Penulis: Wen Pinrong Dokter Pengobatan Tiongkok Tardisional
Sebenarnya mencapai usia berapakah baru boleh menerima perawatan akupunktur (tusuk jarum)?
Menurut wejangan seorang guru akupunktur terkenal, yang murid didikannya menyebar di seluruh dunia: Bayi yang telah berusia 8 bulan, baru boleh menerima perawatan akupunktur, namun, bagaimana apabila bayi yang membutuhkan perawatan itu berusia di bawah 8 bulan?
Seorang ibu muda kurus berusia 25 tahun, pada kehamilan pertama, ketika sang bayi baru lahir, biasanya merupakan harapan dari kedua belah pihak keluarga, lantas mendapatkan doa pemberkatan terbanyak, terutama sang kakek yang tidak henti-hentinya tersenyum dan sering kali memuji cucunya itu: ”Bayi yang sangat molek!”
Meskipun sang bayi setiap bulan dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan rutin, semua dokter mengatakan normal, namun bayi ini sekalipun telah berusia beberapa bulan, anehnya tidak terlihat ada pertumbuhan, kelihatannya ada yang tidak beres.
Maka sang ibu membawanya ke rumah sakit besar lainnya, hasilnya membuat seluruh keluarga berada dalam kepanikan yang amat sangat, sang kakek bahkan sampai mengerutkan dahinya! Dokter mengatakan: ”Ventrikel otak bayi ini terpisah, celahnya besar, terjadi kalsifikasi pada tepi otak, belahan otak kanan dan kiri tidak sama besar, menunjukkan gejala atropi pada otak, tidak ada obatnya dan tidak ada cara penanganannya.”
Teori ilmu kedokteran Barat adalah: ”Terhadap sel-sel otak tidak dapat dilakukan pembenahan.” Menurut perkiraan dokter kemungkinan sewaktu lahir sang bayi berhenti bernapas, di saat itu dokter melakukan pertolongan darurat pernapasan.
Ilmu pengobatan Barat tidak berdaya, ibu muda menjadi ketakutan karena tidak ada yang dapat menolong! Air matanya terus berderai, beberapa kali menahan isak, tidak dapat mengucapkan kata-kata, secara terputus-putus dia menguraikan kondisi penyakit sang bayi yang baru berusia 4 bulan itu!
Pada saat itu sang bayi yang terbaring dalam pelukan ibunya sedang tertidur lelap, penampilannya sungguh manis! Tapi ketika dicermati, nampak seluruh tubuh bayi bengkak edema, berwajah gemuk lembut, lehernya masih sangat lunak, tidak mampu mengangkat kepalanya, diperlukan waktu lama untuk menghabiskan susu 60 ml, setelah minum susu kerap muntah susu.
Tak lama kemudian, mata kecil sang manis terbuka, bola matanya berputar ke atas menampakkan bagian putihnya, tangan kaki agak kejang klonus, wajah tanpa ekspresi, setelah beberapa detik, mata terkatup dan mulut berbuih.
Melihat ini, saya memijit-mijit titik he gu, dan memberitahu sang ibu: ”Epilepsinya kambuh!” Dia yang baru menjadi seorang ibu terkejut sampai linglung, saya beralih memijit meridian he gu dan shen men sang ibu untuk menenangkannya.
Dalam menghadapi bayi kecil yang tidak dapat ditangani ilmu pengobatan Barat, dalam telinga terngiang ajaran guru, melihat sang ibu yang tidak berbaya, dalam hati berdoa memohon bantuan sang Pencipta!
Dimulai dengan mengajar sang ibu untuk membantu melakukan senam menyehatkan tulang belakang sang bayi, juga mengajar sang ibu membantu bayinya dengan memijit titik-titik he gu, jian shi, hou xi untuk mengurangi frekuensi kambuhnya epilepsi.
Pada saat kambuh segera memijit he gu, kemudian memijit hou xi, jian shi akan dapat memperpendek waktu kambuhnya, bahkan dapat meringankan kondisi kelelahan setelah kambuh.
Penanganan akupunktur: Semestinya titik bai hui yang merupakan titik pertemuan berbagai energi “Yang” harus ditusuk, namun ubun-ubun kepalanya belum menutup, tidak bisa ditusuk, sehingga diubah menusuk titik-titik: shen ting, he gu, hou xi, zu san li, tubuh sang bayi mengejang sebentar, tanpa reaksi lain. Akupunktur dilakukan mulai dari jumlah tusukan yang sedikit, perlahan-lahan ditambah, sampai yang ke 5 kalinya baru dilakukan tusukan yang sebenarnya.
Untuk merangsang pertumbuhan otak, semestinya lebih baik ditusuk titik si shen cong, namun justru karena tulang ubun-ubun bayi belum menutup maka dibatalkan dan diubah menusuk titik-titik: ben shen, shen ting, yong quan; untuk meningkatkan sirkulasi pada otak, ditusuk titik-titik feng chi, hou xi; terkena epilepsi, mungkin dikarenakan sang ibu sewaktu mengandung mengalami ketakutan, maka pada masa embrionik, janinnya kekurangan energi “Yin” pada liver dan ginjal, energi tubuh naik ke atas tidak kembali turun, maka ditusuk titik-titik jian shi, hou xi; ketika kumat, mulut berbuih karena dahak tertahan, perlu memperkuat lambung dan pembenahan usus, ditusuklah titik zu san li; melancarkan persendian lengan dan kaki, mengurangi gejala opistotonus dengan menusuk titik-titik he gu, tai chong.
Mengingatkan sang ibu: malam hari jangan mengajak bayi keluar rumah, jangan mengikuti acara perayaan di tempat-tempat ibadah, jangan ke tempat-tempat keramaian, sebelum bayi berusia 1 tahun jangan diajak mengunjungi teman/kerabat, dalam rumah jangan terlalu ramai, sering-seringlah mengajak bayi berbicara, bermain, perdengarkan padanya musik lembut. Perlu berjemur matahari pagi dan senja, terutama pada bagian leher dan pergelangan kaki.
Biasanya pertumbuhan bayi diperhitungkan dalam bulan adalah: ”Satu mendengar, dua melihat, tiga mengangkat kepala, empat menopang, lima mencengkram, enam membalikkan tubuh, tujuh duduk, delapan merangkak, sembilan berdiri dengan bantuan, setelah berusia 1 tahun dapat berjalan. Namun bayi ini tidak memenuhi semuanya. Pada usia 7 bulan bayi itu terdiagnosa buta-tuli. Pada usia 8 bulan terdiagnosa epilepsi.
Sang ibu yang kurus dan lemah menerima kejutan bertubi-tubi, mengalami kelelahan mental dan fisik, saya sering memberinya semangat, khawatir dia tidak mampu menanggungnya! Kasus tuli, yang ditusuk titik-titik: ting gong, Jiao sun tou qu bin; kasus kebutaan ditusuk titik-titik: tong zi liao, zan zhu.
Menerima perawatan akupunktur yang ke dua, bengkak-bengkak pada wajah jadi berkurang, pada perawatan ke 4, jumlah membalikkan mata hingga nampak bagian putihnya saja sudah berkurang dari sehari 7-8 kali menjadi 2-3 kali saja.
Pada perawatan ke 33, ketika ditusuk jarum akupunktur ia dapat menangis keras, bahkan mengangkat kepala sendiri, apabila menjelang umur 3 tahun tidak dapat menegakkan leher, maka seumur hidupnya akan lumpuh total, saat ini ia sudah berusia 7 bulan.
Semula tangan terus dikepalkan, sekarang tangannya sudah dapat dibuka, namun tidak dapat memegang barang. Pada penangan akupunktur ke 43, ia terkejut ketika ada suara keras, menunjukkan si bayi sudah dapat mendengar. Setiap kali sang kakeklah yang menggendongnya untuk ditusuk jarum, sang kakek tidak dapat menahan rasa girang dalam hatinya, karena di dalam kabut kelam terlihat secercah cahaya fajar.
Setelah itu, saya harus ke luar negeri selama 12 hari. Sebelum keberangkatan, saya mencarikan dokter akupunktur bagi sang bayi untuk perawatan sementara, hasilnya tidak ada yang berani menerimanya, karena belum pernah menusuk jarum terhadap anak sekecil itu, akhirnya saya meminta sang ibu untuk membawanya ke Direktur Pendidikan Akupunktur.
Ketika sang bayi diperiksa, dokter yang menangani ragu-ragu untuk waktu yang lama, dan hanya menusuk 4 tusukan pada tangan dan kakinya, melihat ini sang ibu terpaksa menunggu saya kembali. Ketika penulis kembali, semangat bayi itu memburuk, sering tertidur tak sadarkan diri, porsi makannya juga berkurang. Setelah ditangani lagi selama 2 hari berturut-turut, bayi itu pulih kembali daya hidupnya.
Terapi ke 54, sang bayi dapat tertawa untuk kali pertama, sang kakek pun kegirangan, saat itu bayi sudah berusia 9 bulan. Akupunktur kali ke 56, sang bayi ingin membalikkan tubuh namun belum berhasil, sudah dapat bermain sendiri.
Jika lampu tiba-tiba menyala, kepala akan dipalingkan ke arah cahaya, namun masih belum dapat melihat. Disaat sang bayi genap berusia 1 tahun, aspirasi yang berulang tahun: “Asalkan aku dapat tumbuh besar”.
Kini panjang tubuhnya 71 cm, berat badannya 8.4 kg, porsi susu yang diminum 150 ml, tulang ubun-ubun belum menutup rapat, gigi belum tumbuh. Jalan yang ditempuh ibu dan putrinya penuh dengan tantangan, perjalan hidup yang masih panjang!