oleh Ma Li
Ini adalah surat pribadi yang saat ini menjadi perhatian dunia.
Pada hari Jumat (1 Juni), Kim Yong-chol, mantan kepala mata-mata Korea Utara dan antek Kim Jong-un tiba di Washington DC untuk menyerahkan surat pribadi Kim Jong-un kepada Presiden Trump.
Wall Street Journal memberitakan, sesuai dengan isi surat tersebut, cukup tinggi rasa optimis KTT Trump dengan Kim Jong-un akan berlangsung sesuai jadwal.
Menurut pejabat Deplu AS yang mengetahui surat itu bahwa, isi surat pribadi Kim Jong-un cukup pendek, ia hanya menyatakan keinginannya untuk menghadiri KTT sesuai dengan jadwalnya, itu saja tanpa membuat konsesi apapun, juga tidak mengeluarkan ancaman apapun.
Kim Yong-chol, ‘Kurir surat’ Kim akan singgah di AS sampai hari Sabtu, pada 31 Mei, ia menemui Menlu Mike Pompeo di New York untuk suatu pembicaraan. Akibat melakukan serangan cyber terhadap AS dan perannya dalam program senjata nuklir Korea Utara, Kim Yong-chol oleh AS dimasukkan ke dalam daftar hitam kena sanksi.
Presiden Trump berencana untuk berlibur akhir pekan di Camp David, Maryland, di sana Trump akan menerima laporan dan rencana perkembangan terakhir tentang KTT. Amerika Serikat kembali menegaskan bahwa pemerintah AS menghendaki Korea Utara menerapkan denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.
Pada bulan April tahun ini, Trump menerima undangan pertemuan dari Kim Jong-un yang jelas mengejutkan dunia. Namun, karena Korea Utara sering ingkar janji, mengeluarkan kritikan kasar terhadap Wakil Presiden AS Mike Pence, sehingga Trump mengumumkan penolakan untuk bertemu Kim pada 24 Mei lalu. Dengan upaya positif dari pihak Kim Jong-un dan Amerika Serikat, kemungkinan KTT ‘tidak jadi tenggelam’.
Namun, jurubicara Gedung Putih pada 29 Mei menegaskan bahwa sementara pemerintah AS secara aktif mempersiapkan pertemuan tingkat tinggi tersebut, tetapi juga telah mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi yang lain.
“Saat ini persiapan sedang berlangsung, kami telah membuat persiapan ganda, dan kami sedang melakukan persiapan sesuai dengan jadwal KTT yang telah disepakati bersama, karena kami berharap pertemuan ini bisa terjadi, tapi kami juga perlu membuat persiapan lainnya,” demikian Sarah Sanders menyebutkan.
Anggota Senat Komite Hubungan Luar Negeri Subkomisi Asia Timur, Senator Edward Markey mengatakan, negosiasi antara Amerika Serikat dengan Korea Utara telah kembali ke jalur, ini adalah hal yang menggembirakan, namun Amerika Serikat tidak dapat jatuh ke dalam perangkap Korea Utara.
Edward Markey berpendapat bahwa, jika negosiasi mengalami jalan buntu, maka AS perlu meningkatkan lebih lanjut sanksi ekonomi terhadap Korea Utara. Jika perlu (jika negosiasi gagal) Kongres AS harus mempersiapkan langkah-langkah yang lebih ketat, termasuk memberikan sanksi berat terhadap pendukung rezim Kim Jong-un yakni Tiongkok. (Sinatra/asr)