EpochTimesId – Amerika Serikat menuntut lebih banyak rincian dan penjelasan tentang penahanan warga negara mereka di Rusia. WN Amerika ditahan dan dituduh oleh Kremlin sebagai mata-mata di Moskow.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan kepada wartawan di Brasil pada 2 Januari 2019 bahwa AS berharap untuk segera melakukan kontak dengan Paul Whelan, mantan Marinir AS. Whelan adalah direktur keamanan global di BorgWarner, pemasok suku cadang otomotif yang berpusat di Michigan, menurut pernyataan perusahaan.
“Kami berharap, dalam beberapa jam ke depan, kami akan mendapatkan akses konsuler untuk melihatnya dan mendapatkan kesempatan untuk mempelajari lebih banyak,” kata Pompeo.
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan pada 31 Desember 2018, bahwa pihaknya telah membuka kasus pidana terhadap Whelan tentang dugaan spionase, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Di bawah hukum Rusia, Whelan bisa menghadapi ancaman 10 hingga 20 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Pompeo mengonfirmasi AS akan mengambil tindakan lebih lanjut, tergantung pada informasi apa yang mereka terima dari Rusia.
“Kami telah menjelaskan kepada Rusia harapan kami bahwa kami akan mempelajari lebih banyak tentang tuduhan itu, untuk memahami apa yang dituduhkan kepadanya,” kata Pompeo. “Dan jika penahanannya tidak tepat, kami akan menuntutnya agar segera dikembalikan.”
Departemen Luar Negeri AS, tidak menanggapi permintaan komentar melalui email. Seorang perwakilan mengatakan kepada Reuters bahwa Moskow diharapkan untuk memungkinkan akses konsuler bagi departemen untuk bertemu dengan Whelan.
“Kewajiban Rusia berdasarkan Konvensi Wina mengharuskan mereka untuk menyediakan akses konsuler. Kami telah meminta akses ini dan mengharapkan pihak berwenang Rusia untuk menyediakannya,” kata perwakilan itu, tanpa memberikan perincian identitas warga Amerika atau alasan di balik penahanannya.
Keluarga Bantah Tuduhan
Saudara kembar Whelan mengatakan dia berada di Moskow menghadiri pernikahan sebelum dia ditangkap. Keluarganya membantah tuduhan spionase oleh otoritas Rusia.
“Kami sangat memperhatikan keselamatan dan kesejahteraannya. Kepolosannya tidak diragukan dan kami percaya bahwa haknya akan dihormati,” ujar saudara Whelan, David Whelan, mengatakan dalam sebuah pernyataan publik. David Whalen mengatakan keluarganya telah menghubungi pihak berwenang AS, segera setelah mereka mengetahui penangkapan itu.
“Kami memperhatikan bahwa Dia tidak dapat dihubungi pada tanggal 28 (Desember), yang sangat tidak sesuai dengan karakternya, bahkan ketika Dia bepergian,” kata pernyataan itu. “Kami mengetahui tentang penangkapannya pada Senin pagi setelah penahanannya disebutkan pada ‘newswires’.”
David mengatakan bahwa saudaranya telah melakukan perjalanan ke Rusia pada banyak kesempatan, baik untuk pekerjaan atau bisnis pribadi. Paul bersama kedua mempelai di pernikahan yang gagal dihadirinya, di kemudian hari, mendorong pasangan itu untuk mengajukan laporan orang hilang kepada pihak berwenang Rusia.
“Mengetahui bahwa dia belum mati, anehnya itu sangat membantu,” kata David kepada CNN. “Ketika kami tidak bisa mendapatkan kabar dari dia pada awalnya, kami khawatir. Kami masih khawatir sekarang, tetapi setidaknya kami tahu dia masih hidup.”
Paul Whelan pernah bertugas bersama satuan Korps Marinir AS di Irak. Dia dilahirkan di Kanada dari orang tua Inggris, tetapi tinggal di Michigan, kata saudaranya. Departemen Luar Negeri mengonfirmasi bahwa Whelan adalah warga negara AS.
“Saya pikir hanya ada satu tujuan, yaitu, untuk membawa Paul pulang,” kata David.
Kasus Butina
Penangkapan Whelan terjadi beberapa minggu setelah warga Rusia, Maria Butina mengaku bersalah atas sebuah persekongkolan konspirasi di pengadilan federal AS, karena bertindak sebagai agen bagi Kremlin tanpa mendaftar di Amerika Serikat.
Daniel Hoffman, mantan kepala stasiun CIA Moscow, mengatakan ‘mungkin, bahkan sangat mungkin’ bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan penangkapan Whelan untuk mengatur pertukaran mata-mata untuk Butina.
Rusia mengatakan Butina terpaksa membuat pengakuan palsu tentang menjadi agen Rusia. Putin mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump dalam sepucuk surat pada 30 Desember bahwa Moskow siap berdialog tentang ‘agenda luas’. Pernyataan Rusia menyusul serangkaian upaya untuk menjadwalkan pertemuan puncak yang kedua, antara para pemimpin.
Pada akhir November, Trump membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan Putin di sela-sela pertemuan puncak G-20 di Argentina, menyusul ketegangan pasukan Rusia yang menembaki kapal-kapal angkatan laut Ukraina dan kemudian menyita kapal dan kru mereka.
Hubungan Trump dengan Putin berada di bawah mikroskop karena investigasi penyelidik khusus AS, Robert Mueller terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016 dan kemungkinan kolusi dengan tim kampanye Trump. Moskow membantah ikut campur dalam pemilihan umum AS. Trump mengatakan tidak ada kolusi dan mengkarakterisasi penyelidikan Mueller sebagai perburuan penyihir.
Hubungan Rusia dengan Amerika Serikat telah tumbuh kembang-kempis sejak Moskow menganeksasi semenanjung Krimea dari Ukraina pada tahun 2014. Washington dan sekutu Barat sejak itu telah menjatuhkan sanksi pada pejabat, perusahaan, dan bank Rusia. (BOWEN XIAO dan Reuters/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA
Simak Juga :
https://youtu.be/rvIS2eUnc7M