NATO Hadapi Aliansi Taktis Komunis Tiongkok-Rusia di Berbagai Bidang

Rahul Vaidyanath

Kanada dan organisasi pakta atlantik utara atau NATO sedang berjuang untuk bersaing dengan Komunis Tiongkok di samping Rusia yang revisionis. 

Hal itu adalah mirip dengan motivasi untuk aliansi militer yang didirikan 70 tahun silam — untuk melawan Uni Soviet yang komunis di awal Perang Dingin.

Melansir dari The Epochtimes, akan tetapi kesamaan antara agresi Tiongkok dengan Rusia adalah paling mengkhawatirkan bagi NATO dan dunia Barat. 

Dalam kasus Kanada, Kanada  telah mengalami penindasan Tiongkok selama 12 bulan terakhir tanpa memberikan apa pun selain ekspresi ketidaksenangan diplomatik sebagai tanggapan. 

Meskipun Kanada menghadapi ancaman Rusia dengan retorika yang lebih kuat dan kehadiran militer di Latvia.

NATO terlibat dalam banyak bidang, di mana ancaman Rusia terhadap Eropa Barat selalu menjadi yang terpenting. 

Akan tetapi Rusia bukanlah ancaman bagi dunia seperti Tiongkok, kata Richard Fadden, mantan penasihat keamanan nasional untuk Perdana Menteri Kanada. 

Hal demikian disampaikannya saat berbicara di panel ahli pertahanan yang dipandu oleh Lembaga Macdonald-Laurier di Ottawa pada tanggal 2 Desember 2019

Sentimen tersebut tercermin dalam Deklarasi London yang diterbitkan tanggal 4 Desember oleh para pemimpin NATO di akhir pertemuan puncak peringatan ke-70 organisasi yang berlangsung selama dua hari di London, Inggris. 

Deklarasi tersebut mencantumkan Tiongkok dalam sebuah paragraf yang membahas ancaman dunia maya dan ancaman lain, terhadap masyarakat di berbagai bidang seperti bidang infrastruktur serta keamanan energi dan komunikasi yang penting.

“Kami menyadari bahwa pengaruh dan kebijakan internasional Tiongkok yang semakin besar menghadirkan peluang dan tantangan yang perlu kita atasi bersama sebagai sekutu,” demikian sebagian bunyi paragraf tersebut.

Bahaya dari negara-negara seperti Komunis Tiongkok dan Rusia adalah bahwa negara tersebut adalah otokratis — negara tersebut sangat gesit. Sedangkan demokrasi Barat biasanya lambat bereaksi karena prioritas internal yang saling bertentangan.

Secara analog, NATO memiliki perselisihan internal sendiri akhir-akhir ini. NATO yang gelisah menghadirkan lahan subur bagi Komunis Tiongkok — dan Rusia — untuk memajukan tujuan kedua negara tersebut.

Etos NATO baru-baru ini dikeruhkan, di mana Presiden Prancis Emmanuel Macron pada tanggal 28 November menyebut aliansi militer “mati otak.” Bolak-balik antara Prancis dengan Turki untuk tindakan militer Turki  baru-baru ini terhadap Kurdi di Suriah. Koalisi negara-negara Barat adalah tidak sama kompaknya.

Banyak yang mengkritik nada Emmanuel Macron yang khas, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Selama kunjungannya ke London pada tanggal 3 Desember untuk pertemuan NATO, Donald Trump mengatakan bahwa kata-kata karakterisasi Emmanuel Macron adalah “jahat” dan “tidak sopan” dan bahwa, dengan tujuan yang dilayani oleh NATO.” kata-kata itu adalah pernyataan yang sangat berbahaya untuk dibuat oleh Emmanuel Macron.”

Donald Trump, yang merupakan pendukung kuat NATO, juga mengambil pendekatan yang menentukan sebagai pemimpin negara yang paling kuat di dunia dan negara yang secara tradisional menjadi orang yang menjaga ketertiban dunia. 

Di antara 29 anggota NATO, Amerika Serikat terus menghabiskan persentase tertinggi 3,42 persen dari Produk Domestik Bruto untuk pertahanan.

Selain itu, Donald Trump tidak terhindarkan untuk menjadi vokal dalam mendesak anggota lain untuk membayar bagian mereka yang adil dan memenuhi target pengeluaran pertahanan sebesar 2 persen Produk Domestik Bruto. Hanya sembilan negara yang saat ini memenuhi target ini.

NATO 2.0

Pada saat yang sama, karena bahaya yang ditimbulkan oleh Tiongkok dan Rusia saat ini, beberapa ahli menunjukkan bahwa NATO memang perlu memikirkan kembali.

“NATO berada dalam masalah setelah Perang Dingin berakhir. NATO harus menemukan misi,” kata Elliott Tepper, ketua panel Lembaga Macdonald-Laurier serta seorang profesor politik komparatif dan hubungan internasional di Universitas Carleton.

Richard Fadden mengatakan NATO perlu mengembangkan “Mark II” — aliansi Barat yang lebih luas. 

Negara-negara seperti Australia dan Jepang, antara lain, memiliki keprihatinan yang sama terhadap Rusia dan Tiongkok, di mana Tiongkok  terus mendapatkan pengaruh dunia. 

Misalnya, sebagai negara non-Arktik, Tiongkok memperoleh status pengamat di Dewan Arktik pada tahun 2013 dan menjadi tuan rumah forum Lingkaran Arktik pertama di Shanghai bulan Mei lalu.

“NATO perlu memikirkan hal ini secara kolektif. NATO membutuhkan kebijakan atau doktrin untuk berurusan dengan Tiongkok secara komprehensif,” demikina Richard Fadden.

Komunis Tiongkok adalah ahli dalam memecah belah dan menaklukkan. Di Eropa, Komunis Tiongkok menyukai negara-negara kecil dan menawarkan diri sebagai pengganti  Jerman dan Prancis. 

Dan, sementara Rusia, dengan memasok gas, telah memanfaatkan daya ungkit atas sebagian besar Eropa Barat. Kegiatan Komunis Tiongkok untuk membiayai proyek infrastruktur negara-negara kecil di seluruh dunia bahkan lebih mengkhawatirkan dalam skala global.

‘Mengerikan’

Richard Fadden berada di kubu yang mendukung pemulihan hubungan dengan Rusia — strategi yang ditekankan Emmanuel Macron. Alasannya adalah, setidaknya dengan cara ini, Komunis Tiongkok dan Rusia tidak dipaksa untuk semakin akrab.

“Gagasan bahwa Rusia dan Tiongkok  bekerja sama sepanjang waktu juga menakutkan,” kata Leah West, mantan Departemen Kehakiman, pengacara keamanan nasional dan dosen saat ini di Universitas Carleton, yang juga mendukung adanya dialog dengan Rusia.

Ancaman besar yang ditimbulkan oleh kemitraan Komunis Tiongkok-Rusia adalah upaya kedua negara itu untuk melemahkan tatanan dunia berbasis aturan dan menggeser keseimbangan kekuasaan demi kepentingan mereka. 

Contoh yang diberikan Barat adalah pengetatan kendali negara Barat atas internet yang semakin meningkat.  Sangat kontras dengan gagasan internet gratis dan terbuka yang didukung oleh anggota NATO pada umumnya.

Ketika berhadapan dengan ancaman dunia maya, NATO masih berada dalam tahap awal.

Rusia dan Komunis Tiongkok memiliki pendekatan berbeda untuk melakukan serangan dunia maya. Akan tetapi Barat percaya bahwa Tiongkok dapat belajar dari pendekatan Rusia yang lebih bersifat membedah.

Leah West mengatakan : “Disinformasi misalnya — spesialisasi Rusia. Saat anda berusaha mempengaruhi komunitas diaspora di Kanada, itu adalah taktik yang solid.” 

Bukanlah urusan NATO untuk mempertahankan pemilihan nasional, dan pemilihan umum Kanada baru-baru ini tampaknya telah terjadi tanpa campur tangan NATO. Akan tetapi itu adalah ancaman yang perlu dipantau.

Pengeluaran Dana untuk Pertahanan

Richard Fadden mengatakan Kanada perlu menghabiskan lebih banyak uang untuk pertahanan. Ini telah menjadi titik lekat lama dengan sekutu-sekutunya — terutama Amerika Serikat.

Pada pertemuan NATO pada tanggal 3 Desember, Donald Trump secara langsung menanyai Perdana Menteri Justin Trudeau mengenai pengeluaran Kanada untuk pertahanan.

“Sudah sampai di mana Kanada kini? Dalam hal jumlah Kanada…1,3 ?” tanya Donald Trump. Isitlah 1,3 merujuk 1,3 persen Produk Domestik Bruto. 

Justin Trudeau menanggapi dengan menjawab “1,4,” dengan menambahkan bahwa “Kanada telah ada di sana untuk setiap penyebaran NATO, Kanada terus melangkah seperti kebanyakan sekutunya.”

Menanggapi hal ini, Donald Trump menjawab: “Sekutu sudah sampai di sana. Sekutu tahu bahwa hal itu adalah penting, ini untuk keuntungan sekutu.”

Menurut perkiraan NATO tahun 2019, yang diterbitkan pada tanggal 29 November, Kanada berada di jalur yang tepat untuk menghabiskan 1,31 persen PDB.

“Kami telah mengambil keuntungan selama bertahun-tahun setelah Perang Dingin, Kami tidak melihat ancaman yang sangat jelas,” kata Richard Fadden, mantan wakil menteri pertahanan nasional Kanada, dalam sebuah wawancara.

Richard Fadden menambahkan, Masalah Kanada adalah bahwa Kanada tidak merasa terancam, karena secara geografis Kanada dipisahkan oleh tiga samudera. 

Untuk mencapai 2 persen, Kanada harus menghabiskan sekitar 11,5 miliar dolar AS lebih banyak setiap tahun, berdasarkan perkiraan NATO terhadap PDB Kanada tahun 2019.

Pemerintah federal menekankan bahwa Kanada, anggota pendiri NATO, adalah salah satu kontributor utamanya. 

Di antara operasi lain, pasukan Kanada memimpin kelompok pertempuran NATO di Latvia dan memimpin misi NATO di Irak. Kanada juga menyediakan pelatih tentara untuk misi pelatihan NATO di Ukraina.

Pada akhir pertemuan NATO pada tanggal 4 Desember, Justin Trudeau mengumumkan bahwa Kanada meningkatkan kontribusinya terhadap Prakarsa Kesiapan NATO dengan menyiapkan enam pesawat tempur dan fregat, atas permintaan Sekretaris Jenderal NATO.

Tidak mungkin Kanada mengumpulkan dukungan yang lebih besar dari sekutu-sekutunya di London atas keluhannya terhadap Komunis Tiongkok sedemikian rupa.  Sehingga akan menyebabkan perubahan besar dalam hubungan yang tegang antara kedua negara itu. 

Akan tetapi jika dan saat Kanada memutuskan untuk mengambil langkah-langkah untuk secara konkret mendorong mundur Tiongkok. Maka adalah sangat penting bagi Kanada untuk memiliki sekutu, seperti yang ada di NATO, untuk mendukung Kanada. 

Aliansi militer yang didanai dengan baik dan kohesif adalah sangat penting untuk menghadapi bahaya ganda Komunis Tiongkok dan Rusia di abad ke-21 dari berbagai bidang, termasuk dunia maya. (vv/asr)