Epochtimes.id- Seorang teroris ISIS yang terlihat memenggal kepala orang asing pada 2016 silam dilaporkan tewas di Suriah di tengah pertempuran dengan pasukan yang didukung Amerika Serikat.
Muhammad Saifuddin dari Indonesia juga dikenal sebagai Abu Walid dan Mohammed Karim Yusop Faiz, dipastikan tewas oleh polisi dan anggota keluarga minggu ini sebagaimana dilaporkan Daily Mail.
Saifuddin terbunuh di provinsi Deir Ezzor timur di Suriah, tempat koalisi pasukan berusaha mengambil kembali daerah yang dikuasai ISIS terakhir di negara itu.
“Abu Walid (Saifuddin) adalah seorang teroris veteran. Di Suriah, ia dikenal sebagai algojo dan ia memiliki pengaruh dan peran besar di kalangan militan Indonesia di Suriah. Kami berharap kematian Abu Walid akan menurunkan moral para militan di Suriah dan di rumah, ”kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Prasetyo menambahkan: “Dia terbunuh oleh pecahan peluru dari tank pasukan Suriah dalam pertempuran.”
Muinudinillah Basri, saudara lelakinya, mengatakan keluarga mengetahui kematiannya melalui aplikasi pesan instan, mengatakan, “Ada foto tubuhnya dan saya bisa mengenalinya,” sebagaimana ditulis Dailymail.
Pihak Keluarga mengatakan mereka belum mendengar kabar darinya sejak dia pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teroris.
Saifuddin yang berusia 40 tahun juga seorang perekrut untuk ISIS dan muncul dalam video ISIS. Dalam satu video, ia terlihat bersama dua teroris lainnya yang membunuh tiga tahanan yang mengenakan jumpsuits oranye.
Para tahanan di video tersebut dipaksa untuk berlutut sebelum mereka terbunuh.
Saifuddin dan warga negara Malaysia Mohammad Rafi Udin serta warga negara Filipina Mohammed Reza Lahaman Kiram dimasukkan oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai teroris global.
Saifuddin juga diyakini sebagai teman pemimpin teror Sofyan Tsauri, yang berafiliasi dengan teroris al-Qaeda yang bertanggung jawab atas pemboman Bali tahun 2002 yang menewaskan 88 orang.
Saifuddin juga dikatakan dipercaya oleh pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi. “Sejak dulu dia bercita-cita untuk go internasional,” kata Tsauri kepada Mail.
“Dia memiliki rekam jejak yang meyakinkan yang mendapatkan kepercayaan dan posisi penting dalam ISIS. Pada satu titik, Saifuddin ditangkap oleh pejabat Filipina karena mencoba menyelundupkan senjata dan bom ke Indonesia sebagaimana ditulis The Australian.
Kematiannya, menurut analis terorisme Adhe Bhakti, harus menjadi pukulan besar bagi ISIS dan teroris Indonesia.”Pejuang Indonesia di Suriah telah kehilangan salah satu dari boneka terakhir mereka yang tersisa dan karena calon jihadis yang pulang, mereka kehilangan seorang perekrut kunci dan panutan,” kata Bhakti kepada The Australian.
“Mereka mulai merasakan gelisah di rumah. Mereka dimonitor secara ketat baik online maupun offline, menghambat kemampuan mereka untuk berkumpul dan merencanakan serangan dan berpikir untuk pergi ke Suriah, ”kata Bakhti.
“Tapi kematian Abu Walid bagi mereka berarti telah kehilangan saluran lain untuk sampai ke Suriah dan membuat mereka berpikir dua kali untuk pergi. Kematiannya secara serius akan melemahkan semangat mereka. ” (asr)