Wen Pu
Pada 12 Mei sekitar pukul 4 pagi, pasukan pemerintah Myanmar bentrok dengan kelompok bersenjata sipil di kota Muse yang terletak di utara Myanmar.
Juru bicara pemerintah Myanmar kepada wartawan mengatakan bahwa sedikitnya 19 orang tewas dalam bentrokan bersenjata itu, di antaranya terdapat 4 orang anggota keamanan dan lebih dari 20 orang lainnya terluka.
Menurut media resmi kota Ruili, Yunnan bahwa saat bentrokan itu terjadi sebuah bom roket jatuh di kota Ruili sekitar 200 meter dari perbatasan dan meledak. Beruntung tidak menimbulkan korban.
Laporan juga menyebutkan bahwa bentrokan menyebabkan sejumlah besar warga Myanmar menerobos masuk ke dalam wilayah Yunnan untuk mengungsi.
Dari sejumlah rekaman gambar yang diposting di internet terdengar suara dentuman bom dan tembak menembak senjata, banyak warga yang tinggal di wilayah bentrok lari masuk wilayah Ruili, Yunnan untuk menyelamatkan diri.
Petugas pemerintah Yunnan kemudian menurunkan sejumlah petugas untuk mengatur para pengungsi agar berjongkok di lokasi pejalan kaki tak jauh dari sana dan memblokir mereka. Penjagaan sampai menggunakan polisi bersenjata.
Media Hongkong ‘Apple Daily’ dalam laporannya menyebutkan bahwa otoritas lokal di Provinsi Yunnan telah menutup perbatasan untuk sementara waktu, dan mereka juga memperketat pemeriksaan identitas para pengungsi yang sudah berada dalam wilayah Tiongkok untuk mencegah penyusupan.
Pada saat yang sama, pihak berwenang juga melarang penduduk di sana mendekati perbatasan. Penduduk dan kendaraan tidak dapat sembarangan lewat, ada pemeriksaan yang ketat dan pelanggar dapat ditindak.
Dilaporkan bahwa awalnya konflik bersenjata itu terjadi di daerah sekitar Jembatan Banchan dekat pergudangan, dan pertempuran itu secara bertahap menyebar sampai ke daerah perkotaan. Setelah jam 10 pagi, suara tembakan perlahan mereda, tetapi letupan dari tembakan sporadis masih saja terdengar. (Sinatra/asr)