EpochTimesId – Swiss tampaknya akan segera melonggarkan aturan ekspor-senjata. Itu bisa jadi termasuk ke negara-negara yang sedang terlibat ‘perang sipil’. Padahal, ada laporan media bahwa granat buatan Swiss kemungkinan jatuh ke tangan militan di Suriah.
Granat tangan buatan perusahaan negara Swiss, RUAG, diduga kuat ditimbun anggota kelompok teroris ISIS di Suriah. Granat itu diduga dijual kepada Uni Emirat Arab pada 15 tahun lalu. Surat Kabar SonntagsBlick melaporkan dugaan itu pada 2 September 2018. Mereka menyertakan bukti berupa foto-foto senjata yang disita dari para milisi di Suriah.
Meski begitu, anggota Partai Rakyat Swiss (SVP), partai terbesar di negara itu, mengatakan pada 3 September 2018 bahwa mereka akan tetap meminta pemerintah untuk mengurangi dan melonggarkan peraturan tentang ekspor senjata. Dua komite di parlemen sudah menandatangani kebijakan baru, yang akan dapat diterapkan oleh pemerintah melalui peraturan.
Di bawah aturan baru, negara-negara yang sebelumnya ‘terlarang’ akan dapat membeli senjata dari Swiss. Itu termasuk negara-negara yang diblokir membeli senjata dari Swiss, akibat konflik bersenjata atau perang sipil.
Para pendukung peraturan yang lebih lunak, termasuk partai SVP, beralasan bahwa rakyat membutuhkan dukungan pemerintah. Mereka perlu mendukung peningkatan lapangan kerja pada sektor industri pertahanan di Swiss.
Pada 2017, perusahaan Swiss memenangkan izin pemerintah untuk mengekspor 446,8 juta franc Swiss (sekitar 6,8 triliun rupiah) persenjataan ke 64 negara. Jumlah ini naik 8 persen dari tahun sebelumnya.
Hampir 50 persen senjata itu diekspor ke negara-negara Eropa lainnya. Akan tetapi, pangsa pasar Eropa pada 2016 adalah 52 persen. Ketika persentase pangsa pasar di Eropa menurun, persentase ekspor senjata Swiss ke Amerika dan Asia justru meningkat.
“Masalahnya peningkatan penjualan (granat) tidak ada hubungannya dengan berkurangnya peraturan Swiss yang mengatur ekspor senjata,” kata Werner Salzmann, ketua majelis rendah komite keamanan di parlemen Swiss, kepada Reuters.
Aturan baru, tambahnya, juga akan memberikan dampak positif bagi negara-negara konflik. Itu akan memungkinkan negara-negara dalam konflik bersenjata untuk mendapatkan sistem pertahanan rudal buatan Swiss, untuk melindungi warganya.
ISIS Timbun Granat Buatan Tangan Swiss
Dalam sebuah pernyataan, RUAG mengatakan granat yang ditimbun ISIS, kemungkinan bagian dari 250.000 buah yang dikirimkan 15 tahun lalu ke Uni Emirat Arab. Bisa jadi, granat itulah yang dipindahkan ke Suriah.
“Memang ada kasus di tahun 2003/2004. Seorang pelanggan RUAG membuat pernyataan ‘pengguna akhir’ palsu. Mereka gagal memenuhi persyaratan itu,” ujar pernyataan RUAG.
Ini bukan pertama kalinya granat RUAG dikirim ke UEA, dan muncul di Suriah. Pada tahun 2012, granat mereka ditemukan dalam penguasaan Tentara Pembebasan Suriah, yang memerangi dan memberontak kepada pemerintah Bashar al-Assad.
Para penentang rencana peraturan baru mengatakan laporan itu menggarisbawahi masalah dalam melacak senjata buatan RUAG yang diekspor dari Swiss.
“Ini adalah contoh utama betapa sulitnya mengontrol pengiriman senjata,” kata Martin Landolt, presiden Partai Demokrat Konservatif, kepada koran SonntagsBlick.
RUAG mengatakan pihaknya sudah tidak mengirimkan granat ke negara-negara Arab sejak 2003/2004. Seorang juru bicara pemerintah Swiss tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar, pada hari Senin (3/9/2018).
RUAG adalah eksportir utama senjata Swiss. Perusahaan Swiss lainnya, Rheinmetall Jerman juga memproduksi senjata. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA