Chen Han / NTDTV.com
Perusahaan konsultan terkemuka AS yakni RAND Corporation baru-baru ini melansir laporan investigasi panjang, yang mengungkapkan strategi Komunis Tiongkok di 7 zona meliputi wilayah Asia Tenggara, Oceania, Afrika dan lain-lain, serta mengungkapkan 11 “negara kunci” yang paling diutamakan oleh Komunis Tiongkok.
Laporan setebal 300 halaman lebih ini berjudul “The Dawn of One Belt One Road: China in Developing Countries”, mengungkap strategi Beijing di 7 zona seluruh dunia dan meneliti keterlibatan RRT di zona sedang berkembang ini di bidang politik, ekonomi, diplomatik dan militer, serta menitikberatkan pada ‘propaganda One Belt One Road’.
Laporan menemukan “negara kunci” (pivotal state, Red) yang diutamakan oleh Komunis Tiongkok pada setiap zona atau “negara kunci yang berpotensi”.
Di antaranya, Asia Tenggara adalah zona paling utama bagi kepentingan ekonomi dan politik RRT. Wilayah ini merupakan sumber impor sekaligus tujuan ekspor terbesar bagi Beijing, juga merupakan zona utama bagi kebijakan “One Belt One Road” yang dicanangkan PKT.
Surveyor mendapati, negara di Asia Tenggara yakni Indonesia (politik), Malaysia (ekonomi), Thailand (bisa dipercaya) dan Vietnam (risiko geostrategis) adalah teramat penting bagi RRT. Indonesia dianggap sebagai Negara Hub Krusial bagi proyek “Jalan Sutra Maritim” Komunis Tiongkok.
Sementara 10 negara ASEAN merupakan negara anggota di dalam program Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang diprakarsai Komunis Tiongkoj dan AIIB dianggap sebagai alat penyedia modal bagi program One Belt One Road yang diusung Beijing.
Sejak tahun 2003 hingga 2014, pemimpin politik Komunis Tiongkok telah melakukan 94 kali kunjungan ke wilayah Asia Tenggara dan 66 kali kunjungan militer berskala tinggi. Beijing juga mendirikan 25 unit “Confucius Institute” di wilayah ini.
Rusia yang terletak di wilayah Euro-Asia juga merupakan salah satu “negara kunci”. Antara RRT dan Rusia selain mencari hubungan kerjasama yang penting dalam bidang militer serta energi, juga berbagi kepentingan dalam hal separatisme dan HAM.
Pakistan adalah bagian pembentukan penting bagi kepentingan PKT di Asia Selatan. Kesepakatan “Koridor Ekonomi RRT-Pakistan” yang ditandatangani oleh RRT dan Pakistan merupakan proyek unggulan dalam One Belt One Road. Laporan menyebutkan, PKT terus memanfaatkan Pakistan untuk membendung India.
Di saat yang sama, Pakistan juga membantu PKT dalam hal stabilitas politiknya, terutama terhadap suku Uighur yang berdiam di wilayah barat laut Tiongkok.
Komentator bernama Profesor Tian Yuan menyatakan, negara yang merupakan “negara kunci” bagi PKT mungkin bukan hal baik, “Baru-baru ini aksi RRT di Pakistan silih berganti, termasuk menandatangani kesepakatan ‘Koridor Ekonomi RRT-Pakistan’, lalu menggelontorkan dana besar bagi Pakistan, tapi di bawah tekanan besar akibat krisis ekonomi, membuat Pakistan baru-baru ini terpaksa harus meminta pertolongan pada IMF untuk menyelesaikan krisis ekonominya.”
Laporan menyebutkan, kerjasama antara Komunis Tiongkok dengan Iran dalam bidang politik, ekonomi, dan militer, sementara Kazakhstanz adalah negara yang paling kuat kemampuan ekonominya di antara lima negara Asia Tengah lainnya.
Tian Yuan menyatakan, Asia Tengah adalah suatu wilayah yang sangat kompleks, selain sangat mengidamkan sumber daya alamnya yang sangat kaya, Komunis Tiongkok juga berniat membangun kekuatan anti-Amerika pada “Jalan Sutra Baru” itu.
Ia berkata, “Di sebelah barat Kazakhstanz terdapat Iran. Dan Iran telah bertentangan dengan Amerika cukup lama, tidak hanya ingin menebar uang untuk melancarkan jalan di Kazakhstanz dengan dalih pembangunan, Beijing juga berniat mempererat kerjasama dengan Iran. Walaupun di bawah sanksi keras Amerika, Komunis Tiongkok terus membeli minyak dan gas bumi dari Iran.
Sementara di bidang moneter dan pembangunan infrastruktur yang kuat di Afrika Selatan, membuatnya menjadi pilihan utama investasi RRT di Benua Afrika. Beijing bahkan menyebutkan, sejak tahun 90an abad lalu Afrika Selatan telah mulai membangun hubungan jangka panjang dengan Beijing.
Venezuela di Amerika Latin, juga menarik investasi RRT yang bertumbuh pesat dalam jumlah besar berkat cadangan minyak buminya yang sangat besar, serta memasok perlengkapan militer dan juga pinjaman dana.
Di wilayah Oceania PKT memprioritaskan Australia dan Selandia Baru, keduanya adalah dua negara yang diajak RRT menandatangani “Hubungan Kemitraan Strategis” di wilayah Oceania.
Menurut Tian Yuan, laporan RAND Corporation ini telah secara rapi dan mendetil memetakan urat nadi gebrakan strategis “One Belt One Road” yang sedang diposisikan oleh komunis Tiongkok di seluruh dunia.
Namun demikian, komentator asal AS Zheng Haochang mengingatkan, di antara negara kunci yang disebutkan oleh RAND Corporation, tidak ada negara Amerika Utara maupun Eropa, “Ini bukan berarti di Eropa tidak ada negara yang tergoda, hanya saja karena keunikan kesatuan Uni Eropa, jika Komunis Tiongkok berniat memengaruhi salah satu negara Eropa, maka Komunis Tiongkok akan menggerakkan seluruh tubuh hanya karena menyentuh sehelai rambut, dalam hal ini tingkat kesulitan Komunis Tiongkok dalam mendorong proyek ini jauh lebih besar.
Sementara di Amerika Utara, karena AS dan Kanada terkait erat, jadi selama kewaspadaan AS cukup tinggi, maka akan sangat sulit bagi Komunis Tiongkok untuk bisa memengaruhi Kanada.”
Zheng Haochang menyatakan, ekspansi keluar Komunis Tiongkok tidak hanya sangat ambisius, juga penuh dengan variasi jurus dan trik. Komunis Tiongkok tidak serta merta menebar jala sepenuhnya, melainkan menebar secara selektif, jika masyarakat Barat agak lengah sedikit, akan sangat mudah terjebak di dalamnya. (SUD/WHS/asr)