Frank Fang – The Epochtimes
Bendera Amerika Serikat berkibar saat usainya Pemilu Hong Kong saat aksi yang digelar pada Minggu 1 Desember. Warga juga menyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat sebagai apresiasi Lolosnya RUU Hong Kong oleh Parlemen dan Pemerintah AS beberapa waktu lalu.
Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di kawasan Charter Garden di jantung distrik bisnis Hong Kong sebelum bersama-sama menuju ke konsulat Amerika Serikat.
Demonstrasi digelar dengan tema “Terima Kasih Amerika karena Melindungi Hong Kong,” diselenggarakan oleh kelompok sosial setempat Aksi Otonomi Hong Kong.
Acara ini menandai kedua kalinya warga Hongkong mengadakan acara publik untuk menunjukkan penghargaan mereka kepada pemerintah Amerika Serikat.
Pada Kamis 28 November, ribuan orang juga menggelar rapat umum di Edinburgh Place, berlokasi di kawasan Central, setelah Presiden Donald Trump menandatangani dua undang-undang Hong Hong.
Salah satu rancangan undang-undang tersebut adalah Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. Aturannya mewajibkan Menteri Luar Negeri AS untuk setiap tahun meninjau apakah bekas koloni Inggris itu “cukup otonom” dari daratan Tiongkok.
Peninjauan tersebut untuk membenarkan hak istimewa ekonomi khusus yang diberikan oleh Amerika Serikat-Hong Kong atas Undang-Undang Kebijakan tahun 1992.
Penyelenggara pada rapat umum menyatakan bahwa pejabat AS tidak akan begitu cepat meloloskan RUU Hong Kong, jika mereka tidak merasakan keinginan kuat warga Hongkong terhadap demokrasi dan kebebasan.
Mereka berbicara tentang penghargaan kepada semua anggota parlemen AS yang telah membantu dalam meloloskan RUU Hong Kong dan Trump untuk penandatanganan RUU Hong Kong.
Melansir dari Epochtimes Hong Kong, Joshua Wong, aktivis dan tokoh ikon dari Gerakan Payung 2014, mengatakan pada rapat umum bahwa langkah selanjutnya dalam melindungi Hong Kong, menyerukan kepada Inggris dan negara-negara Barat lainnya untuk mengikuti apa yang telah dilakukan Amerika Serikat. Hal demikian sebagai upaya untuk mendapatkan lebih banyak dukungan global untuk gerakan demokrasi di Hong Kong.
Pada rapat umum dan pawai, para pengunjuk rasa terdengar mengatakan “Berjuang untuk Kebebasan, Stand with Hong Kong dan Tolak Beijing, Bebaskan Hongkong.”
Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada The Epoch Times bahwa ia ingin berterima kasih kepada Presiden Trump karena membantu perjuangan warga Hongkong untuk kebebasan.
Menurut dia, jika pemerintahan komunis Tiongkok atau Hong Kong tidak menjawab lima tuntutan warga, maka mereka tidak akan menyerah. Apa yang disampaikannya merujuk pada tuntutan para pemrotes untuk hak pilih universal dan komisi independen untuk menyelidiki kasus-kasus kekerasan polisi terhadap para demonstran sejak Juni lalu.
Seorang pemrotes wanita lainnya berterima kasih kepada Presiden Trump atas dukungannya. Ia menyuarakan ketidaksenangannya terhadap rezim Komunis di Beijing.
“Partai Komunis Tiongkok dan komunisme adalah kanker di Bumi,” demikian pernyataannya.
Di luar konsulat AS, seorang pengunjuk rasa mengenakan jas dengan topeng Trump dengan wajah yang dipenuhi menerima surat petisi dari para pengunjuk rasa.
Panitia menjelaskan bahwa mereka tidak dapat menyerahkan surat itu secara langsung kepada seseorang di konsulat karena pengaturan aparat polisi.
Para pengunjuk rasa kemudian berbaris dari konsulat AS kembali ke kawasan Charter Garden. (asr)
FOTO : Pada tanggal 1 Desember 2019, orang-orang Hong Kong mengadakan parade “Terima kasih kepada Amerika Serikat karena melindungi Hong Kong” di Chater Garden, Central. (Yu Gang / The Epoch Times)