London – Seorang mantan petinju tewas dibunuh setelah memperingatkan bandar narkoba untuk berhenti berjualan di luar rumahnya di London, Inggris Raya. Ian Tomlin yang kini berprofesi sebagai sopir bus meninggal setelah secara brutal dipukuli di sebuah gedung apartemen di Battersea, London selatan, pada Rabu (17/10/2018) lalu, seperti dikutip dari Daily Mail.
Para saksi mengatakan ada darah berceceran di lokasi pembunuhan. Mereka mengklaim bahwa ayah dua anak itu juga ditikam di leher ketika berkelahi dengan bandar narkoba.
“Ketika petugas tiba, seorang pria 46 tahun ditemukan dengan luka tikam setelah diserang. Dia dinyatakan meninggal di tempat kejadian,” tulis rilis Kepolisian Scotland Yard.
“Semua tersangka telah meninggalkan lokasi sebelum kedatangan polisi,” sambung polisi.
Ayah korban yang sedang berduka Cecil Tomlin, 84, mengatakan dia yakin pengedar narkoba membunuh putranya.
“Dia telah takut pada mereka,” kata Tomlin tua kepada wartawan di tempat kejadian, menurut The Metro. “Mereka menjual narkoba di luar rumahnya. Dia berkata, ‘Jangan jual di sini!’”
Dia meminta pihak berwenang untuk menegakkan keadilan bagi putranya.
“Dia ayah yang sangat baik. Saya tahu dia orang baik, dia sangat baik, dia sangat baik kepada semua orang. Semua orang suka dia,” kata Cecil Tomlin. “Pemerintah perlu melakukan sesuatu karena mereka (pelaku) orang yang sangat jahat.”
Polisi belum berhasil menangkap pelaku. Mereka mengatakan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Seorang saksi yang meminta untuk tetap dirahasiakan namanya mengatakan kepada wartawan, “Lantai pertama digunakan untuk perdagangan narkoba. Polisi tahu itu terjadi setiap hari.”
“Dia mantan petinju, polisi berusaha menyadarkan dia. Dia jelas ditikam di leher dan kepalanya. Ada darah di mana-mana,” tutur saksi.
Saksi lain berkata, “Saya benar-benar ketakutan. Dia adalah seorang pria kulit hitam muda yang sangat kuat yang merupakan orang yang paling baik dan dia benar-benar berotot.”
“Anda bisa tahu dia adalah seorang petinju. Jika mereka bisa membunuhnya, mereka bisa membunuh siapa saja,” kata saksi, menurut The Metro.
“Saya percaya, mereka itu ada lima orang. Mereka bergerombol berlima, sangat menakutkan.”
Tomlin adalah korban pembunuhan ke 113 di London sepanjang tahun ini.
Statistik yang baru dirilis dari laporan Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) juga menunjukkan tingkat pembunuhan di Inggris telah melonjak sebesar 14 persen dari 630 tahun lalu menjadi 719 tahun ini.
“Jumlah pembunuhan meningkat setelah penurunan jangka panjang,” tulis laporan tentang kejahatan di Inggris dan Wales itu pada 18 Oktober 2018. Laporan disusun untuk periode tahunan yang berakhir pada Juni 2018.
Temuan-temuan itu juga mengungkapkan peningkatan angka kejahatan yang melibatkan pisau atau benda tajam lainnya.
“Jumlah penerimaan rumah sakit di Inggris karena serangan yang melibatkan instrumen tajam juga meningkat,” catat laporan itu. “Banyak dari jenis kekerasan dengan volume rendah dan tingkat kekerasan yang lebih tinggi cenderung terkonsentrasi di London dan wilayah metropolitan lainnya.”
“Selama beberapa dekade terakhir, kami telah melihat penurunan tingkat kejahatan secara keseluruhan tetapi pada tahun lalu trennya lebih stabil,” kata ahli statistik Joe Traynor, dari Pusat Kejahatan dan Keadilan ONS. (TOM OZIMEK/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA