KUALA LUMPUR — Menteri ekonomi Malaysia mengatakan pada 26 Januari bahwa negara tersebut akan membatalkan proyek kereta api East Coast Rail Link (ECRL) senilai US$20 miliar dengan kontraktor China Communications Construction Co. (CCCC).
Mohamed Azmin Ali mengatakan di sebuah acara media bahwa biaya proyek sebesar itu terlalu besar, sementara juga memberi pernyataan bahwa Malaysia akan menerima investasi dari Tiongkok berdasarkan kasus per kasus.
“Kabinet telah membuat keputusan ini karena biaya untuk mengembangkan ECRL terlalu besar dan kami tidak memiliki kapasitas finansial,” kata Azmin.
Pemerintah masih menentukan berapa yang harus dibayar CCCC untuk biaya pembatalan proyek itu, katanya.
Bunga atas proyek itu sendiri mencapai setengah miliar ringgit (US$120 juta) per tahun.
“Kami tidak sanggup menanggung ini, jadi proyek ini harus dihentikan tanpa memengaruhi hubungan baik kami dengan Tiongkok.”
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan pada Agustus lalu bahwa proyek kereta api tersebut akan dibatalkan “untuk saat ini,” tetapi pemerintah sejak itu mengatakan sedang dalam negosiasi dengan CCCC mengenai masa depan jalur kereta api tersebut.
Dia juga mengumumkan pada bulan Agustus tentang pembatalan proyek lain yang bersandar pada pinjaman Tiongkok, yaitu pipa gas alam di negara bagian Sabah, Malaysia Timur.
CCCC tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters melalui telepon dan pesan teks.
Sejak berkuasa Mei lalu, Mahathir berulangkali berjanji untuk menegosiasikan ulang atau membatalkan apa yang disebutnya kesepakatan-kesepakatan “tidak adil” untuk infrastruktur Tiongkok yang telah disahkan oleh pendahulunya Najib Razak, yang pemerintahannya yang hampir satu dekade berakhir dengan kekalahan dalam pemilihan umum di tengah skandal keuangan besar-besaran.
Proyek ECRL adalah fitur paling penting untuk infrastruktur Tiongkok yang dipaksakan masuk di Malaysia akan tetapi pengerjaannya telah ditangguhkan sambil menunggu diskusi mengenai harga dan tuduhan-tuduhan korupsi.
Menteri keuangan Malaysia mengatakan tahun lalu bahwa biaya proyek ECRL telah meningkat, menurut surat kabar keuangan lokal The Edge.
Proyek ECRL adalah salah satu yang terbesar yang ditandatangani Tiongkok di bawah penandatanaganan inisiatif One Belt, One Road, serta salah satu proyek kereta api terbesar milik kontraktor negara, CCCC.
Pada bulan November, Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Tiongkok AS telah mengeluarkan laporan yang memberi peringkat ECRL sebagai proyek One Belt, One Road terbesar kedua berdasarkan perkiraan biaya, setelah proyek kereta api kecepatan tinggi Moskow-Kazan senilai US$21,4 miliar di Rusia. (ran)
Video pilihan: