oleh Qin Yufei
Bulan Mei ini, Partai Komunis Tiongkok memperingati ulang tahun ke-200 kelahiran Karl Marx dan mencoba menuntut kesetiaan dari seluruh anggota partai dan membujuk rakyat Tiongkok untuk percaya pada pemerintah komunis.
Namun, media asing melaporkan bahwa PKT sebenarnya sedang menjual daging anjing dengan menggantungkan kepala kambing. Warga Tiongkok sendiri sudah tidak menaruh kepercayaan terhadap PKT. Belum lagi ketahuan bahwa PKT juga pernah mempertimbangkan mengubah nama untuk memperbaiki reputasi.
Wall Street Journal melaporkan, meskipun Marxisme masih merupakan ideologi resmi, tetapi masyarakat Tiongkok sekarang lebih percaya bahwa Tiongkok sosialis hanya dalam nama saja. Berapa banyak miliarder di negara ini dan beberapa perusahaan start-up terbesar di dunia ? Kesenjangan antara elit perkotaan dan kaum miskin di pedesaan terus melebar.
“Kebanyakan orang Tiongkok tidak tertarik pada Marxisme atau Leninisme” kata Lin Heli, seorang sarjana politik di City University of Hongkong kepada TDM.
Propaganda tentang Marx yang dilakukan PKT penuh dengan makna simbolis, dengan analisis teoritisnya yang sangat buruk.
Para pejabat PKT menggambarkan Marxisme sebagai alat untuk melawan kapitalisme Barat dan merevitalisasi bangsa Tionghoa, mendorong orang untuk mendiskusikan eksploitasi kapitalis dan perjuangan kelas.
Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat PKT telah lama khawatir tentang bagaimana menyelesaikan isu tentang kontradiksi antara kapitalisme negara dan keyakinan Marxis PKT.
Pada awal tahun sembilan puluhan setelah runtuhnya Uni Soviet, pernah terjadi perdebatan antara pejabat dengan para sarjana Tiongkok soal berbagai model politik, hingga muncul pertimbangan untuk mengubah nama Partai Komunis Tiongkok dalam rangka untuk lebih mencerminkan realitas kapitalisme nasional.
Li Junru, mantan wakil kepala sekolah PKT baru-baru ini dalam sebuah acara debat internal di Beijing mengungkapkan bahwa perbincangan besar itu telah dilakukan 20 tathun silam.
Pada tahun 2010, Radio Free Asia melaporkan bahwa ada sebuah tim yang khusus dibentuk pimpinan PKT untuk mempelajari masalah ganti nama. Pihak berwenang mempertimbangkan untuk mengubah nama Partai Komunis Tiongkok menjadi Partai Sosial Demokrasi Tiongkok.
“Yang ada dalam benak Partai Komunis Tiongkok itu hanya ideologi kekuasaan, bukan sayap kiri (gagasan)” keta Richard McGregor, peneliti Lowy Institute kepada TDM.
“Partai Komunis Tiongkok tidak dihasilkan oleh keabsahan suara, sehingga harus menetapkan legitimasi melalui doktrin” kata Lin Heli, seorang sarjana politik di City University of Hongkong.
Pada tahun 2015, Daniel Bell, seorang profesor filsafat dari Beijing Tsinghua University menulis sebuah artikel untuk diterbitkan ‘Financial Times’ Inggris. Dalam tulisannya, ia menyarankan kepada Partai Komunis Tiongkok untuk mengubah nama.
Artikel itu mengatakan bahwa mengingat kebencian yang meluas terhadap komunisme di Tiongkok, gagasan untuk mempertahankan reputasi yang tetap baik sudah menjadi terlalu sulit. Bahkan anggota partai sendiri tidak mempercayai Marxisme, kebanyakan siswa telah membenci pelajaran wajib tentang Marxisme-Leninisme. Dia menyarankan untuk mengubah nama PKT menjadi Liga Elite Tiongkok.
Menurut laporan media Hongkong ‘Chengming’ bahwa, pada awal tahun 2008, mantan Ketua Komite Tetap Politbiro PKT Li Ruihuan dalam acara kehidupan organisasi partai mengatakan : Mengingat perkembangan dan teori partai terus berubah dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan masyarakat, mewujudkan kondisi nasional. Demi perkembangan jangka panjang Tiongkok, nama partai dapat diubah menjadi Partai Rakyat atau Partai Sosialis.
Zhang Jie, ahli urusan Tiongkok percaya bahwa orang-orang yang paling mengetahui kondisi partai adalah para pemimpin atas PKT. Sebagaimana kita menghadapi satu buah apel yang sudah busuk dari dalam sampai luar, semua orang tahu bahwa tidak lagi jalan lain keluar kecuali membuangnya. Masalahnya hanya soal kapan mau dibuang.
Li Ruihuan menyarankan PKT ganti nama. Pada kenyataannya, hal itu mencerminkan bahwa PKT sadar benar akan menghadapi kehancuran. Ia hanya bisa berharap kepada kaum mederat dalam partai untuk meringankan kematian.
Ini sesungguhnya juga merupakan sebuah peringatan bagi para pejabat PKT di semua tingkat serta mereka yang berada dalam sistemnya untuk sesegera mungkin membuang dari benak fantasi meeka tentang keindahan yang pernah dijanjikan PKT. (Sinatra/asr)