termaksud sampai saat ini belum  dapat dijelaskan, Sebagai tindakan preventif, tim kontra-terorisme akan bertanggung jawab atas penyelidikan tersebut.

“Tidak ada bukti yang dapat mengkaitkan kematian pria tersebut dengan insiden Salisbury,” kata pihak polisi.

Pekan lalu, mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal yang berusia 66 tahun dan putrinya yang berusia 33 tahun ditemukan terbaring lunglai di atas bangku panjang di pusat kota Salisbury, Inggris.

Investigasi menunjukkan bahwa kedua orang tersebut mengalami serangan racun dari orang lain yang melumpuhkan saraf otak.

Pat Egan mengatakan bahwa petugas forensik yang datang ke lokasi kejadian tidak mengenakan pakaian pelindung. Dia menambahkan bahwa polisi berhasil mengumpulkan sejumlah bukti yang dimasukkan ke dalam beberapa tas.

Menurut informasi dari Kedutaan Besar Rusia di London, pihak berwenang Rusia menuduh Nikolai Glushkov melakukan penipuan dan korupsi berskala besar saat bertugas sebagai eksekutif maskapai penerbangan nasional Rusia. Pada bulan Februari 2016, Inggris menolak permintaan Rusia untuk mengekstradisi Glushkov.

CNN melaporkan bahwa kematian Glushkov diperkirakan ada hubungannya dengan penyelidikan terhadap kasus keracunan Alexander Litvinenko di Inggris. Pada tahun 2006, Litvinenko sedang minum teh yang tercemar oleh bahan radioaktif pol-210 di sebuah pub di London yang menyebabkan ia meninggal dunia.

Glushkov mengaku kepada penyidik bahwa dirinya pernah bertemu dengan Litvinenko.

Selain itu, pada 23 Maret 2013, taipan Rusia yang diasingkan Boris Berezovsky meninggal di rumahnya di London barat daya. Pengawalnya menemukan jenasah Boris dengan leher terlilit seutas tali dan tergeletak dalam kamar mandinya yang terkunci.

Polisi Inggris pada saat itu menjelaskan bahwa mereka tidak menemukan tanda-tanda korban memberontak yang menunjukkan bahwa Berezovsky melakukan bunuh diri.

Nikolai Glushkov adalah teman Boris Berezovsky, ia pernah bekerja pada perusahaan mobil LogoVAZ yang dimiliki Boris, dan Nikolai secara terbuka berpendapat bahwa konglomerat yang diasingkan itu tewas akibat pembunuhan.

Boris Berezovsky melarikan diri ke Inggris pada tahun 2000 karena setahun sebelumnya berselisih pendapat dengan Putin. Namun, Nikolai Glushkov pindah ke Inggris karena di Rusia ia dituduh melakukan pencucian uang dan penipuan. Dia masuk penjara selama 5 tahun dan bebas pada tahun 2004. Tahun 2010, ia memperoleh status suaka politik dari pemerintah Inggris, namun pengadilan Rusia terus mengejarnya. (Sinatra/asr)