EpochTimesId – Jet tempur Inggris dikerahkan untuk mencegat dan menghalau pesawat bomber Rusia di Laut Utara, pada 20 September 2018 lalu. Pesawat-pesawat militer Rusia itu dikejar dan diusir setelah mengabaikan upaya komunikasi dari Air Trafic Control (ATC/kontrol lalu lintas udara).
“Angkatan Udara Kerajaan (RAF) Inggris Raya mengirim beberapa pesawat tempur ‘Typhoon’. Mereka diterbangkan dengan kecepatan tinggi dari pangkalan RAF, Lossiemouth untuk memantau dua pesawat Rusia yang mendekati wilayah udara Inggris,” ujar RAF sebuah pernyataan tertulis.
Pilot dari Tupolev Tu-160 Blackjacks Rusia, yang merupakan pembom jarak jauh, tidak menjawab ketika dihubungi petugas RAF Inggris. Mereka menaikkan status menjadi bahaya di daerah itu, menurut RAF.
“Bomber Rusia yang menyelidiki wilayah udara Inggris adalah pengingat lain dari tantangan militer yang sangat serius yang dihadapi saat ini,” kata menteri pertahanan Inggris, Gavin Williamson. “Kami tidak akan ragu untuk terus mempertahankan langit kami dari tindakan agresi. Sekali lagi reaksi cepat RAF kami telah menunjukkan betapa pentingnya kekuatan bersenjata kami dalam melindungi Inggris.”
Angkatan udara bekerja dengan mitra NATO untuk memantau jet ketika mereka melewati wilayah udara internasional, sebelum mereka dicegat dan diusir. Jet-jet RAF kemudian mengantar pesawat Rusia keluar dari wilayah kepentingan Inggris, dan tidak lama kemudian pesawat Rusia memasuki wilayah udara negara itu.
“RAF QRA diluncurkan hari ini karena pesawat militer Rusia tidak berbicara dengan agen lalu lintas udara. RAF secara rutin mencegat, mengidentifikasi, dan mengawal pesawat Rusia yang transit di wilayah udara internasional di dalam wilayah kepentingan Inggris dan terus siaga untuk menjalankan perintah, setiap hari,” sambung RAF.
Rincian lain tentang persinggungaan itu tidak diungkapkan.
Pesawat Rusia Dekati Alaska
Dalam insiden terpisah pada 11 September 2018, dua pesawat tempur Angkatan Udara AS, F-22, juga mencegat dua bomber jarak jauh TU-95 Bear milik Rusia serta dua pesawat tempur Su-35 Flanker di dekat Alaska. Keempat pesawat Rusia itu terbang melintas sekitar 200 mil di sebelah barat negara bagian Alaska.
Sebelumnya pada 1 September, dua bomber Tu-95 juga dicegat dan diusir oleh pesawat F-22 Amerika setelah melewati Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska di selatan Kepulauan Aleutian, seperti dikutip dari Fox News melaporkan.
Awal pekan ini, menurut laporan yang diterbitkan pada 17 September, tembakan rudal anti-pesawat Suriah mengenai sebuah pesawat Rusia di Suriah. Rusia mengatakan bahwa insiden itu terjadi setelah serangan Israel terhadap wilayah Suriah. Secara keseluruhan, 15 orang tewas dalam insiden itu.
“Sebagai akibat dari tindakan militer Israel yang tidak bertanggung jawab, 15 prajurit Rusia tewas, yang sama sekali tidak sesuai dengan semangat kemitraan Rusia-Israel,” kata Mayor Jenderal Igor Konashenkov, juru bicara militer Rusia, seperti dilaporkan oleh CNN.
Israel menyatakan berduka atas hilangnya nyawa, dan menyalahkan rezim pemimpin Suriah, Bashar al-Assad, sebagai pihak yang paling bertanggungjawab.
Pada 11 September, Rusia juga meluncurkan latihan militer terbesar dalam beberapa dekade, menurut media RT.com yang didukung negara Rusia. Latihan perang besar-besaran, yang disebut Vostok-2018, melibatkan sekitar 300.000 pasukan darat Rusia dan puluhan ribu kapal laut, pesawat, dan kendaraan darat.
Beberapa unit militer Tiongkok komunis juga ambil bagian dalam latihan itu.
RT melaporkan bahwa lebih dari 1.000 pesawat, pesawat tak berawak, dan helikopter dilibatkan dalam latihan itu. Sekitar 36.000 kendaraan lapis baja serta 80 kapal tempur dan kapal pendukung juga ikut ambil bagian. (JACK PHILLIPS/The EPoch Times/waa)
Video Rekomendasi :
Video Pilihan :
https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ