EpochTimesId – Akibat embargo Amerika Serikat, ZTE Corporation mengalami pukulan berat yang menyebabkan banyak kios di daratan Tiongkok menghentikan penjualan ponselnya. Sejumlah media melaporkan bahwa pemerintah Tiongkok mencoba untuk membantu ZTE dengan menawarkan kepada investor untuk membeli unit bisnis ponsel ZTE. Akan tetapi tidak ada investor yang berani mengambil alih risiko yang sangat tinggi tersebut.
Pada 9 Mei 2018, sejumlah media mengutip info yang diberikan oleh beberapa sumber yang terlibat dalam negosiasi. Mereka mengkonfirmasi kabar tentang ZTE yang berencana untuk melepas bisnis ponsel mereka. Dan pihak-pihak yang ikut dalam negosiasi tersebut adalah perwakilan dari perusahaan seperti Huawei, OPPO, Xiaomi dan beberapa lainnya.
Sumber menyebutkan bahwa fasilitator yang berada di balik layar rencana pelepasan ZTE tersebut selain dari dalam perusahaan tersebut, juga otoritas resmi. Ketika ditanya soal alasannya menjual ZTE, jawaban yang diperoleh adalah karena kena larangan membeli chip dari Amerika.
Namun, semua peserta ragu-ragu dengan apakah mereka akan mengambil alih. Alasannya adalah bahwa nilai ponsel ZTE di masyarakat belum cukup tinggi, ditambah lagi dengan adanya larangan untuk mendapatkan chip yang dibutuhkan sehingga bisnis penuh ketidakpastian.
Media Tiongkok melaporkan bahwa ponsel ZTE di pasaran dalam dan luar negeri jadi penuh dilematik. Menurut laporan IDC, penjualan ponsel ZTE di pasaran Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2018 adalah 700.000 unit, berada di peringkat ke 10.
Sepanjang tahun 2017 penjualan global adalah 44 juta unit, turun 25 persen dari tahun 2016. Laporan menyebutkan, penurunan karena embargo chip kepada ZTE. Sehingga upaya pelepasan bisnis ponsel bagi perusahaan ZTE adalah hal yang wajar, tetapi apakah berhasil dijual, berapa harga yang ditawarkan masih belum diketahui.
Tetapi orang dalam industri menggambarkan, pengambilalihan perusahaan tersebut sebagai tindakan yang penuh resiko.
Ketika media domestik melakukan verifikasi mengenai hal yang relevan kepada ZTE, perusahaan bersangkutan menolak berkomentar. Huawei dan OPPO pun membantah isu tentang keikutsertaanya dalam negosiasi.
Embargo menyebabkan ZTE kesulitan dalam mendapat persediaan chip. Penjualan ponselnya di dalam negeri Tiongkok pun nyaris terhenti. Sebuah berita di internet pada 8 Mei menyebutkan bahwa penghentian penjualan ponsel ZTE oleh agennya di kota Shenzhen sudah dilakukan.
Beberapa halaman muka situs toko utama penjual ponsel ZTE menampilkan tulisan, ‘Website Redesign’.
Menurut sumber industri, siklus persediaan chip bagi produsen ponsel umumnya adalah dua bulan. Hari ini, lebih dari 20 hari telah berlalu sejak Amerika Serikat meluncurkan sanksi terhadap ZTE.
Pada 8 Mei, ZTE Corporation mengeluarkan pengumuman penundaan rapat umum pemegang saham tahunan 2017. Pada 6 Mei, ZTE mengajukan permohonan kepada Menteri Perdagangan AS untuk menangguhkan larangan penjualan chip kepada mereka.
Namun, masyarakat luas percaya bahwa pejabat AS tidak akan dengan mudah mencabut kembali keputusan yang sudah diumumkan kepada seluruh dunia. Dan, ZTE adalah pelaku transaksi ilegal yang terus mengulangi kesalahannya. Bahkan jika menuntut pemerintah AS lewat jalur hukum pun sulit dapat mengembalikan keadaan. (Zheng Lu/NTDTV/Sinatra/waa)