oleh Su Jinghao
Produsen chip AS Micron Technology pada Rabu (29 Agustus) mengumumkan rencana perusahaan akan memperluas pabriknya di Virginia dengan dana investasi sebesar USD. 3 miliar yang penanamannya dilakukan selama 12 tahun ke depan. Perusahaan tersebut telah menjadi fokus perhatian dalam perang dagang AS – Tiongkok.
CEO Micron Technology Inc. Sanjay Mehrotra memberitakan Reuters bahwa, rencana ekspansi perusahaan berkaitan dengan memenuhi permintaan chip otomotif yang terus melonjak akhir-akhir ini.
Chip-chip tersebut digunakan oleh kendaraan untuk menghindari tabrakan atau menghindari kendaraan menyimpang dari jalur peringatan serta sejumlah fungsi lainnya.
Perusahaan memperkirakan bahwa permintaan pasar atas chip otomotif pada tahun 2021 bisa berlipat ganda mencapai jumlah USD. 6 miliar.
“Menjadikan mobil masa depan sebagai pusat data di atas roda,” katanya kepada Reuters.
Proyek perluasan untuk memproduksi chip otomotif
Dana tersebut akan digunakan untuk membangun ‘Cleanroom’ seluas sekitar 100.000 kaki persegi di dalam area di Manassas, Virginia untuk memproduksi chip memori. Pabrik ini memiliki sekitar 1.500 orang karyawan.
Micron berharap dapat menciptakan 1.100 lowongan kerja permanen bagi para insinyur dan teknisi nanti setelah perluasan selesai.
Menurut perusahaan riset Gartner Inc., Micron Technology adalah perusahaan semikonduktor terbesar keempat di dunia. Perbedaannya dengan industri chip lainnya adalah dalam mengembangkan dan memproduksi sendiri chip yang dijual. Perusahaan ini tidak melakukan pekerjaan outsourcing sehingga benar-benar Made in USA.
Micron juga memproduksi chip di Taiwan, Jepang, tetapi di Tiongkok hanya melakukan perakitan dan pengujian.
Menjadi fokus perhatian dalam perang dagang
Dalam konflik perdagangan AS – Tiongkok, Micron telah menjadi fokus perhatian. Pada tahun 2015 perusahaan telah menolak tawaran akuisisi perusahaan Tiongkok (Tsinghua Unisplendour Co, Ltd) yang didukung oleh Partai Komunis Tiongkok karena Tiongkok berusaha untuk mendirikan industri chip di dalam negerinya. Demikian tulisan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer dalam laporan tentang niat Tiongkok komunis dalam pengembangan industri chip yang dikeluarkan pada bulan Maret tahun ini.
Micron kemudian mengajukan gugatan di Amerika Serikat menuduh perusahaan Tiongkok mencuri rahasia dagangnya. Perusahaan Tiongkok itu sebaliknya menggugat Micron di sebuah pengadilan Tiongkok, dengan tuduhan bahwa Micron melanggar hak patennya. Pengadilan Tiongkok menjatuhkan hukuman kepada Micron berupa larangan menjual 26 jenis produk.
Menurut sumber yang akrab dengan masalah ini bahwa, pejabat AS telah mengangkat kasus Micron dalam rapat negosiasi dagang dengan para pejabat perdagangan Tiongkok pada awal bulan ini.
Fox News juga melaporkan bahwa Micron sudah lama menjadi incaran Tiongkok komunis, ia diharapkan dapat membantu Tiongkok dalam mempercepat lajunya program ‘Made in China 2025’ .
Namun menurut Sanjay Mehrotra, rencana ekspansi pabrik di Virginia ini tidak ada hubungannya dengan diskusi tentang berbagai isu-isu perdagangan yang berkaitan dengan Tiongkok. Sebaliknya, kata dia, Virginia dipilih untuk mendapatkan ekspansi karena Micron telah 15 tahun menghasilkan chip bagi produsen mobil yang berada di sekitar sana, dan pabrikan ini membutuhkan produk yang berdaya tahan dan keandalan lebih tinggi.
“Di pabrik Manassas, kami memiliki budaya yang kuat untuk memenuhi tuntutan pelanggan kami” katanya. (Sin/asr)