Epochtimes.id- Komisi Pemilihan Umum Mesir mengumumkan Presiden Abdel-Fattah El-Sisi telah memenangkan pilpres periode kedua untuk masa jabatan empat tahun dengan lebih dari 97 persen suara dalam pemilihan minggu lalu. Partisipasi pemilu sekitar 41,5 persen.
El-Sisi tidak mengalami perlawanan serius, setelah serangkaian kandidat kuat berpotensi mundur.
Satu-satunya lawannya, politisi yang kurang terkenal Moussa Mustafa Moussa, adalah pendukung presiden yang tidak berusaha untuk menantangnya. Ia memenangkan 2,92 persen suara.
Lasheen Ibrahim, Kepala Komisi Pemilu Mesir mengumumkan hasil resmi pada Senin (02/04/2018) waktu setempat.
Raja Salman dari Arab Saudi telah bertemu presiden Al-Sissi dan memberi selamat kepadanya terkait kemenangan pilpres.
Presiden AS Donald Trump juga memberi ucapan selamat kepada mitranya dari Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, pada pemilihannya kembali dalam panggilan telepon dan menegaskan kembali kemitraan strategis AS dengan Mesir.
Abdel-Fattah El-Sisi pemenang pemilihan presiden tahun 2018, mengamankan masa jabatan empat tahun kedua setelah memenangkan 21.835.378 suara atau 97,08 persen suara sah.
Pada konferensi pers di Kairo pada hari Senin, NEA mengatakan bahwa 24.254.152 warga memilih dalam pemilihan di rumah dan di luar negeri, dari hampir 59 juta pemilih yang memenuhi syarat, mewakili jumlah pemilih 41,5 persen.
Otoritas pemilu Mesir, Egypt’s National Elections Authority (NEA) mengatakan Ketua Partai Ghad Moussa Mostafa Moussa, lawan tunggal El-Sisi dalam pemilihan, memenangkan 656.534 suara atau 2,92 persen dari total suara.
Pihak berwenang mengatakan jumlah surat suara yang tidak sah adalah 1.762.231 atau 7.27 persen dari total suara.
Mesir memilih di 13.706 tempat pemungutan suara di seluruh 27 wilayah kegubernuran dengan lebih dari 18.808 hakim dan 124.000 staf administrasi mengawasi proses tersebut.
Pemilu di Mesir dilaksanakan pada 26 dan 28 Maret 2018 sedangkan warga Mesir di luar negeri memilih dari 16-18 Maret, di kedutaan dan konsulat Mesir di lebih dari 120 negara di dunia.
Ayah empat anak, El Sisi lulus dari Akademi Militer Mesir pada 1977 sebagai perwira tentara Mesir.
Dia pernah sebagai atase pertahanan di Riyadh, Arab Saudi. Dia juga mengambil posisi komando di Semenanjung Sinai dan kota terbesar kedua Mesir, Alexandria.
El-Sisi adalah seorang fellow di US Army War College di Pennsylvania pada 2005-2006.
Dia diangkat sebagai kepala intelijen militer Mesir pada Januari 2010.
Setahun kemudian, ia menjadi anggota termuda dari Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF), yang memerintah negara itu setelah pemecatan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan Januari 2011.
Pada Agustus 2012, saat itu Presiden Mohamed Morsi mengangkat El-Sisi sebagai Menteri Pertahanan.
Pada Juli 2013, Presiden Islamis, Morsi digulingkan dari kekuasaan menyusul protes massal terhadap pemerintahannya yang didukung oleh tentara dan berbagai kekuatan politik Mesir.
Pada Maret 2014, El-Sisi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri pertahanan dan mencalonkan diri sebagai presiden.
El-Sisi menikah dengan sepupunya dari pihak ibu, Entissar Amer. (asr)
Sumber : Al-Ahram/Arabnews