EpochTimesId – Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia (Jokowi) mengajak masyarakat melihat Pancasila secara ideologis. Sebab, banyak kalangan saat ini melihat Pancasila dilihat dari sisi elitis.
“Soekarno adalah lambang pemersatu bangsa, bukan lambang yang lain. Jangan sampai mengkultuskan. Kita teladani kepemimpinan dan penerapan ideologinya,” ujar Aktivis Seknas Jokowi, Tumpak Sitorus, dalam keterangan tertulis, Selasa (3/10/2017).
Guna memahami dan merasakan perjuangan Soekarno Seknas Jokowi menggelar Nonton Bareng (nobar) film Soekarno karya sutradara Hanung Bramantyo baru-baru ini. Nobar sekaligus memperingati hari kesaktian Pancasila digelar di Sekretariat Seknas Jokowi, Menteng, Jakarta Pusat.
“Dari film ini kita dapat melihat bagaimana Bapak Bangsa ini mendirikan negeri ini dengan cita-cita yang agung dan luhur. Dengan menonton film ini kita bisa meresapi proses perjuangan Presiden Pertama RI, Soekarno ketika mendirikan Negara Kesatuan berbentuk Republik,” jelas Ketua Panitia Nobar Film Suoekarno itu.
Seknas Jokowi pun menegaskan, bahwa secara ideologis Pancasila sebagai dasar negara sudah tidak dapat terbantahkan lagi. “Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi yang tidak terbantahkan. Karena selama ini Pancasila yang sanggup menjamin pluralisme di Indonesia,” imbuh Tumpak.
Tumpak menegaskan, bahwa Seknas Jokowi akan selalu mendukung Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo dalam menegakkan dan memegang teguh TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 dengan tidak memberi ruang kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). Komitmen tersebut pun sudah disampaikan oleh Presiden Jokowi usai peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
“Komitmen kita, komitmen saya, komitmen pemerintah jelas karena di TAP MPRS Nomor 25 Tahun 66 jelas bahwa PKI dilarang. Jelas sekali,” tegas Presiden setelah memimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2017 di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Minggu (1/10/2017) lalu.
Presiden mengingatkan semua lapisan masyarakat untuk memegang teguh Pancasila serta menjaga persatuan dan kesatuan. Masyarakat jangan sampai memberi ruang kepada ideologi-ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila sehingga sejarah kelam kekejaman PKI berpotensi terulanglagi. (waa)