Trump Akui Janji Kim Jong-un Mungkin Tidak Dapat Dipercaya

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan kesepakatan nuklir dengan Kim Jong-un memang telah dicapai. Namun, mungkin saja ucapan pemimpin Korea Utara itu tidak dapat dipercaya. Hal itu dikatakan oleh Trump, dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Minggu (1/7/2018).

Sehari sebelumnya, NBC mengutip ucapan lima orang pejabat intelijen AS yang mengatakan bahwa Pyongyang meningkatkan produksi pengayaan uraniumnya pada lokasi rahasia. Citra satelit menunjukkan bahwa perbaikan Fasilitas Penelitian Nuklir Yongbyon sedang berlangsung dengan cepat. The Washington Post juga mengutip empat orang pejabat tersebut untuk mengungkapkan berita tersebut.

Moderator Fox News bertanya tentang sejauh mana keyakinan Presiden Trump terhadap Kim Jong-un untuk memenuhi komitmen nuklirnya. Ketika menghadiri KTT Singapura Trump pernah menyebutkan bahwa antara dirinya dan Kim Jong-un terjalin ‘chemistry’ yang sangat baik.

“Saya berjabatan tangan dengannya setelah kami memperoleh kesepakatan. Saya percaya ia serius,” kata Trump, “Sekarang, mungkinkah (ia menipu saya) itu terjadi? Apakah saya pernah menjumpai, apakah Anda pernah menjumpai orang dengan ucapan yang tidak dapat dipercaya? Itu bisa saja!”

Trump dan Kim 12 Juni 2018 di Singapura. (SAUL LOEB/AFP/Getty Images)

NBC mengutip berita dari pejabat intelijen AS yang mengatakan bahwa data intelijen yang diperoleh CIA menunjukkan bahwa Korut masih terus meningkatkan produksi bahan untuk uranium melalui sejumlah pangkalan nuklir rahasia. Walaupun Kim Jong-un dan Trump pada 12 Juni 2018 telah melakukan pertemuan bersejarah, dan menyatakan kesediaannya untuk meninggalkan program nuklirnya dengan imbalan penurunan sanksi ekonomi.

Kesimpulan yang dibuat oleh CIA adalah, bahwa Korea Utara memiliki lebih dari satu pabrik yang memproduksi bahan untuk nuklir di Yongbyon. Mereka juga memiliki lebih dari satu fasilitas pembuatan peralatan nuklir.

“Kami memiliki bukti nyata yang menunjukkan bahwa mereka sedang menipu Amerika Serikat,” salah seorang pejabat AS tersebut mengatakan.

Pejabat CIA mengatakan bahwa sebelum pertemuan puncak, Korea Utara seakan sudah dapat menduga keinginan AS. Sehingga Korut langsung menghentikan uji coba nuklir dan peluncuran rudal, agar diyakini beritikad baik untuk mencapai denuklirisasi.

“Namun, Korea Utara diam-diam terus memproduksi bahan untuk nuklir, mereka telah menipu Amerika Serikat mengenai jumlah fasilitas nuklir, termasuk jumlah sebenarnya dari senjata nuklir dan rudal mereka. Kita sedang mendalami hal ini,” sambung pejabat tersebut.

Usai pertemuan puncak itu Trump pernah mengatakan, “Tidak ada lagi ancaman nuklir dari Korea Utara. Semua orang akan merasa lebih aman dibandingkan kondisi sebelum saya menjabat.”

Namun, Trump mengatakan tidak akan bersedia untuk mengalah sedikitpun terhadap Korea Utara. Dia mengatakan kepada Fox News, latihan militer bersama Korea Selatan dihentikan sementara, tidak semata-mata karena Korut. Trump mengatakan bahwa penundaan latihan perang bersama itu terlalu mahal.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton menegaskan bahwa fasilitas nuklir Korea Utara dapat dibongkar dalam waktu satu tahun.

Kepada CBS John Bolton membantah kalau Trump tertipu oleh Kim Jong-un. “Dia memahami betul pola perilaku Korea Utara dalam bernegosiasi dengan Amerika Serikat selama beberapa dekade terakhir!”

“Kami sadar adanya risiko. Mereka berusaha mendapatkan keuntungan waktu untuk melanjutkan program rudal nuklir, kimia, dan biologi mereka melalui negosiasi,” kata Bolton.

Tetapi, dia juga mengatakan bahwa Kim Jong-un berulang kali menegaskan saat berada di Singapura bahwa dirinya berbeda dengan rezim masa lalu.

“Kami telah mengembangkan sebuah rencana, tentang bagaimana membongkar semua fasilitas senjata pemusnah massal dan program rudal balistik dalam waktu hanya setahun,” sambung Bolton.

Namun Bolton juga menyinggung bahwa sebelumnya, Korea Utara telah membuat keputusan strategis untuk meninggalkan nuklir dan bekerja sama dengan Amerika Serikat.

Bolton mengatakan bahwa pembongkaran senjata nuklir yang cepat juga akan bermanfaat bagi Korea Utara. Karena kemudian, sanksi internasional akan benar-benar dicabut lebih awal.

Menlu AS, Mike Pompeo bermaksud menemui Kim Jong-un pada awal bulan Juli. Media Korea Selatan pada hari Minggu melaporkan bahwa Dubes AS untuk Filipina Sung Kim telah melakukan pembicaraan persiapan dengan para pejabat Korea Utara di Panmunjom.

Senator Lindsey Graham kepada NBC mengatakan bahwa Korea Utara akan menyesal sekali jika negosiasi nuklir itu berakhir dengan kegagalan.

“Saya tidak ingin berperang dengan Korea Utara,” ujar Lindsey Graham. “Kesempatan terbaik untuk menghindari perang adalah dengan melalui penyelesaian secara damai. Jika mereka tidak ingin demikian, jika mereka mempermainkan Trump, itu berarti mereka juga mempermainkan semua orang, maka nantinya mereka akan menyesal!” (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA