Dalam beberapa pekan terakhir, para veteran di seluruh Tiongkok telah protes menuntut tunjangan kesejahteraan yang layak dan bantuan pemerintah lainnya.
Veteran Perang Vietnam di Kota Leizhou, Provinsi Guangdong, menggelar demonstrasi pada 9 Mei sekitar pukul 10 pagi. Seorang sumber mengatakan kepada The Epoch Times bahwa lebih dari 100 veteran mengenakan seragam militer dan pawai dengan spanduk. Ketika pemerintah setempat mengetahui tentang demonstrasi tersebut, sekretaris kantor pengaduan Leizhou, organ pemerintah Tiongkok untuk mendengar keluhan warga biasa, disertai oleh petugas polisi dan agen keamanan lainnya, bergegas ke tempat kejadian untuk membubarkan para veteran tersebut, yang dibubarkan sekitar jam 11 pagi
“Pemerintah Kota Leizhou tidak mengatur pekerjaan untuk mereka [setelah kembali dari bertugas], sebagaimana diatur dalam kebijakan-kebijakan. Mereka tidak memberikan subsidi,” kata sumber tersebut kepada The Epoch Times. “Mereka meminta pemerintah untuk mengatur pekerjaan bagi mereka dan memberi mereka subsidi dan tunjangan kesejahteraan yang layak bagi mereka.”
Pada 8 Mei, sekelompok veteran yang bekerja untuk bank-bank milik negara, bank empat besar, Industrial and Commercial Bank of China, Bank of China, China Construction Bank, dan Agricultural Bank of China, memohon petisi di luar gedung Kementerian Urusan Veteran (MVA), organ rezim Tiongkok yang baru didirikan. MVA dibentuk pada 19 Maret dan secara resmi mulai beroperasi pada 16 April. Beberapa veteran dihentikan dan diusir ketika mereka mencoba mengajukan petisi kepada pemerintah pusat.
“Lebih dari 300 orang berpartisipasi dalam petisi,” kata sumber itu kepada The Epoch Times. “Ketika bank-bank direstrukturisasi, mereka diberhentikan. Beberapa hanya memiliki paket pesangon satu kali 50.000 hingga 60.000 yuan ($7.894 hingga $9.473).” Mereka juga tidak menerima pensiun.
“Mereka telah di-PHK selama lebih dari satu dekade tanpa pendapatan apapun. Banyak yang tidak mampu membayar perawatan medis. Ketika mereka sakit, mereka hanya bisa menunggu untuk mati di rumah. Beberapa orang memilih bunuh diri,” kata sumber tersebut.
Sumber itu juga mengatakan MVA tidak memecahkan keluhan para veteran, tetapi mengirim mereka ke Jiujingzhuang di Beijing, penjara hitam yang terkenal kejam untuk menahan para pembuat petisi.
Demonstran veteran lainnya terjadi di Distrik Fengtai, Beijing pada tanggal 8 Mei. Mereka berkumpul di gerbang utama kompleks angkatan laut Tiongkok.
Para veteran tersebut meminta pertemuan dengan para pejabat Angkatan Laut, tetapi seorang pejabat yang mengaku sebagai pemimpin urusan maritim mengatakan kepada para veteran bahwa para pejabat Angkatan Laut tidak tersedia untuk menemui mereka, menurut rekaman video dari protes tersebut yang telah muncul secara online.
Zhu Xinxin, komentator media senior di Tiongkok, mengatakan bahwa rezim Komunis Tiongkok telah menahan diri dalam penindasannya terhadap veteran-veteran karena tindakan-tindakan pemerintah yang keras dapat berdampak negatif pada tentara saat ini. “Banyak dari teman-teman pertempuran, kerabat, dan teman-teman dari para veteran ini masih dalam tentara, sehingga rezim Tiongkok khawatir bahwa penindasan bisa berdampak buruk pada mereka.” (ran)
ErabaruNews