Oleh Joshua Philipp – The Epoch Times
Partai Komunis Tiongkok (PKT) mendorong suatu tujuan, di bawah panji kedaulatan, untuk menghilangkan ketergantungan pada sistem asing di Tiongkok dan kemudian memastikan sistem buatan Tiongkok mendominasi lanskap global.
Dalam upaya untuk mendominasi ranah ini, PKT telah mengidentifikasi teknologi inti, termasuk GPS satelit, infrastruktur internet, dan semikonduktor, bersama dengan Huawei memainkan peran penting dalam agenda ini.
Jamestown Foundation’s China Brief mencatat bahwa baru-baru ini pada tanggal 5 Juni pemimpin Tiongkok Xi Jinping telah mempromosikan konsep ini sebagai pendekatan untuk “teknologi, internet, dan tata kelola, yang berusaha untuk menanamkan konsep kedaulatan dunia maya Tiongkok di institusi-institusi tata kelola internet global.”
Di masa lalu, konsep kedaulatan dunia maya PKT sering merujuk pada dorongannya untuk mendominasi ruang internet global, sebuah upaya yang dimulai setidaknya pada tahun 2010, di mana termasuk peranan untuk mendapatkan kendali internet secara global melalui PBB pada tahun 2015.
Namun, seiring dengan kemajuan program ini, program ini meluas hingga mencakup teknologi dasar yang membuat internet dan sistem teknologi global bekerja, sambil mempertahankan semangat tirani sosial PKT dan dominasi pasar global.
Melalui inisiatif “One Belt One Road” dari PKT, Komunis Tiongkok membangun infrastruktur inti yang mencakup ekspor “Model Tiongkok” untuk pemerintahan totalitarian (lawan dari sistem demokrasi).
Dewan Hubungan Luar Negeri melaporkan pada bulan Juli bahwa “Ekspor barang pengawasan Tiongkok adalah komponen penting dari ‘Jalur Sutera Digital’ milik Tiongkok.”
Ia mencatat bahwa Huawei baru-baru ini menerapkan model “Kota Aman” di Nairobi, Kenya, di mana Huawei memasang 1.800 kamera pengintai sebagai bagian dari program ini, dan mengindikasikan bahwa “meskipun kamera pengintai dapat membantu memerangi kejahatan, namun kamera pengintai juga dapat digunakan untuk memantau para aktivis dan pelaku protes.”
Selain Nairobi, laporan itu menyatakan, “Huawei telah menyebarkan sistemnya di 100 kota di sekitar 30 negara di seluruh dunia. Ekspor teknologi semacam itu digabungkan dengan hibah yang didukung pemerintah Tiongkok yang menciptakan ketergantungan negara pengimpor pada peralatan yang diproduksi Tiongkok dan mendorong pembelian lebih lanjut dari peralatan semacam itu.”
Aspek inti dari dorongan ini adalah kerangka kerja internet baru yang dipimpin oleh PKT yang terpisah dari, namun saling berhubungan dengan, internet global. Termasuk dalam teknologi ini adalah sistem besar-besaran PKT untuk sensor internet dan pemantauan online — dan sekali lagi, hal ini menggandeng infrastruktur dan sistem internet Huawei untuk kendali sosial totalitarian.
Huawei memainkan peran utama dalam program-program PKT untuk pelanggaran hak asasi manusia dan pengawasan domestik.
Dokumen internal Huawei setebal 172 halaman pada tahun 2015, yang bocor ke internet, adalah manual pelatihan bagi polisi internet Tiongkok untuk memantau, menganalisis, dan memproses konten video. Ini juga menunjukkan keterlibatan Huawei dengan Proyek Perisai Emas PKT untuk sensor dan Sistem Skynet untuk pengawasan.
Teknologi perusahaan Huawei juga merupakan bagian dari Sistem Kredit Sosial PKT, yang menciptakan basis data pada setiap orang, melacak semua data yang tersedia mengenai orang tersebut, dan menghitung “skor warganegara” yang menentukan tingkat kebebasan mereka dalam masyarakat.
PKT juga melakukan upaya besar untuk menggantikan industri semikonduktor Amerika Serikat — teknologi di mana Huawei dan ZTE (perusahaan telekomunikasi Tiongkok) masih bergantung pada perusahaan Barat, dalam mengembangkan dan memasok mereka.
Amerika Serikat mendakwa Sirkuit Terpadu Fujian Jinhua milik negara Tiongkok pada 1 November karena diduga mencuri rahasia dagang dari pengembang semikonduktor Micron yang berbasis di Amerika Serikat.
Dakwaan itu juga mencakup United Microelectronics Corp, sebuah perusahaan Taiwan, dan tiga warga negara Taiwan — termasuk Stephen Chen, mantan presiden Micron Memory Taiwan, sebuah anak perusahaan Micron di Taiwan, yang kemudian bekerja di United Microelectronics Corp milik PKT.
Beberapa minggu kemudian, pada akhir November, para pejabat PKT mengklaim bahwa mereka telah menemukan bukti bahwa Micron melakukan penetapan harga, bersama dengan Samsung dan Hynix, dan — tanpa memberikan bukti publik — mengklaim bahwa perusahaan tersebut terlibat dalam perilaku anti-persaingan.
Itu terjadi setelah sanksi sementara dari Amerika Serikat yang melarang ZTE dari pasar semikonduktor Amerika Serikat, setelah ZTE diketahui melanggar sanksi Amerika Serikat terhadap Iran. Meskipun larangan itu dicabut dengan cepat, larangan itu bertindak sebagai tembakan peringatan mengenai dampak sanksi Amerika Serikat terhadap industri teknologi Tiongkok.
Bersama dengan Huawei yang sekarang ini menghadapi kasus penipuan serupa terkait dengan Iran, taruhannya menjadi besar, dan program-program PKT untuk menggantikan dan melampaui Amerika Serikat sebagai pemimpin teknologi global kembali berada di posisi depan dan inti, dengan inisiatif untuk bersaing dalam teknologi internet 5G, energi baru, komputasi kuantum, dan lainnya.
Di Tiongkok, ada konsep “melampaui anda di tikungan,” dan konsep itu menjadi konsep panduan bagi tujuan PKT untuk menyalip Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia dalam bidang teknologi, di bawah program Project 863 dan Tiongkok 2025. Idenya adalah bahwa sangat sulit untuk melampaui seseorang yang sudah unggul dalam bidang tertentu, tetapi ketika seluruh dunia berbelok, maka orang tersebut dapat dilampaui.
Di bawah kendali PKT, hal itu berarti fokus pada munculnya teknologi baru adalah terpenting. PKT telah menggunakan investasi asing, kemitraan penelitian, pembiayaan negara, dan pencurian rahasia dagang untuk memberikan keunggulan pada perusahaan-perusahaan milik PKT melebihi perusahaan pesaing asing yang sering mereka miliki secara pribadi ketika terjadi pergeseran pasar.
Huawei adalah salah satu perusahaan utama yang digunakan untuk mencapai tujuan ini. (VIVI/asr)
Artikel Ini Terbit di Epochtimes Spesial Edisi dengan judul Huawei Is Cornerstone of CCP Initiative to Overtake the United States