EpochTimesId – Setidaknya 15 orang meninggal dunia setelah sebuah kapal yang membawa imigran gelap dari Haiti tenggelam. Kapal tenggelam di dekat Kepulauan Turks dan Caicos, pada 31 Maret 2019, menurut petugas Penjaga Pantai AS, Coast Guard.
Pencarian korban selamat ditunda oleh Coast Guard pada 31 Maret 2019 setelah kapal terbalik, kata lembaga itu di Twitter. Mereka menambahkan foto yang tampak seperti kapal terbalik di perairan yang biru jernih.
“Laporan menunjukkan 14 orang yang selamat, 15 orang meninggal, 4 orang tidak diketahui (hilang) keberadaannya,” tulis Coast Guard di laman Twitternya.
#Update, the @USCG has suspended search assistance efforts to @RoyalTCIPolice following the tragic capsizing of a Haitian migrant vessel off West Caicos. Reports indicate 14 survivors, 15 deceased, 4 unaccounted for. pic.twitter.com/jNhr1Mgj6K
— USCGSoutheast (@USCGSoutheast) April 1, 2019
Coast Guard bergabung dengan kepolisian Royal Turks and Caicos setelah mereka menerima laporan kapal terbalik, pada Minggu malam waktu setempat.
“Hari ini, 31 Maret 2019 kita telah melihat upaya heroik dari Petugas Kepolisian, Petugas Imigrasi, tim Tanggap Medis Darurat dan warga setempat, setelah sebuah kapal yang membawa migran ilegal terbalik di West Caicos,” Penjabat Komisaris Polisi Turks and Caicos, Trevor Botting mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook.
“Ini memang hari yang sulit, dan saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Anda semua yang merespons. Pekerjaan Anda hari ini sangat berharga dan dihargai,” sambungnya.
Botting mengatakan operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung dan terus dilanjutkan.
“Kami tidak dapat mengatakan kapan pencarian akan berakhir, karena akan ditentukan oleh jumlah evakuasi korban yang kami lakukan pada hari berikutnya,” katanya, seraya menambahkan bahwa pencarian sempat ditunda hingga subuh pada 1 April 2019.
Pada bulan Februari, setidaknya 28 warga Haiti juga tewas ketika sebuah kapal tenggelam di dekat Bahama, seperti dikutip dari Miami Herald.
Akibatnya, Kedutaan Besar AS di Port-au-Prince, Haiti, memperingatkan orang-orang untuk tidak mengambil risiko hidup-mati, dengan menempuh perjalanan laut yang berbahaya.
“Tidak ada perjalanan yang layak mempertaruhkan nyawa,” tulis kedutaan AS, pada saat itu.
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Kerajaan Bahama mengatakan para pejabat telah menangkap sekitar 300 warga Haiti yang masuk secara ilegal pada tahun 2019.
Lusinan migran Haiti dari kapal angkut yang menempuh perjalanan laut sangat berbahaya diselamatkan oleh petugas Penjaga Pantai Miami tahun lalu.
Para petugas Penjaga Pantai Miami mengatakan, kru helikopter mereka melihat kapal pengangkut berlayar dengan penuh sesak di dekat Kuba. Para pejabat mengerahkan kapal pencegat dari Key West untuk menyelamatkan para migran. Mereka mengatakan bahwa kapal itu tidak dilengkapi sarana penyelamat seperti pelampung dan penuh sesak, menurut The Associated Press.
Petugas Penjaga Pantai AS mengatakan itu bisa menjadi situasi yang mengancam jiwa bagi 86 migran di dalamnya. Setelah dievakuasi dengan kapal pencegat Coast Guard, para migran diberi makanan, air, dan perawatan medis.
Senator AS, Marco Rubio (Republikan-Florida) bertemu dengan presiden Haiti dan anggota parlemen pada akhir 30 Maret 2019. Mereka membahas pembentukan Kabinet baru setelah Jean Henry Ceant digulingkan sebagai perdana menteri.
Kunjungan itu terjadi di tengah protes nasional dan kekacauan politik di Haiti, menurut Reuters. (JACK PHILLIPS dan Associated Press/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA
Simak Juga :
https://youtu.be/rvIS2eUnc7M