EpochTimesId – Kopi yang ditambah krimer memang terasa lebih nikmat. Demikian juga cokelat dan donat, selain terasa manis dan gurih, krimer membuat mereka jadi menarik untuk diraih dan disantap.
Namun, berhati-hatilah, peneliti menemukan sebagian krimer kini mulai mengandung Titanium Dioxida. Zat ini merupakan salah satu penyebab menjamurnya sel kanker dalam tubuh manusia.
Titanium Dioksida umumnya juga terkandung dalam Cat, plastik, dan Tabir Surya. Titanium dioksida dapat membuat makanan tampak lebih cerah seperti saus salad, serta mengubah tekstur cokelat dan donat.
Para peneliti dari Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (CDC) Amerika Serikat (AS), mengatakan partikel ultrafine titanium dioxida yang berbahaya memiliki ameternya kurang dari 100 nanometer. Zat itu berpotensi menyebabkan kanker akibat terpapar bahan kimia ini, seperti dikutip EraBaru.Net dari rd.com.
Ahli Toksikologi yang juga adalah ahli 3E Company and American Chemical Society, Hans Plugge, S.M., M.Sc, menjelaskan sebagian besar reputasi titanium dioksida dianggap sebagai penyebab kanker. Sebab, bentuk partikelnya yang kecil, bukan karena respons kimiawinya.
“Titanium dioksida mengiritasi lapisan paru, yang akhirnya menyebabkan luka yang menyebabkan respons mirip seperti kanker,” kata Hans Plugge.
Pada tahun 1966, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyimpulkan secara umum titanium dioksida dianggap aman di dalam makanan, asalkan tidak lebih dari satu persen dari berat produk.
Pada tahun 2010, Agensi Internasional Penelitian Kanker (IARC) di bawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa titanium dioksida sebagai penyebab kanker bagi manusia. Hasil penelitian itu lalu membuat Dunkin Donuts dan krim kelapa So Delicious menghilangkan kandungan titanium dioxida sejak tahun 2015.
Hans Plugge mengatakan bahwa IARC tidak membedakan karsinogen yang berpotensi menyebabkan kanker untuk manusia versus binatang.
“IARC cenderung membuat pernyataan terselubung berdasarkan hewan. Banyak bahan kimia yang tidak menyebabkan malapetaka pada tikus namun menyebabkan malapetaka pada manusia dan sebaliknya,” kata Hans Plugge.
Penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, meneliti tikus yang menelan titanium dioksida setiap hari menunjukkan tanda sistem kekebalan tubuh yang berkobar-kobar dan lesi pra-kanker.
Juru Bicara Akademi Nutrisi dan Diabetes Universitas North Florida, Dr. Lauri Wright, PhD, RDN, LD, mengatakan jika titanium dioksida menghasilkan respons peradangan yang sama pada manusia, ada alasan kuat untuk tidak mengonsumsinya.
Asisten Profesor bidang kesehatan masyarakat melanjutkan, peradangan dikaitkan dengan penyakit yang parah, dari penyakit jantung hingga diabetes. “Dari sudut pandang nutrisi, kami benar-benar menyelidiki hal-hal apa terkandung di dalam makanan yang dapat menyebabkan peradangan dan yang dapat mengurangi terjadinya peradangan,” kata Dr. Lauri Wright.
Dia melanjutkan, hanya karena tikus percobaan mengalami peradangan akibat bahan kimia yang tidak menyebabkan peradangan pada manusia—terutama dalam jumlah kecil bahan kimia tersebut tetap diperbolehkan terkandung di dalam makanan manusia.
Dr. Lauri Wright mengatakan bahwa meskipun Anda makan makanan yang mengandung kurang dari satu persen titanium dioksida, namun Anda kemungkinan makan lebih dari satu persen titanium dioksida.
Titanium dioksida dulu kebanyakan hanya terkandung di dalam permen karet dan pasta gigi. Namun sekarang sudah menyebar sampai terkandung di dalam krimer kopi dan kue kering.
Asisten Profesor memiliki alasan kuat untuk menghindari konsumsi titanium dioksida. Sebagian besar makanan yang mengandung titanium dioksida adalah makanan yang manis.
“Guna mengurangi terjadinya peradangan di dalam tubuh, saya tidak menganjurkan Anda makan permen, kue, dan donat. Atau setidaknya, sebaiknya hanya jarang-jarang mengkonsumsi makanan itu. Karena mengandung lemak trans dan gula,” tutup Dr. Lauri Wright.(vivi/yant/waa)