Joan Chang
Epochtimes.id- Konferensi pers dan rapat umum digelar di depan Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Washington, Amerika Serikat, Jumat (14/6/2019).
Aksi ini bertujuan menyerukan kepada Thailand untuk membebaskan seorang relawan dari Taiwan karena telah membantu jaringan radio yang berbasis di Amerika Serikat, Sound of Hope menyampaikan berita dan informasi tanpa sensor ke Tiongkok.
Jaringan Radio Sound of Hope (SOH) menyelenggarakan acara tersebut untuk memprotes penahanan Chiang Yung-Shin.
Chiang, seorang warga negara Taiwan, telah membantu SOH dengan menyewa sebuah rumah di Thailand yang digunakan untuk siaran radio gelombang pendeknya ke Tiongkok.
SOH sebelumnya melakukan protes tentang penahanan Chiang di depan Kedutaan Besar pada Februari lalu.
Menurut siaran pers SOH, Chiang adalah eksekutif di sebuah perusahaan Taiwan di Thailand. Rumah yang disewa untuk lokasi frekeunesi gelombang pendek digerebek oleh polisi Thailand pada Agustus 2018, dan Chiang ditangkap pada 22 November.
Polisi di Thailand kepada SOH mengatakan kedua tindakan itu diambil di bawah tekanan rezim Komunis Tiongkok.
Frank Lee, juru bicara SOH, pada rapat umum itu mengatakan, “Menyerah dengan tekanan dari Beijing untuk menekan pers yang bebas tidak baik bagi Thailand dan rakyatnya. Chiang adalah sukarelawan yang membantu SOH, dan ia tidak melakukan ini untuk keuntungannya sendiri. ”
Lee mendesak pemerintah Thailand untuk membebaskan Chiang sehingga ia dapat kembali kepada istri dan dua anaknya di Taiwan.
SOH mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa “menyiarkan informasi tanpa sensor menggunakan peralatan gelombang pendek ke negara-negara totaliter adalah norma internasional” yang tidak membahayakan negara Thailand.
Rezim Komunis Tiongkok terus-menerus menyensor berita tentang pelanggaran HAM dan penganiayaan agama, serta laporan berita objektif dari seluruh dunia.
Selama rapat umum, Lee menyampaikan surat dari Presiden SOH Allen Zeng yang mendesak Thailand untuk membebaskan Chiang. Dia mengatakan pejabat kedutaan menerima surat itu.
Dalam surat itu Zeng mengatakan “Tindakan kepolisian Thailand dipengaruhi oleh pemerintah Komunis Tiongkok. Kedutaan Besar Tiongkok berada tepat di belakang kasus ini. Selama 20 tahun terakhir pemerintah Tiongkok telah berusaha dengan segala cara untuk membungkam semua suara yang dapat mengungkapkan kejahatan mereka. Mereka telah menangkap wartawan, mengancam atau menyuap orang, melepaskan kebohongan melalui media mereka, dalam kasus ini di Thailand, mematikan radio gelombang pendek ini. ”
Suara dari Tiongkok
Chunmei Ma, seorang wanita dari Tiongkok yang diselamatkan oleh Badan Pengungsi PBB beberapa tahun yang lalu, berbicara pada rapat umum tersebut. Dikarenakan dia seorang praktisi Falun Gong, dia dikirim secara illegal ke kamp kerja paksa sebanyak dua kali dan diculik empat kali ketika dia berada di Tiongkok.
Dia mengatakan penyiksaan dan penganiayaan yang dideritanya di tangan rezim Komunis Tiongkok membuatnya hampir tewas. Akhirnya, Ma melarikan diri ke Thailand dan mencari suaka dengan Badan Pengungsi AS di sana.
Komunis Tiongkok telah menganiaya latihan spiritual Falun Gong sejak 1999. Ia takut akan banyak orang yang berlatih Falun Gong, dan daya tarik ajaran moral tradisionalnya.
“Saya sangat menghargai Thailand dan rakyatnya. Thailand adalah negara dengan demokrasi dan kepercayaan agama. Saya tahu pemerintah dan orang-orang di sana sangat berbelas kasih,” kata Ma,
“Saya tahu pemerintah Thailand sangat enggan untuk melakukannya. Saya memohon kepada pemerintah Thailand dan orang-orang: jangan percaya pada kebohongan yang dibuat oleh Komunis Tiongkok,“ tambahnya.
“Pada titik balik kritis dari zaman kita, saya berharap pemerintah Thailand dapat mengenali sifat Komunis Tiongkok, menjauh darinya, dan tidak bekerja dengannya. Menjunjung keadilan dan membebaskan Chiang. Jika demikian, perbuatan baik Anda akan membawa kebahagiaan dan kehormatan bagi Anda, keluarga dan negara Anda. “
SOH berbasis di San Francisco. Radio ini melayani komunitas Tionghoa Amerika di lebih dari sepuluh kota di Amerika Serikat. Siarannya telah menyediakan layanan radio gelombang pendek ke Tiongkok sejak 2004.
Pat Smiles berasal di Middletown, New York dan merupakan editor untuk situs berita online, melakukan perjalanan ke Washington hanya untuk bergabung dengan protes dan rapat umum.
“Apa yang terjadi pada Mr. Chiang tidak adil, dan komunis Tiongkok menjadi pengganggu. Ini adalah pria yang melakukan perbuatan baik yang dianiaya secara tidak adil. Pemerintah Thailand membiarkan Tiongkok mempengaruhi mereka untuk melakukan hal-hal yang salah. Jika kita sebagai warga negara yang peduli tidak berdiri dan mengatakan sesuatu, itu tidak benar. Warga Amerika perlu mengetahui hal ini dan apa yang telah dilakukan Komunis Tiongkok terhadap dunia bebas,”kata Smiles.
“Rezim Tiongkok seharusnya tahu dunia bebas tidak akan tunduk pada intimidasi mereka. Mr Trump adalah presiden pertama yang menentang Tiongkok,” kata Smiles.
“Tidak seperti administrasi sebelumnya yang terhambat oleh keuntungan ekonomi dari Tiongkok.Apa yang dilakukan Trump tidak hanya membantu orang Amerika tetapi juga rakyat Tiongkok. Dia juga mengejutkan Komunis Tiongkok,” pungkasnya. (asr)