oleh Zhang Zhi
Virus Nipah yang langka dan sangat mematikan ditemukan di negara bagian Kerala, India bagian selatan dan telah menyebabkan korban tewas melonjak menjadi 10 orang, 25 orang lainnya terinfeksi.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa saat ini belum ada vaksin untuk mencegah terserang virus Nipah dan tidak ada obat untuk mengatasinya. Setelah terinfeksi, rumah sakit hanya dapat mengambil tindakan berupa perawatan suportif kepada pasien.
Virus Nipah dianggap sebagai virus mematikan yang baru muncul. Para ilmuwan yang menemukan virus tersebut dalam 20 tahun terakhir memperkirakan bahwa virus yang berasal dari kelelawar itu kemudian menyebar ke manusia dan spesies lainnya.
Virus dapat ditularkan dari orang ke orang dan saat ini tidak ada obat untuk mengatasinya. Dalam sebagian besar epidemi, tercatat 40 hingga 75% dari pasien yang terinfeksi mengalami kematian.
Pada Minggu (20 Mei), setidaknya 9 orang di negara bagian Kerala, India meninggal karena virus yang langka dan sangat mematikan ini. 3 orang korban di antaranya dikonfirmasikan terinfeksi virus Nipah, dan enam orang lainnya memiliki gejala penyakit tersebut, termasuk dua orang yang meninggal di Distrik Kozhikode dan 4 orang di Distrik Malappuram.
CNN mengutip laporan dinas kesehatan masyarakat di Kerala memberitakan bahwa 3 orang korban meninggal dunia akibat wabah Nipah ini adalah dua kakak beradik yang berusia 20-an tahun dan bibi mereka yang berusia 50 tahun. Sedangkan ayah mereka yang berusia 56 tahun juga terinfeksi dan saat ini berada di rumah sakit dengan kondisi kesadarannya menurun dan mempertahankan hidup dengan menggantungkan peralatan medis.
Menurut Times of India, seorang perawat wanita dari Rumah Sakit Perambra Taluk di Kerala meninggal pada Senin (21 Mei) dan dia mungkin tertular saat merawat pasien yang terinfeksi virus Nipah. Kematian perawat ini menaikkan korban tewas menjadi 10 orang. Setidaknya 25 orang dirawat di rumah sakit, dan lebih dari 40 orang sedang menjalani uji laboratorium.
Ketika perawat meninggal, dia bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya (termasuk dua anaknya dan suaminya). Dan suaminya Sajeesh mendengar bahwa istrinya yang sakit itu baru saja pulang dari daerah Teluk pada dua hari lalu.
“Pada saat-sat terakhir, ia menyadari bahwa dia mungkin terkena infeksi virus yang berisiko kematian bagi dirinya. Dia hidup untuk membantu orang lain. Kematiannya telah menjadi sebuah pengorbanan baginya,” demikian kata V. Balan, paman dari perawat tersebut.
Kasus kematian menunjukkan bahwa virus Nipah dapat menyebabkan pandemi dari virus mematikan ini. Inilah sebabnya mengapa Organisasi Kesehatan Dunia telah menempatkan virus Nipah, virus Ebola dan pneumonia atipikal sebagai target penelitian yang mendesak.
Infeksi virus nipah dapat memunculkan gejala berupa demam, sakit kepala, kehilangan sensasi arah, dan kebingungan mental. Dalam kondisi akut, pasien dapat mengalami gangguan pada pernafasan, yaitu paru-paru tidak dapat menghirup cukup oksigen atau menimbulkan encephalitis (radang otak) yang mematikan; Ini bisa membuat pasien tidak sadarkan diri dalam 48 jam setelah sakit.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, virus dapat menyebar melalui kontak dengan hewan atau manusia, dan dalam beberapa hari itu sudah (yang terinfeksi) mengalami gangguan dari sakit kepala dan rasa kantuk yang berat sampai kehilangan kesadaran. Perawatan di rumah sakit pun hanya dapat dilakukan secara terbatas berupa perawatan suportif karena tidak ada obatnya.
Setelah kasus infeksi pertama dilaporkan pada Sabtu (19 Mei), Dinas Kesehatan Kerala memberi tahu Kementerian Kesehatan India dan Organisasi Kesehatan Dunia. Pinarayi Vijayan, menteri utama Kerala pada Senin menulis pesan melalui Twitter mengingatkan seluruh aparat dan warga negara bagian untuk meningkatkan kewaspadaan dan membuka posko pemantauan yang beroperasi 24 jam.
Dilaporkan bahwa terdapat 14 orang yang mengunjungi rumah sakit untuk melihat jenasah orang yang terinfeksi virus Nipah dan 27 orang staf medis yang memiliki kontak dengan pasien yang kemudian meninggal dunia selama perawatan. Beberapa orang yang memiliki gejala mirip serangan virus Nipah di daerah lain, semua diwajibkan untuk mengikuti uji laboratorium di rumah sakit.
Virus tersebut awalnya diketahui muncul di Malaysia pada 1998 silam, ketika itu 265 orang terinfeksi kemudian mengalami peradangan otak dan gejala penyakit aneh lainnya. Orang-orang tersebut terinfeksi setelah berkontak dengan ternak babi atau orang yang sakit. Dalam wabah kali ini, 105 orang meninggal dan angka kematiannya adalah 40%.
Sejak itu, ada beberapa wabah penyakit berskala kecil terjadi di India dan Bangladesh, sekitar 280 orang telah terinfeksi dan menyebabkan 211 orang meninggal, tingkat kematian rata-rata adalah 75%.
Menurut data WHO, beberapa wilayah di Asia dan Australia, Madagaskar, Ghana berisiko terinfeksi virus Nipah. (Sinatra/asr)