Epochtimes.id– Gempa dangkal di Korea Utara terdeteksi oleh peralatan seismik yang dimiliki oleh Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
USGS mengatakan bahwa gempa berkekuatan 2,9 SR terjadi di wilayah Korea Utara yang mana sebelumnya dijadikan lokasi uji coba nuklir.
“Peristiwa ini terjadi di wilayah uji coba nuklir Korea Utara sebelumnya,” bunyi laporan USGS dikutip Jumat (13/10/2017).
“kejadian ini memiliki karakteristik seperti gempa, namun saat ini kami tidak dapat meyakinkan untuk mengkonfirmasi peristiwa ini.”
Seismolog menyebut gempa tersebut berada pada kedalaman 3 mil. USGS mengatakan bahwa hanya Air Force Technical Applications Center (AFTAC) Amerika Serikat yang ditugaskan untuk mengidentifikasi dan mengukur ledakan nuklir dari kekuatan asing.
Korea Utara sebelumnya mengklaim menguji bom hidrogen di bawah gunung di wilayah yang sama pada awal September tahun ini. Uji coba nuklir ini menyebabkan gempa berkekuatan 6,3 skala Richter, lebih kuat daripada yang tercatat saat ini.
Laporan gempa terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara rezim komunis Korut dengan Amerika Serikat. Pemerintahan Presiden Donald Trump memprakarsai upaya menerapkan sanksi PBB yang paling berat terhadap Korea Utara. Langkah ini sebagai upaya menekan Pyongyang untuk meninggalkan program nuklirnya.
Tapi diktator komunis itu tampaknya tidak bergeming. Pyongyang menguji bom hidrogen awal tahun ini dan meluncurkan rudal melewati Jepang sebagai ambisi pengembangan rudal balistik antar benua yang diklaim mampu mengantarkan hulu ledak nuklir ke Amerika Serikat.
Trump memperingatkan Korea Utara bahwa Amerika Serikat siap untuk “menghancurkan sepenuhnya” Korea Utara jika hal itu membahayakan Amerika Serikat atau sekutu-sekutunya.
“Negara kami telah gagal menangani Korea Utara selama 25 tahun, memberikan miliaran dolar dan tidak mendapatkan apa-apa,” Trump menulis di Twitter. “Kebijakan tidak berhasil!”
Trump mengisyaratkan kepada Kim, yang dia sebut sebagai “Little Rocket Man,” bahwa kesepakatan dan negosiasi tidak melakukan apapun untuk menyelesaikan konflik. Trump menyatakan bahwa “hanya satu hal yang akan berhasil.” Gedung Putih kemudian menjelaskan bahwa Trump mengacu pada aksi militer.
Trump adalah lawan keras dari ideologi komunis dan sering menyebutnya sebagai ideologi yang mematikan dan merusak. Korea Utara adalah rezim komunis dengan jutaan penduduk hidup dalam suasana teror.
Mayoritas penduduk Korut hidup di bawah garis kemiskinan di tengah kelas elit yang korup. Ratusan ribu orang tak berdosa tewas dalam kamp kerja paksa yang dioperasikan Korut. (asr)
sumber : ntd.tv