EpochTimesId – Moskow mengatakan kepada Inggris agar memotong lebih dari 50 staf diplomatik dan teknisnya di Rusia. Permintaan itu merupakan imbas semakin memburuknya hubungan diplomati yang dipicu serangan racun saraf terhadap mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Inggris.
Moskow juga menuntut penjelasan resmi terkait pemeriksaan penumpang pesawat Rusia di London. Mereka mengatakan pihaknya juga berhak bertindak serupa terhadap maskapai penerbangan Inggris di Rusia. Inggris mengatakan bahwa pemeriksaan itu adalah razia rutin.
Lebih dari 100 diplomat Rusia telah diusir oleh negara-negara Barat, termasuk 23 dari Inggris. Langkah tersebut sebagai hukuman terhadap Kremlin atas serangan 4 Maret 2018 terhadap Sergei Skripal dan putrinya Yulia Skripal di kota bersejarah Inggris, Salisbury.
Video Pilihan Erabaru Chanel :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA
London mengatakan Moskow bertanggung jawab atas penggunaan untuk pertama-kalinya racun saraf kelas militer di tanah Eropa sejak Perang Dunia II. Menteri pertahanan Inggris pada hari Sabtu (31/3/2018) mengatakan dukungan sekutu internasional terhadap Inggris sangat ‘membesarkan hati’.
Rusia membantah bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka justru balik menuding bahwa tuduhan itu sebagai rencana Barat untuk menyabotase hubungan Timur-Barat dan mengisolasi Moskow.
Rusia telah membalas dengan mengusir 23 diplomat Inggris. Pada hari Jumat (30/3/2018), Kementerian Luar Negeri Rusia juga memanggil Duta Besar Inggris Laurie Bristow dan mengatakan kepadanya bahwa London memiliki waktu satu bulan untuk memangkas kontingen diplomatiknya di Rusia dengan ukuran yang sama seperti misi Rusia di Inggris. Rusia juga mengusir 59 diplomat dari 23 negara lain yang mendukung Inggris.
Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris menyebut langkah Rusia itu sangat disesalkan. Inggris mengatakan pihaknya mempertimbangkan implikasi dari langkah-langkah itu. Dia tidak mengatakan berapa banyak staf diplomatik di Rusia akan terpengaruh, namun Kedutaan Besar Inggris di Moskow mengatakan pengurangan tidak termasuk pada staf layanan publik.
Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, permintaan itu berarti Inggris harus memotong lebih dari 50 staf dan pegawai. Jumlah itu lebih banyak daripada staf diplomatik dan teknis yang sudah meninggalkan Rusia, sebanyak 23 diplomat.
“Kami meminta paritas. Orang Inggris memiliki 50 diplomat lebih banyak daripada orang Rusia,” kata Zakharova, Sabtu.
Kedutaan Besar Rusia juga menyarankan warga Rusia untuk berpikir dua kali sebelum bepergian ke Inggris. Mereka memperingatkan meningkatnya sentimen anti-Rusia dan kemungkinan pelecehan dari pihak berwenang Inggris, termasuk risiko objek intelijen yang ditanam di bagasi mereka.
“Kami tidak dapat mengesampingkan peningkatan perhatian oleh lembaga penegak hukum dan dinas intelijen Inggris kepada pemegang paspor Rusia,” kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.
Sementara Kementerian Transportasi Rusia menuntut Inggris menjelaskan alasan pesawat Aeroflot Rusia digeledah di Bandara Heathrow pada hari Jumat. Kedutaan Besar Rusia di London menyebutnya sebagai provokasi terbuka.
Inggris membantah tudingan itu. Mereka mengatakan bahwa pemeriksaan itu adalah razia rutin.
“Ini adalah rutinitas (agen imigrasi Inggris) untuk memeriksa pesawat guna melindungi Inggris dari kejahatan terorganisir dan dari mereka yang berusaha membawa bahan berbahaya seperti obat-obatan atau senjata api ke negara ini,” kata Menteri Keamanan Ben Wallace.
Kedutaan Rusia mengatakan logika Wallace ‘sulit dipahami’ dan hanya memperkuat keraguannya tentang insiden itu.
Kantor Luar Negeri Inggris juga mengatakan sedang mempertimbangkan memungkinkan kunjungan di bawah istilah akses konsuler untuk Yulia Skripal. Yulia mulai pulih di rumah sakit dan tidak lagi dalam kondisi kritis.
Kedutaan Rusia mengatakan bahwa mereka telah menghubungi Viktoria Skripal, sepupu Yulia. “Setelah menerima konfirmasi bahwa kondisi Yulia Skripal semakin membaik dan dia dapat berkomunikasi, dia mengatakan dia ingin pergi ke London dan mengunjungi sepupunya,” kata kedutaan.
Video rekomendasi Erabaru Chanel :
BBC melaporkan pada hari Jumat bahwa Yulia sudah sadar dan dapat berbicara. Kondisi itu diperkirakan akan dapat membantu penyelidikan tentang bagaimana dia dan ayahnya diracuni.
Keracunan di wilayah Inggris itu telah menyatukan banyak orang Barat dalam mengambil tindakan terhadap apa yang dianggapnya sebagai kebijakan permusuhan Presiden Vladimir Putin. Bahkan, termasuk Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, yang diharapkan oleh Putin akan mampu memperbaiki hubungan. (Reuters/The Epoch Times/waa)