Fan Yu – The Epochtimes
Bagi sebagian besar perusahaan, yang listing di NASDAQ Stock Exchange yang berbasis di New York adalah lencana kehormatan. Hal ini memberi perusahaan beberapa legitimasi. Bahkan, memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan tersebut mencapai tingkat keberhasilan tertentu.
Melansir dari The Epochtimes, akan tetapi para investor di Future FinTech Group Inc. mungkin terkejut. Mereka mendapati bahwa perusahaan tersebut ikutan delisting atau dihapus pencatatan saham dari NASDAQ Stock Exchange. Dikarenakan, gagal mengajukan fincancial statement atau laporan keuangannya beserta bursanya. Untuk diketahui, setelah delisting, selanjutnya saham sudah tak bisa lagi ditransaksikan.
Future FinTech Group Inc. belum mengajukan laporan keuangan yang diperlukan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, atau kuartal yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2019.
Bursa tersebut saat ini sedang meninjau permintaan untuk perpanjangan dan kepatuhan, tetapi masa depan perusahaan tersebut di pasar modal Amerika Serikat adalah berisiko.
Future FinTech Group Inc. berbasis di kota Xi’an di Provinsi Shaanxi, Tiongkok, dan merupakan contoh terbaru dari perusahaan Tiongkok dengan rekam jejak yang tidak merata. Kasus ini pengungkapan informasi terbatas yang memanfaatkan status listing Amerika Serikat untuk mendapatkan modal asing.
Nama Future FinTech Group Inc. terdengar sah dan mungkin sengaja diciptakan untuk menarik investor yang tidak curiga.
“Future” menandakan inovasi, dan “FinTech” adalah kata kunci yang digunakan oleh para startup dan pemegang jabatan. Tujuannya, untuk menggambarkan inovasi terbaru dalam layanan keuangan, seperti munculnya cross border payments fintech, transaksi peer-to-peer landing, atau smart kontrak yang berbasis blockchain.
Mungkin mengejutkan beberapa investor bahwa sejarah perusahaan Future FinTech dimulai pada tahun 1998 sebagai Cyber Public Relations Inc., sebuah penyedia konsultasi e-commerce untuk usaha kecil.
Nama dan bisnis utama perusahaan tersebut mengalami beberapa perubahan setelahnya.
Pada satu titik berubah menjadi Entech Environmental Technologies Inc, yang beroperasi melalui anak perusahaan utamanya, H.B. Covey Inc., untuk menyediakan “layanan konstruksi dan pemeliharaan untuk stasiun layanan minyak bumi,” menurut arsip United States Securities and Exchange Commission atau Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat.
Arsip menunjukkan bahwa pada tahun 2008, Shaanxi Tianren Organic Food Co., Ltd. yang berbasis di Xi’an — produsen konsentrat jus buah yang wujud aslinya adalah Xi’an Zhonglv Ecology Science and Technology Industry Co. Ltd, yang mengembangkan produk plastik resin biodegradable atau yang dapat hancur sendiri — mengadakan perjanjian reverse merger dengan Environmental Technologies Inc.
Hak ini memungkinkan Tianren Tiongkok menganggap perusahaan Entech Amerika Serikat, sebagai cara yang mulus untuk menjadi perusahaan publik di Amerika Serikat, tanpa perlu mengajukan pengungkapan yang luas seperti yang dipersyaratkan dalam IPO Reguler- Initial Public Offering – atau Penawaran Umum Perdana
Pada titik itu, nama perusahaan diubah menjadi SkyPeople Fruit Juice Inc. dan mulai berdagang dengan simbol ticker “SPU.”
Namun, SkyPeople sama sekali bukanlah investasi besar bagi para pemegang sahamnya. Harga saham SkyPeople anjlok dari 80 dolar AS menjadi kurang dari 2 dolar AS pada tahun 2016, ketika SkyPeople hampir jadi sasaran delisting oleh NASDAQ karena gagal mengajukan keuangan tahunan pada tahun 2015.
Pada bulan Mei 2016, perusahaan SkyPeople merekayasa 8-for-1 reverse stock split, sebuah langkah yang menggabungkan 8 lembar saham menjadi 1 lembar saham dalam upaya meningkatkan harga saham nominal secara buatan.
Kemudian, pada tanggal 9 Juni 2017, SkyPeople tiba-tiba mengubah namanya menjadi Future FinTech dan mengumumkan akan memulai perdagangan dengan simbol ticker yang baru “FTFT.”
Pada saat yang sama, perusahaan SkyPeople mengubah bisnisnya menjadi bergerak dalam “penelitian dan pengembangan sistem aset digital berdasarkan teknologi blockchain.”
Selain itu, mengoperasikan inkubator untuk proyek aplikasi menggunakan teknologi blockchain.”
Pada tahun 2017 juga terjadi ketika blockchain dan cryptocurrency menjadi mainstream. Bitcoin, misalnya, meningkat dari nilai 900 dolar AS menjadi 20.000 dolar AS selama tahun 2017.
Pivot bisnis yang tiba-tiba yaitu Skype dan perubahan nama kemungkinan bukanlah sebuah kebetulan. Itu adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang mengambil keuntungan dari tren pada tahun 2017 untuk menghidupkan minat investor.
Hari ini SkyPeople mengoperasikan tiga anak perusahaan utama, dua di antaranya terkait dengan pemasaran online dan FinTech, dan satu lagi, SkyPeople Foods, mempertahankan bisnis warisan konsentrat jusnya. Ketiga anak perusahaan utama terdaftar di Kepulauan Virgin Britania Raya.
Sementara Future FinTech belum melaporkan hasil keuangan 2018 setahun penuh, kinerja keuangannya baru-baru ini telah memburuk.
Future FinTech membukukan rugi bersih 102,5 juta dolar AS pada tahun 2017 pada delisting sebesar 90 juta dolar AS, terkait dengan aset tetap dan konstruksi yang sedang berjalan di pabrik dan pabrik pengolahan, jauh lebih dari kerugian 5,3 juta dolar AS yang dilaporkan pada tahun 2016.
Untuk tahun-tahun yang berakhir yaitu tahun 2015 dan 2014 , perusahaan melaporkan laba bersih masing-masing 2,9 juta dan 7,9 juta dolar AS.
Tanda lain dari tekanan keuangan adalah bahwa perusahaan telah berganti auditor independen sebanyak tiga kali dalam empat tahun fiskal terakhir. Akun Future FinTech 2014 disertifikasi oleh Armanino LLP, yang berbasis di San Ramon, California, sedangkan akun Future FinTech 2015 disertifikasi oleh Jia Roger Qian Wang, sebuah akuntan publik dari Flushing, New York. Akun Future FinTech 2016 dan 2017 disertifikasi oleh Wang Certified Public Accountant, P.C.
Laju listing Amerika Serikat oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok telah melambat. Pada tanggal 30 Juni, Barron melaporkan bahwa 11 perusahaan Tiongkok telah meningkatkan ekuitas di Amerika Serikat tahun ini, mewakili hanya 4 persen dari total pasar IPO.
Luckin Coffee adalah yang terbesar, mengumpulkan sedikit lebih dari 600 juta dolar AS pada bulan Mei. Sebagai perbandingan, 40 perusahan listing pada tahun 2018 berasal dari perusahaan Tiongkok, hampir 15 persen dari jumlah secara totalnya.
Sementara itu, para investor Future FinTech dengan cemas menunggu hasil tinjauan NASDAQ. Kecemasan mereka mengenai rencana kepatuhan perusahaan Future FinTech untuk melihat apakah modal investasinya akan bertahan. (Vv/asr)