Cai Daya
Meneliti peradaban manusia kali ini, mungkin tidak ada satu kota pun yang bisa disamakan dengan Yerusalem. Sepanjang tiga ribu tahun sejarah pembangunan kota ini, telah berkali-kali dihancurkan dan mengalami perang, namun tetap bisa berdiri lagi di lokasi semula. Yerusalem terletak di perbukitan dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, bersebelahan dengan tiga lembah dan dikitari oleh gunung yang lebih tinggi, menjadikan Yerusalem sebagai lokasi strategis yang mudah dipertahankan namun sulit diserang. Namun bukan karena letak geografisnya yang strategis, melainkan kekuatan spiritual yang membuat kota ini abadi, karena kota ini merupakan kota suci bagi tiga agama besar.
- Bait Suci ketiga dan Nubuat
Dibandingkan dengan pencarian Tabut Perjanjian dengan sikap tenang, suasana kebatinan orang Israel tampaknya sangat bersemangat untuk membangun kembali Bait Suci. Karena, sejak Bait Suci Kedua dihancurkan oleh tentara Romawi pada tahun 70 M. Orang Yahudi dalam doa mereka yang tiga kali sehari itu, selalu berdoa untuk bisa membangun kembali Bait Suci Ketiga di Bukit Bait (Suci) di masa depan. Harapan tersebut belum pernah berubah selama dua ribu tahun ini.
Seiring dengan berdirinya negara Israel dan penguasaan mereka atas Kota Tua Yerusalem, harapan ribuan tahun tak terlupakan itu tampaknya ada kemungkinan bisa terwujud.
Israel selama Perang Enam Hari, meskipun sudah mengontrol bukit Bait, tapi pasca perang telah membuat konsesi akan mengembalikan hak pengelolaan bukit Bait kepada Parlemen Muslim Tertinggi. Meskipun orang Israel bisa dengan bebas masuk ke area bukit Bait Suci, tapi tidak diperbolehkan tinggal atau berdoa di sana.
Meski demikian, juga tidak mampu menghapus niat orang Israel untuk membangun Bait Suci ketiga di bukit Bait, karena mereka sangat meyakini nubuat nabi dalam “Tanakh” (Tanakh, “Alkitab Ibrani” versi ortodoks dari agama Yahudi) bahwa Mesias akan muncul pada periode Bait Suci ketiga.
Ketika semua orang Israel telah kembali ke tanah air mereka, dan keseluruhan warganya dengan sepenuh hati percaya kepada Tuhan Allah tertinggi. Di mana orang jahat bertobat menjadi baik dan kebencian dirombak menjadi cinta kasih, maka di saat itu dunia akan menyongsong ketentraman dan kedamaian.
Orang Yahudi selama ribuan tahun ini menantikan penyelamatan dari Mesias. Bagi mereka, untuk membangun Bait Suci ketiga adalah peristiwa yang teramat penting, bukan hanya sesederhana mengembalikan fungsi tempat ibadah dan pusat spiritual Yudaisme, semuanya dalam rangka menyambut kedatangan Mesias. Karena hanya Mesiaslah yang dapat membuat dunia bahagia dan damai, serta mengakhiri penderitaan ribuan tahun orang-orang Yahudi.
Pemerintah Israel dan rakyat telah lama memulai rencana aksi berskala penuh untuk mempersiapkan pembangunan Bait Suci ketiga. Kegiatan penggalangan dana untuk proyek ini telah dilakukan di Israel dan di seluruh dunia, sumbangan datang dari seluruh dunia, dan diantaranya tak jarang dengan jumlah dana yang sangat besar.
Sebuah lembaga bernama “The Temple Institute” (atau dikenal sebagai Dewan Restorasi Bait Suci) bertanggung jawab menggambar cetak biru bangunan Bait Suci, merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan proyek pembangunan, dan mempersiapkan material bangunan yang diperlukan. Sebagai contoh, material batu dari lokasi sekitar sepenuhnya menggunakan bongkahan cadas yang dipotong menjadi batu dan material kayu diambilkan dari kayu cedar Libanon yang sama dengan kedua Bait Suci sebelumnya.
Selain itu The Temple Institute juga bertanggung jawab untuk membuat peralatan ritual yang diperlukan dan menjahit mahkota serta jubah imam yang memimpin ritual persembahan. Memilih dan mengadakan pelatihan untuk orang Israel yang memiliki gen persembahan zaman kuno, dalam rangka melayani sebagai imam di Bait Suci di masa depan; bahkan “Sapi betina Merah” yang dibutuhkan oleh ritual persembahan juga telah dipilih.
Menurut the Temple Institute, semua persiapan untuk pembangunan telah selesai, begitu pembangunan kuil resmi digerakkan maka dapat diselesaikan dalam tempo satu tahun.
Sekarang hanya tersisa satu pertanyaan: “Di sebelah mana dari gunung Bait Suci, kuil itu akan dibangun?”
Seperti diketahui oleh umum, di Bukit Bait telah berdiri dua buah masjid yang sejak abad ke 7 Masehi sudah ada dan terdaftar sebagai masjid paling penting dalam agama Islam.
Kaum Muslim memandang Bukit Bait sebagai tempat suci dalam kurun waktu 1.000 tahun terakhir, ia senantiasa menjadi tempat ibadah dan tempat berdoa bagi mereka serta sangat meyakini kaumnya memiliki kedaulatan atas tanah tersebut, juga malah tidak mengakui hubungan apapun antara orang Yahudi dan Bukit Bait (Suci).
Kelompok garis keras bahkan menganjurkan penggunaan kekerasan terhadap orang-orang Yahudi yang memasuki Bukit Bait, karena itu Rabbi Yudaisme juga dengan dalih Bukit Bait sebagai tempat suci dan menyarankan kepada para warga Yahudi untuk tidak sembarangan berziarah, hal itu untuk menghindari pertikaian yang tidak perlu.
Menurut persepsi tradisional orang Yahudi, situs Bait Suci bisa saja di area masjid Kubah Shakhrah, atau di area Masjid Al-Aqsa. Jika harus memindah masjid, baru bisa membangun kembali Bait Suci, barangkali tidak perlu menunggu operasional berjalan.
Begitu dipublikasikan, bahkan hanya sedikit bocoran saja, maka dengan segera masyarakat Islam akan bergerak meluncurkan “jihad” dan melakukan berbagai serangan terhadap Israel atau sekutu-sekutunyademi mempertahankan kedaulatannya. Bisa dibayangkan bahwa hari ketika kebencian kedua belah pihak tidak mampu diurai lagi, maka hal ini bertentangan dengan tujuan terakhir dari pembangunan Bait Suci tersebut
Masjid tidak bisa dipindahkan dan pembangunan kuil Israel itu pun dalam status harus dilakukan, untuk memecahkan kebuntuan ini.
Cendekiawan Yahudi Asher Kaufman mengusulkan sebuah rencana yang tampaknya terbaik bagi kedua pihak yaitu membangun Bait suci di sebelah mesjid.
Asher Kaufman berdasarkan penelitian arkeologinya di Bukit Bait selama 16 tahun, ia berpendapat bahwa lokasi Bait Suci lama bukan di tempat masjid Al-Aqsa yang sekarang, melainkan di bagian utaranya dan di atas tanah yang diatasnya terdapat pula sebongkah batu cadas, batu besar ini disebut “dome rock “, justru barangkali adalah tanah tempat pengkurbanan Abraham.
Perencanaan lainnya adalah usulan pembangunan situs Bait Suci tidak perlu didirikan di lokasi lama, selama sebuah Bait Suci baru dibangun diatas Bukit Bait. Maka memiliki kesucian yang sama; oleh karena itu dianjurkan membangun di bagian belakang dinding barat dan di antara kedua masjid, dapat dimasukkan ke dalam area pertimbangan untuk pemilihan lokasi.
Entah di sebelah utara masjid atau di sebelah belakang masjid, apabila Bait Suci baru dapat berdiri sejajar dengan masjid, maka bakal menjadi situs pemilihan yang tiada duanya.
Israel sangat berhati-hati dalam menangani rekonstruksi Bait Suci. Sikap hati-hati itu malah menunjukkan tekadnya yang mutlak.
Bukan hanya orang Yahudi dan bahkan orang-orang Kristen percaya bahwa pembangunan Bait Suci Ketiga Israel tidak dapat dihindari, hanya masalah waktu saja. Karena, hal ini sudah lama tercatat dalam “Alkitab” Yudaisme dan Kristen.
Pembangunan Bait Suci Ketiga adalah adegan penting dalam drama akbar terakhir umat manusia, yang telah diatur sejak lama, yang datang menggiringinya masih ada perang dan bencana, sampai akhirnya kedatangan Mesias, sang Juruselamat.
Namun, ketika Mesias benar-benar datang ke dunia dan muncul dihadapan orang-orang, dapatkah orang-orang mengenali dan memercayainya? Yerusalem telah kehilangan Yesus pada 2.000 tahun silam. Kali ini, ketika Mesias yang menyelamatkan semua makhluk datang, dapatkah kita mengenaliNya? (HUI/SUD/WHS/asr)
Penantian Ilahi di Kota Suci — Kisah 4000 Tahun Yerusalem (1)
Penantian Ilahi di Kota Suci — Kisah 4000 Tahun Yerusalem (2)
Penantian Ilahi di Kota Suci – Kisah 4000 Tahun Yerusalem (3)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerussalem (4)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (5)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (6)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (7-1)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (7-2)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (8-1)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (8-2)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (9-1)
Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (9-2)