Epochtimes.id- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis secara resmi, ekonomi Indonesia tahun 2018 tumbuh 5,17 persen lebih tinggi dibanding capaian pada tahun 2017 sebesar 5,07 persen.
Data demikian dirilis oleh BPS pada konfrensi pers Rabu (6/2/2019) dengan tema Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2018, dan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2018.
Menurut BPS, perekonomian Indonesia tahun 2018 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp14 837,4 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp56,0 Juta atau US$3 927,0.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,99 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,08 persen.
Lebih rinci, data BPS menyebutkan selain pertumbuhan Lapangan Usaha Jasa Lainnya, angka pertumubuhan dialami oleh Jasa Perusahaan sebesar 8,64 persen; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,13 persen.
Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 0,91 persen; diikuti Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 0,66 persen; Konstruksi sebesar 0,61 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,50 persen; dan Informasi dan Komunikasi sebesar 0,36 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia dari lapangan usaha lainnya sebesar 2,14 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan IV-2018 dibanding triwulan IV-2017 tumbuh 5,18 persen (y-on-y). Ekonomi Indonesia triwulan IV-2018 dibanding triwulan III-2018 mengalami kontraksi sebesar 1,69 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan 21,41 persen.
Dari sisi pengeluaran, disebabkan oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi 2,22 persen.
Rinciannya, Pertumbuhan terjadi pada semua komponen, yaitu Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), PK-LNPRT, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan Ekspor Barang dan Jasa.
Sementara komponen Impor Barang dan Jasa mengalami peningkatan, namum komponen ini merupakan faktor pengurang. Komponen PKLNPRT merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,08 persen; diikuti Komponen PMTB sebesar 6,67 persen; dan Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 6,48 persen.
Berdasarkan    sumber pertumbuhan  ekonomi Indonesi  tahun 2018, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Komponen PK-RT sebesar 2,74 persen; yang diikuti oleh Komponen PMTB sebesar 2,17 persen. Sementara sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dari komponen lainnya sebesar 0,26 persen
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2018 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,48 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,58 persen, dan Pulau Kalimantan 8,20 persen.
Sementara itu, Bank Indonesia memandang positif pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2018.
Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2018 yang tetap solid menunjukkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia terus terpelihara, di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai.
“Ke depan, Bank Indonesia senantiasa berkomitmen menjaga stabilitas makroekonomi yang diyakini menjadi dasar dalam menopang kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah sehingga turut menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2019 berada pada kisaran 5,0-5,4%,” ujar Departemen Komunikasi BI Agusman dalam rilisnya. (asr)