Emel Akan – The Epochtimes
Dana investasi Amerika Serikat menutup mata terhadap catatan hak asasi manusia dari perusahaan teknologi Tiongkok seperti Hikvision dan Dahua Technology. Hikvision dan Dahua Technology adalah salah satu entitas yang masuk daftar hitam pemerintah Amerika Serikat karena keterlibatannya dalam pelanggaran HAM di Tiongkok.
Pemerintahan Donald Trump menambahkan 28 organisasi Tiongkok ke “Daftar Entitas” pada tanggal 7 Oktober 2019 silam, yang secara efektif menghalangi 28 organisasi tersebut membeli teknologi Amerika Serikat.
Namun, hal itu tidak mencegah investor Amerika Serikat membeli saham perusahaan-perusahaan ini.
Menurut Departemen Perdagangan Amerika Serikat, daftar hitam itu mencakup delapan perusahaan kecerdasan buatan terkemuka dan perusahaan pengawasan video yang terlibat dalam pelanggaran dan pelecehan hak asasi manusia dalam kampanye Tiongkok yang menargetkan warga Uighur dan minoritas etnis Muslim lainnya.
Sementara itu menurut para ahli Tiongkok, banyak orang Amerika Serikat memiliki saham di perusahaan-perusahaan itu melalui dana pensiun mereka atau berbagai dana investasi. Oleh karena itu, tanpa disadari mereka membiayai pelanggaran hak asasi manusia Tiongkok.
“Sudah terlalu lama kita membiarkan Komunis Tiongkok memiliki akses ke pasar modal Barat tanpa mengharuskan perusahaan Tiongkok untuk benar-benar mematuhi aturan yang dipatuhi oleh semua perusahaan lain,” kata Robert Spalding, pakar Tiongkok dan penulis buku “Perang Siluman: Bagaimana Tiongkok Mengambil Alih Sementara Elite Amerika Tidur.”
Tiongkok memperlakukan catatan akuntansi perusahaan Tiongkok sebagai rahasia negara, melarang regulator luar negeri mengaksesnya. Oleh karena itu sebagian besar investor Amerika Serikat tidak mengetahui identitas perusahaan-perusahaan itu dan tidak mengetahui apakah perusahaan-perusahaan itu mematuhi undang-undang Amerika Serikat.
“Saat rakyat Amerika Serikat menjadi sadar bahwa dana pensiun Amerika Serikat masuk ke perusahaan-perusahaan yang tidak hanya menghadapi risiko material dari perspektif keuangan, namun juga mendukung kekejaman seperti kamp konsentrasi dan pengambilan organ paksa dari tahanan hati nurani kemudian rakyat Amerika Serikat memanggil pemimpin politiknya untuk melakukan perubahan,” kata Robert Spalding.
Komunis Tiongkok dilaporkan telah menahan lebih dari satu juta umat Muslim Uyghur di kamp-kamp pendidikan di wilayah Xinjiang, barat laut Tiongkok.
Selain warga Uyghur, kelompok agama lain dan minoritas di Tiongkok, termasuk Buddha Tibet, Kristen, dan praktisi Falun Gong terus menderita dari penangkapan sistematis, pemenjaraan yang tidak sah, penyiksaan, dan pengambilan organ secara paksa.
Di antara perusahaan yang masuk daftar hitam oleh pemerintah Amerika Serikat adalah Hikvision dan Dahua Technology. Dua produsen produk pengawasan video terbesar di dunia. Hikvision dan Dahua Technology terlibat dalam pelaksanaan teknologi pengenalan wajah yang digunakan untuk memantau populasi di seluruh Tiongkok.
Menurut IPVM, sebuah perusahaan penelitian pengawasan video Amerika Serikat, secara khusus, Hikvision dan Dahua Technology memenangkan total lebih dari usd 1 miliar proyek pengawasan di Xinjiang yang didukung oleh Tiongkok antara tahun 2016 hingga 2018.
Sanksi akan melarang perusahaan Amerika Serikat seperti Intel, NVIDIA, Western Digital, dan Seagate untuk menjual produk dan solusi ke Dahua dan Hikvision.
Hikvision, dengan nilai pasar sekitar usd 42 miliar, adalah perusahaan pengawasan video terbesar di dunia. Saham Hikvision telah meningkat lebih dari lima kali lipat sejak mulai diperdagangkan di Bursa Efek Shenzhen pada tahun 2010.
Namun, saham itu turun lebih dari 10 persen setelah Hikvision berada di bawah pengawasan atas perannya dalam pengawasan massal jutaan warga negara Tiongkok.
“Komisi Sekuritas dan Saham Amerika Serikat belum agresif dalam menjaga hal ini,” kata Robert Spalding.
Dia menambahkan bahwa regulator bertanggung jawab kepada rakyat Amerika Serikat ketika uang mereka diinvestasikan dalam perusahaan dengan risiko material atau perusahaan yang telah ditempatkan pada daftar entitas.
‘Kerusakan Tambahan’
Lebih banyak perusahaan Tiongkok dapat ditambahkan ke daftar hitam pemerintah Amerika Serikat.
Daniel Rosen, pendiri Rhodium Group, mengatakan kepada Bloomberg pada tanggal 8 Oktober 2019 bahwa ratusan perusahaan Tiongkok lainnya memiliki profil bisnis yang serupa, dan karenanya hal itu dapat menular ke perusahaan tersebut.
“Ada banyak kegiatan teknologi tinggi yang cukup kuat di sini yang telah dipengaruhi oleh langkah itu, dan saya pikir hal itu akan memakan waktu agak lama bagi orang untuk mengatasinya. Tetapi hal itu akan membuat kerusakan tambahan,” kata Daniel Rosen.
Perusahaan lain yang masuk daftar hitam mencakup perusahaan kecerdasan buatan Tiongkok yang terkemuka seperti SenseTime Group dan Megvii Technology. Kedua perusahaan itu khusus dalam pengenalan wajah dan merupakan perusahaan baru yang paling banyak didanai di bidang tersebut.
Laporan Forbes menyebutkan bahwa SenseTime Group yang didirikan pada tahun 2014, menjadi perusahaan kecerdasan buatan yang paling bernilai di dunia, dengan penilaian saat ini sebesar usd 4,5 miliar.
Perusahaan yang berbasis di Hong Kong itu mengumpulkan total usd 2,6 miliar dari para pendukung keuangan termasuk investor teknologi Amerika Serikat Tiger Global dan Silver La ke Partners, serta perusahaan reksa dana Fidelity, dan perusahaan teknologi Qualcomm.
Juru bicara Massachusetts Institute of Technology mengatakan kepada Bloomberg pada tanggal 8 Oktober 2019 bahwa Massachusetts Institute of Technology akan meninjau kemitraannya dengan SenseTime Group setelah SenseTime Group masuk dalam daftar hitam.
Pada bulan Februari 2019, Massachusetts Institute of Technology mengumumkan bahwa Massachusetts Institute of Technology membentuk aliansi dengan SenseTime Group sebagai bagian inisiatif untuk memajukan penelitian kecerdasan buatan. SenseTime Group didirikan oleh alumnus Massachusetts Institute of Technology bernama Xiaoou Tang.
Perusahaan kecerdasan buatan terkemuka lainnya, Megvii, didirikan di Beijing pada tahun 2011 dan meluncurkan Face ++ platform pengenalan wajah online pertama Tiongkok, pada tahun 2012.
Sejak itu, perusahaan yang didukung Alibaba itu mengumpulkan lebih dari satu miliar dolar dari dana modal ventura dan mencapai penilaian usd 4 miliar pada tahun 2019.
Pada bulan Agustus 2019, Megvii mengajukan penawaran umum perdana di Bursa Efek Hong Kong dan mempekerjakan bank investasi Amerika Serikat Goldman Sachs, Citigroup, dan J.P. Morgan sebagai sponsor bersama dari penawaran umum perdana yang direncanakan.
Goldman Sachs menyatakan dalam email bahwa bank masih “mengevaluasi” perannya dalam penawaran umum perdana Megvii mengingat perkembangan terakhir.
Menurut perusahaan data keuangan Pitchbook, salah satu pendukung Megvii adalah perusahaan ekuitas swasta Tiongkok, BHR, tempat Hunter Biden, putra mantan Wakil Presiden Joe Biden.
Perusahaan teknologi lain yang masuk daftar hitam termasuk perusahaan kecerdasan buatan Yitu Technologies dan iFlytek, serta perusahaan forensik digital Meiya Pico, dan perusahaan rintisan nanoteknologi Yixin Science and Technology.
Beberapa perusahaan itu adalah perusahaan publik, dan sahamnya menjadi investasi kesayangan bagi dana Barat yang mencari aset dengan pertumbuhan tinggi.
Aliran modal asing ke dalam saham Tiongkok diperkirakan akan berlipat ganda tahun ini sebagai akibat peningkatan bobot saham Tiongkok dalam indeks utama.
Awal tahun ini, penyedia indeks global MSCI mengumumkan bahwa mereka akan berangsur-angsur melipatgandakan bobot saham-saham besar Tiongkok di tolok ukur globalnya tahun ini. MSCI juga menyatakan bahwa mereka akan menambah saham mid-cap Tiongkok ke benchmark pasar berkembang pada bulan November 2019.
Langkah itu mendorong dana investasi untuk membeli lebih banyak saham Tiongkok yang termasuk dalam indeks.
“Risiko Material“
Laporan media pada bulan September 2019 menyatakan bahwa pejabat pemerintahan Donald Trump sedang mencari cara untuk membatasi investasi Amerika Serikat di Tiongkok, termasuk menyingkirkan perusahaan Tiongkok yang terdaftar dari bursa saham Amerika Serikat.
Namun, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro, membantah laporan tersebut. Navarro, mengatakan tidak ada rencana untuk memblokir saham Tiongkok.
Muncul laporan lain pada tanggal 8 Oktober 2019 bahwa pemerintah Amerika Serikat kini meneliti keputusan penyedia indeks untuk menambah perusahaan Tiongkok masuk ke dalam daftar hitam. Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar.
“Tentu saja kita harus menghukum perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. Kita memegang nilai-nilai kami pada standar atau tidak. Sederhana saja,” tulis Dan David, pelapor pelanggaran dan aktivis short-seller dalam email.
Dan David membantu memaparkan penipuan senilai usd 15 miliar di pasar modal Amerika Serikat dan menyebabkan 12 perusahaan Tiongkok keluar dari bursa saham. Ia adalah karakter utama dalam “The China Hustle,” sebuah film dokumenter yang dirilis pada tahun 2018 yang menjelaskan bagaimana perusahaan Tiongkok menyesatkan investor Amerika Serikat.
“Saya telah lama meyakini dan melobi bahwa perusahaan-perusahaan itu sebenarnya berisiko material dan merupakan bagian katalis untuk film dokumenter The China Hustle,” tulis Dan David.
Dan David menambahkan bahwa penipuan, pencurian kekayaan intektual, transfer teknologi paksa, dan lain-lain bukanlah hal yang melanggar hukum di Tiongkok bila dilakukan terhadap perusahaan Amerika Serikat.
“Saya akan mengatakan mengenai risiko material yang didapatnya,” tulis Dan David.
Beberapa dana pensiun publik terbesar Amerika Serikat memiliki saham besar di Hikvision. Sistem Pensiun Guru Negara Bagian New York, yang memiliki 81.802 saham Hikvision pada bulan Juni 2019, menyatakan bahwa dana itu masih “memantau situasi.”
“Kepemilikan kami terutama dipegang berdasarkan bobotnya dalam portofolio pasif yang cocok dengan MSCI ACWI indeks ex-Amerika Serikat, patokan kebijakan kami,” kata juru bicara dana itu dalam email.
Sistem Pensiun Guru Negeri California, dana pensiun terbesar kedua di Amerika Serikat, memiliki 4,4 juta saham senilai usd 24,4 juta pada tanggal 30 Juni 2018 silam.
“Kami sedang melacak situasi mengingat perkembangan baru ini berkaitan dengan pengumuman Departemen Perdagangan,” kata juru bicara Sistem Pensiun Guru Negeri California kepada Reuters. (vv)