Yang Yue
Douglas MacArthur adalah Jenderal Bintang Lima Amerika Serikat, Selama Perang Dunia II ia menjabat sebagai Panglima Pasukan Timur Jauh AS dan Panglima Sekutu Zona Perang Pasifik Barat Daya.
Selama Perang Korea ia menggunakan “Siasat Perang Sun Zi (Sun Tsu)” artikel ke 7 “Dengan cara tidak langsung mencapai tujuan sehingga kelemahan diri diubah menjadi kelebihan yang menguntungkan” sebagai pedoman untuk menggerakkan serangan pendaratan Incheon.
Bahkan mengalahkan tentara Kim Il Sung Korea Utara.
Selanjutnya pasukan AS menduduki Pyongyang ibukota Korea Utara dan pasukannya berhasil mendekati Sungai Yalu (sungai perbatasan Tiongkok – Korea Utara).
Masa Kecil MacArthur
MacArthur terlahir di keluarga militer, ayahnya Arthur MacArthur adalah seorang jendral, dia menyemangati Arthur kecil untuk mempelajari sejarah dan kebudayaan sejak masih kecil dan membimbingnya pada keyakinan “selamanya tidak berbohong dan menipu orang, juga selamanya tidak menyulut sengketa”.
Jenderal Arthur MacArthur senantiasa sangat tertarik pada Tiongkok, di waktu luang ia terus mempelajari sejarah dan budaya Tiongkok, ia pernah meminta Presiden AS pada saat itu, Grant untuk mengirimnya ke Tiongkok sebagai pejabat militer, yang saat itu batal berhubung tidak ada jabatan seperti itu.
Ayahnya yang mencintai kebudayaan Tiongkok ini sangat memengaruhi anaknya, buku “Siasat Perang Sun Zi” yang tersohor menjadi salah satu buku favorit MacArthur kecil.
Perang Jepang-Rusia pecah pada tahun 1904, sebagai salah satu Jenderal wakil delegasi Pengamat Angkatan Darat AS Arthur MacArthur membawa serta anaknya yang baru lulus dari Akademi Militer West Point untuk berkunjung ke Tiongkok.
Di sini, Douglas MacArthur mengunjungi barak tentara Qing dan barak militer Jepang serta saling bertukar pendapat dalam bidang militer dengan para petugas dari kedua belah pihak.
Kemudian dia menginspeksi Thailand, Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, 8 bulan berturut-turut Douglas melakukan pemahaman secara mendalam terhadap situasi di Asia.
Pada saat itu, ia sudah mengemukaan pendapat bahwa tentara Jepang mungkin akan menyerang Tiongkok, Sebagaimana yang diduga, beberapa tahun kemudian tentara Jepang mulai menginvasi wilayah timur laut Tiongkok, dan akhirnya menyerang Pearl Harbor yang telah memicu meletusnya PD-II.
MacArthur menjabat sebagai Panglima Tertinggi Pasukan Timur Jauh AS pada 1941, pada tahun 1944, dia dipromosikan menjadi jenderal bintang lima untuk mengomando militer AS melaksanakan “strategi lompat pulau” di Pasifik barat daya dan berturut-turut merebut kembali pulau-pulau di Samudera Pasifik.
Setelah Jepang menyerah pada 1945 dia menjabat sebagai Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu yang ditempatkan di Jepang untuk mereorganisir tatanan Jepang pasca-perang. (LIN/WHS/asr)
Bersambung