Reporter Epoch Times, Liang Xin
Dalam menerapkan bea masuk yang bersifat menghukum Amerika, Departemen Perdagangan Beijing baru-baru ini mengumumkan, terhadap 128 jenis produk dari AS yang diberlakukan bea masuk bersifat pembalasan, telah mulai berlaku sejak tanggal 2 April. Terhadap kebijakan yang “merugikan rakyat dan diri sendiri” yang diterapkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) itu, para pakar menganalisa faktor penyebab di baliknya.
Mengapa PKT Tidak Mau Mengalah?
Mulai hari Senin lalu, PKT menerapkan bea masuk 15% terhadap 120 jenis produk dari AS termasuk juga buah-buahan dan ethanol, serta memberlakukan bea masuk 25% terhadap produk daging babi dan produk lainnya, dengan nilai keseluruhan sekitar USD 3 milyar (41, 3 triliun rupiah).
Wakil juru bicara pers Gedung Putih Lindsay Walters mengatakan, “Subsidi dan kelebihan produksi RRT adalah akar penyebab krisis besi baja. Yang harus dilakukan RRT adalah, menghentikan ancaman terhadap keamanan nasional AS dan berhenti mendistorsi perilaku perdagangan tidak adil di pasar global.”
Mantan ekonom senior wilayah RRT dari US Da Tang Group bernama Profesor Xie Zuoshi menyatakan kepada Epoch Times, jika pemerintah PKT mengalah selangkah, maka akan menguntungkan Tiongkok; dengan membuka pasar, perusahaan atau instansi yang tidak efisien akan bangkrut. Namun sumber daya yang ada tidak akan terbengkalai, dan akan beralih ke instansi atau perusahaan yang efektivitasnya tinggi.
Menurut analisa Xie, “Di mana letak permasalahan RRT? Yaitu monopoli administratif dan intervensi pemerintah, itu masalahnya.”
“Jadi, RRT harus membuka pasarnya untuk mendobrak semua penghalang itu. Penanganan yang tepat adalah, jika AS mau perang dagang, maka PKT harus mengalah, buka pasar, mengalah untuk maju, ini cara yang benar.”
Lalu mengapa PKT justru sebaliknya mau berperang dagang dengan AS? Menurut Xie, jika sebuah kue dibuat semakin besar tidak berarti setiap orang akan mendapatkan bagian lebih besar, “Setelah membuka pasar, standar kesejahteraan seluruh negeri akan meningkat, tapi kelompok pemilik kepentingan yang melakukan monopoli akan merugi.
Mengapa memilih perang dagang? Hanya ada satu penjelasan, yakni karena kelompok yang berkepentingan itu tidak rela melepaskan monopoli yang sudah dikuasainya di RRT selama ini, inilah penyebabnya, alasan berperang dagang adalah hanya untuk mempertahankan monopoli bagi kelompok yang berkepentingan ini.”
Naikkan Pajak Bahan Pokok Rakyat, PKT Sungguh Keji
Pakar ekonomi dari University of South Carolina Aiken, AS, Profesor Xie Tian berpendapat, propaganda PKT di dalam negeri adalah untuk menunjukkan pada rakyat bahwa PKT masih bernyali, berani melawan tekanan dari Amerika, dan melakukan perlawanan sengit.
Namun tindakan perlawanan atau anti-sanksi apa pun dari PKT, menurut Xie kenyataannya tidak berdampak apa-apa, dibandingkan dengan defisit AS-RRT setiap tahun yang mencapai USD 350 milyar (4.823 triliun rupiah), maka bea masuk balas dendam yang hanya USD 3 milyar itu sama sekali tak berdampak apa pun.
Xie Tian berkata, “Apalagi cara PKT adalah cara keji, yang dipilih adalah produk bahan pokok rakyat, produk yang suka dibeli rakyat dari Amerika.
PKT menjadikannya semakin mahal, agar rakyat tak mampu membelinya. PKT dengan cepat mengeluarkan kebijakan pembalasan ini, sama sekali tanpa riset yang mendalam atau penelitian, sepenuhnya hanya ego dan aksi semena-mena pemerintahan otoriter. Pemerintah AS saat menetapkan bea masuk USD 60 milyar (827 triliun rupiah) itu berdasarkan pertimbangan matang.”
Hari Rabu lalu penasihat perdagangan Gedung Putih Navarro menyatakan pada “Bloomberg”, yang ditanda tangani Trump adalah undang-undang bea masuk terhadap produk dari RRT, terfokus pada sektor industri yang ditekankan pada program “Made in China 2025”. Sebelumnya, perwakilan dagang AS Robert Lighthizer saat bersaksi di hadapan Dewan Senat mengatakan, sepuluh sektor krusial pada program “Made in China 2025” adalah ‘target utama’ penambahan bea masuk ke Amerika.
Tipu Muslihat PKT, Pasar Untuk Dapatkan Teknologi
Xie Tian menyatakan, dulu PKT melakukan tipu muslihat memanfaatkan pasarnya untuk mendapatkan teknologi, agar bisa masuk ke pasar RRT. Setelah perusahaan RRT mendapatkan teknologinya, segera diciptakan produk yang sama, dan berbalik dipasarkan ke Amerika dan negara lain di seluruh dunia.
Pemerintahan Trump pernah berhitung, peralihan teknologi secara ilegal atau paksaan seperti ini, telah mengakibatkan Amerika rugi sekitar USD 60 milyar. Bea masuk yang ditetapkan AS yang bersifat menghukum PKT hanya sebagai ganti rugi atas kerugian yang dialami perusahaan di AS saja.
“Tindakan Trump ini sangat rasional dan legal. Apalagi tindakan pemerintah AS itu memberikan waktu yang sangat cukup sebelum diterapkan secara terbuka, yakni setidaknya 30 hari sampai 60 hari untuk dinilai, diberi masukan, dan pendapat yang berbeda oleh khalayak ramai, baru ditetapkan cara pelaksanaannya, sehingga perusahaan RRT pun mempunyai cukup waktu untuk mempertimbangkannya.”
“Sedangkan PKT hanya semata demi balas dendam, tanpa mempedulikan kehidupan rakyat, juga tidak peduli peraturan dagang internasional, apalagi kriteria moralitas. Faktanya, hanya semakin menonjolkan betapa PKT sangat tidak bertanggung jawab, sangat otoriter, arogan, dan juga sama sekali tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.”
Xie Tian mengatakan, PKT saat ini mengeluarkan bea masuk balas dendam, dampaknya terhadap hubungan dagang AS-RRT sangat mungkin akan menyebabkan semakin membesarnya surplus perdagangan dengan AS.
Menurut Xie Tian, “Yang tadinya ingin meredam kemarahan pihak AS, kini justru memperburuk situasi, menambah tingkat kesulitan menyelesaikan masalah ini.”
“Jadi ini adalah cara yang bodoh yang emosional dan tidak berakal sehat. Mereka (warga AS) tentu akan menekan, tapi cara Trump ini sebenarnya bermanfaat untuk melindungi industri AS, untuk mengatasi masalah lapangan kerja dan ekspor AS. Nyatanya PKT sama sekali tidak ada kartu as lagi yang bisa dimainkan, ekonomi PKT tergantung pada ekspor ke pasar AS, tergantung pada teknologi AS dan hal lainnya. Jadi PKT pada dasarnya hanya bisa mengalah dalam hal ini.”
Menurut Xie Zuoshi, “Ini adalah kebijakan yang ekstrim keliru, pada akhirnya akan kelihatan. Sebenarnya PKT hanya melukai diri sendiri, walaupun juga melukai pihak lain, ini adalah cara yang sangat tidak baik.”
“Jadi berperang dagang dan menambah bea masuk, yang dirugikan adalah rakyat negeri sendiri, tidak ada pengecualian.”
“Perang dagang RRT-AS sekarang ibarat adu ayam, bulu ayam harus diregangkan setinggi mungkin, dengan leher sepanjang mungkin. Tapi hanya gaya gertakannya saja, awalnya PKT berlagak menakut-nakuti lawan saja. Pada akhirnya saya yakin RRT-AS pasti akan berunding untuk berkompromi, pasti akan diselesaikan lewat perundingan.” (SUD/WHS/asr)