EpochTimesId – Huawei menjadi buah bibir publik karena perusahaan Tiongkok tersebut diduga sebagai pelaku spionase di dunia maya, dalam beberapa tahun terakhir. Akibat kekhawatiran tentang keamanan nasional, Amerika Serikat melarang seluruh departemen pemerintah, termasuk menyarankan operator di AS untuk tidak menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.
Australia kini justru melangkah di depan Amerika Serikat. Negara benua itu menjadi negara pertama di dunia yang melarang Huawei dan ZTE sebagai penyedia teknologi jaringan 5G.
Pada 24 Agustus, produsen smartphone dan peralatan telekomunikasi terbesar dunia ini mengatakan bahwa pihaknya telah menerima surat pemberitahuan dari pemerintah Australia. Isinya melarang Huawei dan ZTE sebagai penyedia teknologi jaringan 5G di dalam wilayah Australia.
Huawei melalui Twitter menyebutkan bahwa keputusan pemerintah Australia merupakan berita yang sangat mengecewakan para konsumen. Namun, juru bicara ZTE menolak untuk mengomentari berita tersebut.
Huawei telah ditolak oleh Australia, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan Tiongkok telah mengkritik Australia karena telah membuat keputusan yang salah yang mana dapat merusak hubungan kerjasama antar perusahaan kedua negara.
Keputusan pemerintah Australia dibuat dalam bentuk pernyataan bersama oleh mantan Menteri Keuangan Scott Morrison dan Menteri Komunikasi Mitch Fifield yang dikeluarkan pada 23 Agustus 2018. Perlu dicatat bahwa Morrison telah berhasil terpilih sebagai Perdana Menteri Australia ke-30 pada hari berikutnya dan akan segera menjabat.
Dalam pernyataan disebutkan bahwa Industri telekomunikasi dan penyedia teknologi tidak dapat menjadi lembaga pemerintah asing yang melanggar hukum Australia tetapi berada di luar yurisdiksi pengadilan Australia. Karena hal itu berpotensi menimbulkan gangguan dan campur tangan ilegal pihak lain melalui jaringan 5G.
Kini kian banyak negara menempatkan Huawei sebagai perusahaan yang dapat mengancam keamanan nasional. Reuters mengatakan bahwa keputusan Australia tersebut adalah langkah terbaru untuk menangani ancaman keamanan yang disebabkan oleh perusahaan komunikasi Tiongkok komunis.
John Watters, wakil presiden perusahaan keamanan jaringan AS FireEye mengatakan bahwa Australia sedang menolak pihak yang berpotensi memberikan ancaman keamanan nasional. Pihak asing tersebut seringkali mengorbankan keuntungan jangka pendek sebagai pengganti keuntungan intelijen jangka panjang. Meskipun mereka akan menghabiskan lebih banyak uang, namun mereka akan memiliki hak kontrol lebih besar terhadap sistem komunikasi nasional.
Huawei secara terbuka menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah menyerahkan data pelanggan Australia ke agen mata-mata Tiongkok komunis. Namun, pemerintah Australia mengatakan pada hari sebelumnya bahwa saat ini belum ada cara untuk mengurangi risiko tersebut dan tidak ada pula jaminan secara teknis. Australia nampaknya takut untuk membiarkan ‘serigala masuk ke dalam rumah’.
Huawei sedang meningkatkan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi 5G yang merupakan prioritas utama bagi 80.000 orang staf peneliti perusahaan itu. Ada pepatah dalam industri bahwa siapa pun yang mendominasi 5G akan memiliki masa depan yang besar dalam manfaat teknologi dan ekonomi. IHS Markit memperkirakan bahwa pada 2035, output ekonomi global 5G akan mencapai 12,3 triliun dolar AS.
Jaringan 5G adalah infrastruktur penting untuk generasi layanan teknologi mendatang. Di masa depan, banyak perangkat jaringan memerlukan dukungan teknis 5G. Itu termasuk jaringan mobil, perangkat pengguna, dan banyak fasilitas perangkat keras yang digunakan dalam ‘kota pintar’.
Oleh karena itu, Tiongkok komunis mendaftarkan industri teknologi informasi generasi baru sebagai yang pertama dalam rencana industri Made in China 2025.
Tahun ini, Huawei mengalokasikan dana tambahan sebesar 800 juta dolar AS untuk penelitian di bidang 5G. Jika dihitung bersama jumlah investasi sebelumnya, maka angka tersebut telah mencapai 1,8 miliar dolar. Reuters menunjukkan bahwa Huawei, sebagai produsen ponsel terbesar kedua di dunia, berada di garis depan dalam meewujudkan ambisi teknologi global Tiongkok komunis.
Tidak hanya itu, Huawei memiliki hubungan erat dengan pemerintah Tiongkok, dan dunia luar selalu menganggap perusahaan itu adalah alat mata-mata Tiongkok komunis. Badan Intelijen Pusat AS (CIA) memiliki laporan investigasi publik pada tahun 2011 yang mengungkapkan bahwa Huawei di antara tahun 2009-2011 telah menerima dana bantuan sebesar 250 juta dolar AS dari pemerintah Tiongkok. Bantuan diberikan atas jasa layanan intelijen yang mereka berikan kepada Tiongkok komunis.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh Komite Intelijen dari Dewan Perwakilan Amerika Serikat AS pada tahun 2012 menyebutkan, Huawei merupakan perusahaan yang menyediakan layanan jaringan khusus untuk badan perang cyber elit Tiongkok komunis. Peralatannya digunakan untuk memantau orang Amerika dan telah menyebabkan ketidakstabilan pada jaringan telekomunikasi AS.
Didasarkan pada fakta-fakta inilah Presiden AS, Donald Trump pekan lalu menandatangani Undang-Undang Otorisasi Pertahanan dan Keuangan tahun 2019 yang secara eksplisit melarang seluruh departemen pemerintah AS menggunakan produk Huawei dan ZTE.
Ini bukan kali pertama Huawei ‘menabrak tembok’ di Australia. Sejak tahun 2012, pemerintah Australia telah melarang Huawei berpartisipasi dalam penawaran untuk membangun jaringan broadband nasional. Kali ini, Huawei langsung mengatakan ‘tidak’. Meskipun Australia bukan pasar terbesar Huawei, tapi itu juga akan membuatnya kehilangan bisnis yang menguntungkan, terutama arti simbolis saat ini jauh lebih besar daripada arti sebenarnya.
Pada bulan Juni, ketika pemerintah Australia masih mempertimbangkan untuk memberlakukan larangan terhadap Huawei, Wall Street Journal menunjukkan bahwa larangan akan secara serius merongrong ambisi Huawei dalam mengembangkan jaringan teknologi 5G.
Ada tanda-tanda bahwa larangan Australia dapat memicu efek domino. Pada 20 Agustus, media Rusia ‘Kommersant’ mengatakan bahwa sejumlah produsen peralatan elektronik dan asosiasi industri Rusia telah mengusulkan kepada pemerintah untuk secara ketat mengatur impor peralatan telekomunikasi buatan Huawei dan ZTE.
Menurut laporan tersebut, berdasarkan usulan yang diberikan pemerintah Rusia akan meminta pemasok peralatan telekomunikasi asing termasuk Huawei dan ZTE untuk melaksanakan penandaan wajib sesuai dengan proposal. Juga melarang perusahaan perantara untuk mengimpor peralatan-peralatan ini.
Sebuah laporan resmi dari Inggris bulan lalu menyebutkan bahwa masalah teknis peralatan Huawei telah menyebabkan jaringan telekomunikasi Inggris menghadapi ancaman baru. Reuters menunjukkan bahwa kegelisahan semacam ini kini sedang menyebar di benua Eropa. Badan intelijen dari banyak negara di benua itu mengkhawatirkan tentang spionase cyber yang dilakukan Tiongkok komunis.
Selain itu, media Korea Selatan ‘Korean Herald’ melaporkan pada bulan Maret tahun ini bahwa CEO dari sebuah perusahaan operator nirkabel terkemuka di Korea Selatan mengatakan bahwa mereka tidak yakin untuk menggunakan peralatan yang diproduksi Huawei untuk jaringan 5G. (Li Muyang/ET/Sinatra/waa)
Video Pilihan :