UPDATE: Taliban kini telah membebaskan lebih dari 160 penumpang sipil dari bus sehari setelah mereka diculik dari tiga bus di Afghanistan utara. Namun mereka menahan sedikitnya 20 tentara dan polisi sebagai tawanan.
Taliban menolak tawaran gencatan senjata pemerintah Afghanistan pada 20 Agustus 2018. Pihak militan mengatakan mereka akan bertahan dengan serangan mereka, sementara gerilyawan menyergap tiga bus yang dinaiki hampir 200 penumpang saat perjalanan untuk liburan.
Dua komandan Taliban mengatakan pemimpin tertinggi mereka menolak penawaran Minggu lalu dari Presiden Ashraf Ghani tentang gencatan senjata tiga bulan, dimulai dengan libur Idul Adha Muslim minggu ini.
Pada bulan Juni, Taliban menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah selama tiga hari Idul Fitri. Perdamaian sementara ini mengarah ke adegan belum pernah terjadi sebelumnya saat tentara pemerintah dan militan saling berpelukan.
Namun salah satu komandan Taliban menuding gencatan senjata Juni lalu telah membantu pasukan AS. Pemimpin Taliban Sheikh Haibatullah Akhunzada menolak tawaran baru itu dengan alasan hanya akan membantu misi yang dipimpin Amerika.
“Kepemimpinan kami merasa bahwa mereka akan memperpanjang masa tinggal mereka di Afghanistan jika kami mengumumkan gencatan senjata sekarang,” seorang komandan senior Taliban, yang menolak untuk disebut identitasnya melalui sambungan telepon dilansir Reuters.
Seorang pejabat di kantor Ghani mengatakan gencatan senjata tiga bulan yang dinyatakan oleh pemerintah itu bersyarat. Namun demikian, jika Taliban tidak menghormatinya, pemerintah akan mempertahankan operasi militer.
Taliban telah melancarkan gelombang serangan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk di kota Ghazni, barat daya Kabul. Ratusan orang tewas saat terjadi pertempuran.
Pejabat pemerintah berusaha untuk mengamankan pembebasan setidaknya 170 warga sipil dan 20 anggota pasukan keamanan yang disandera oleh Taliban dari tiga bus di provinsi utara Kunduz.
Juru bicara gubernur Kunduz, Esmatullah Muradi, mengatakan penculikan itu terjadi ketika bus-bus itu melakukan perjalanan melalui Kunduz dari provinsi Takhar.
“Bus-bus itu dihentikan oleh pejuang Taliban, penumpang dipaksa turun dan mereka telah dibawa ke lokasi yang dirahasiakan,” kata Muradi.
Seorang komandan Taliban di Afghanistan mengatakan para sandera sipil dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk dikirim kembali ke rumah. Namun, anggota pasukan keamanan Afghanistan telah dipindahkan ke penjara rahasia Taliban.
“Kemungkinan besar kami akan menukar mereka dengan tahanan kami nanti,” kata sang komandan. (asr)