EpochTimesId – Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak gugatan para aktivis hak senjata untuk mencabut pelarangan ‘bump stock’. Aktivis menggugat peraturan yang dikeluarkan pemerintahan Donald Trump untuk melarang aksesoris senjata api semi otomatis itu, berdasarkan perintah pengadilan pada 28 Maret 2019.
Presiden Donald Trump menandatangani sebuah memorandum pada Februari 2018, yang mengarahkan Departemen Kehakiman untuk melarang semua perangkat cadangan (aksesoris) dan perangkat lain yang ‘mengubah senjata legal menjadi senapan mesin semi otomatis’.
Bump stock adalah perangkat yang memungkinkan penembak senjata api semi-otomatis, untuk menembak secara terus menerus dengan satu tarikan pelatuk.
Perintah pengadilan menolak aplikasi untuk penundaan penerapan aturan dalam gugatan di Michigan yang diajukan oleh kelompok-kelompok hak senjata sipil, seperti Gun Owners of America. Mereka meminta pengadilan menunda penerapan aturan ketika proses gugatan sedang berlangsung. Perintah pengadilan ini adalah yang kedua dalam satu minggu, dari Mahkamah Agung tentang aturan larangan tersebut.
Ketua majelis Hakim, John Roberts menolak upaya serupa oleh aktivis hak senjata untuk menunda sementara larangan itu pada 26 Maret 2019. Itu adalah pada hari yang sama, dimana kebijakan pemerintahan Trump tersebut diberlakukan.
Trump memulai upaya untuk melarang perangkat ini setelah seorang pria bersenjata menggunakannya dalam insiden penembakan pada Oktober 2017. Insiden itu, yang menewaskan 58 orang di sebuah festival musik country di Las Vegas.
Departemen Kehakiman mengumumkan pada bulan Desember 2018 bahwa mereka telah mengamandemen peraturan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) untuk mengklarifikasi bahwa bump-stock masuk dalam definisi ‘senapan mesin’ berdasarkan hukum federal, yang secara efektif membatasi penggunaannya.
“Presiden Donald Trump adalah presiden hukum dan ketertiban, yang telah menandatangani jutaan dolar dana hukum bagi para petugas penegak hukum di sekolah-sekolah kami, dan di bawah kepemimpinannya yang kuat, Departemen Kehakiman telah menuntut lebih banyak penjahat terkait senapan daripada sebelumnya karena kami menargetkan penjahat kejam. Kami dengan setia mengikuti kepemimpinan Presiden Trump, dengan memperjelas bahwa bump-stok, yang mengubah semi otomatis menjadi senapan mesin, adalah ilegal, dan kami akan terus mengambil senjata ilegal dari jalanan,” kata Penjabat Jaksa Agung, Whitaker saat itu.
Akibatnya, siapa pun yang memiliki bump-stok dan perangkat terkait, diharuskan untuk menghancurkan perangkat atau menyerahkannya di kantor ATF terdekat tanpa kompensasi apa pun paling lambat pada tanggal 26 Maret 2019.
Senjata semiotomatis dengan bump-stok menggunakan recoil senjata untuk menabrak pelatuknya. Sehingga memungkinkan senjata semiotomatis menembakkan ratusan peluru per menit, yang dapat mengubahnya menjadi senapan mesin.
Sejak penembakan di sekolah di Las Vegas dan Florida tahun lalu, negara bagian dan pengecer mulai menerapkan batasan yang lebih ketat pada penjualan senjata api dan aksesorinya.
Sementara itu, beberapa tuntutan hukum diajukan oleh komunitas dan organisasi kegiatan senjata api untuk menentang peraturan federal di beberapa negara, termasuk Michigan, Ohio, dan Washington.
Mereka yang menentang kebijakan tersebut berpendapat bahwa ATF tidak memiliki wewenang untuk menyamakan bump-stock dengan senapan mesin. Salah satu peraturan di pusat sengketa hukum ditulis lebih dari 80 tahun yang lalu, ketika Kongres membatasi akses dan kepemilikan senapan mesin, selama masa kejayaan penggunaan senjata api oleh gangster Amerika, ‘tommy-gun’. (JANITA KAN dan Reuters/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA
Simak Juga :
https://youtu.be/rvIS2eUnc7M