Reuters
Pada Kamis (23/1/2020) Tiongkok mengisolasi tiga kota di pusat penyebaran jenis Coronavirus baru yang telah menewaskan 17 orang dan menginfeksi hampir 600 orang, saat pihak berwenang kesehatan di seluruh dunia berjuang untuk mencegah pandemi global.
Para pejabat kesehatan khawatir laju penularan akan meningkat karena ratusan juta orang Tiongkok bepergian di dalam negeri dan luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan yang dimulai pada Sabtu (25/1).
Jenis virus yang sebelumnya tidak dikenal diyakini muncul akhir tahun lalu, diduga berasal dari satwa liar yang diperdagangkan secara ilegal di sebuah pasar hewan di kota Wuhan di tengah Tiongkok.
Sebagian besar transportasi di Wuhan, sebuah kota berpenduduk 11 juta orang, diisolasi pada Kamis pagi dan warga Wuhan diperintahkan untuk tidak meninggalkan Wuhan. Beberapa jam kemudian, media pemerintah di kota Huanggang dan Ezhou, tetangga Wuhan melaporkan bahwa kota Huanggang dan Ezhou juga diisolasi.
Pihak berwenang Tiongkok tidak memberikan rincian baru mengenai jumlah infeksi virus tetapi kasus Coronavirus dilaporkan di Beijing, Shanghai dan Hong Kong, dan beberapa negara lain termasuk Amerika Serikat. Ini memicu kekhawatiran bahwa kasus Coronavirus sudah menyebar di seluruh dunia.
Pemerintah kota Wuhan mengatakan akan menutup semua jaringan transportasi perkotaan dan menangguhkan penerbangan keluar dari Wuhan mulai pukul 10 pagi. Namun, media domestik mengatakan beberapa maskapai penerbangan masih beroperasi setelah batas waktu yang ditentukan.
Media pemerintah menyiarkan gambar salah satu pusat transportasi Wuhan, stasiun kereta api Hankou, hampir sepi, di mana gerbang stasiun kereta api diblokir atau dilarang masuk. Pemerintah mendesak warga Wuhan untuk tidak meninggalkan kota Wuhan.
Media pemerintah melaporkan pintu tol di sekitar Wuhan ditutup, yang secara efektif akan menutup jalan keluar dari kota Wuhan. Para penjaga berpatroli di jalan raya utama, seperti diungkapkan seorang warga mengatakan kepada Reuters.
Saat Wuhan diisolasi, penduduk Wuhan berduyun-duyun ke rumah sakit untuk memeriksa dan mencari persediaan, memborong semua barang-barang di rak-rak supermarket dan mengantre dengan kenderaan untuk mengisi BBM.
Pihak berwenang di Huanggang memerintahkan tempat hiburan dalam ruangan termasuk bioskop dan kafe internet untuk ditutup dan meminta warga untuk tidak pergi dari kota Huanggang selain dalam keadaan khusus, demikian kata media pemerintah.
Pihak berwenang memastikan adanya 571 kasus dan 17 kematian pada penghujung Rabu (22/1), kata Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok. Sebelumnya, pihak berwenang mengatakan telah dilaporkan 393 kasus lain yang dicurigai.
Dari delapan kasus yang diketahui di seluruh dunia, Thailand memastikan empat kasus, sementara Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat masing-masing melaporkan satu kasus.
Dalam sebuah laporan pada Rabu lalu, Imperial College London mengatakan memperkirakan total 4.000 kasus Coronavirus di Wuhan saja pada 18 Januari, angka infeksi berdasarkan jumlah kasus yang dilaporkan di Tiongkok dan di tempat lain.
Penyebaran Virus
Berbeda dengan kerahasiaan pemerintah komunis Tiongkok atas Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada tahun 2002-2003 yang menewaskan hampir 800 orang, pemerintah komunis Tiongkok secara rutin memberikan pembaruan kasus Coronavirus untuk menghindari kepanikan menjelang liburan.
Selama kunjungan ke Wuhan, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Sun Chunlan mengatakan, pihak berwenang perlu terbuka mengenai Coronavirus dan upaya mengendalikan Coronavirus, kata kantor berita pemerintahan Komunis Tiongkok Xinhua.
Beberapa ahli percaya virus baru ini tidak berbahaya seperti Coronavirus sebelumnya seperti SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS), yang menewaskan lebih dari 700 orang sejak tahun 2012.
“Bukti awal pada tahap ini menunjukkan Coronavirus saat ini tidak separah yang dulu,” kata Kepala Medis Australia Brendan Murphy kepada wartawan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa tindakan Tiongkok adalah “sangat kuat” tetapi meminta Tiongkok untuk mengambil “langkah-langkah yang lebih dan bermakna dalam membatasi atau meminimalkan penyebaran internasional.”
“Kami menekankan kepada Tiongkok bahwa dengan memiliki tindakan yang kuat tidak hanya Tiongkok mengendalikan wabah di negara Tiongkok tetapi Tiongkok juga akan meminimalkan kemungkinan wabah ini menyebar secara internasional. Jadi Tiongkok tahu akan hal itu,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Terlepas dari tanggapan Tiongkok, pada Kamis (23/1) pasar saham di seluruh Asia tidak beruntung, diawali penurunan sekitar 1,5 persen di Hong Kong dan Shanghai sementara yuan Tiongkok jatuh ke level terendah selama dua minggu.
Penerbangan dan Kereta Api Tidak Beroperasi
Tidak ada vaksin untuk Coronavirus, yang dapat menyebar melalui transmisi pernapasan. Gejalanya meliputi demam, kesulitan bernapas dan batuk, mirip dengan banyak penyakit pernapasan lainnya.
Penelitian pendahuluan menunjukkan Coronavirus ditularkan dari ular ke manusia, tetapi penasihat medis pemerintah Tiongkok bernama Zhong Nanshan juga mengidentifikasi musang dan tikus sebagai sumber infeksi yang memungkinkan. Penderita yang dipastikan mencakup 15 pekerja medis.
Banyak warga Tiongkok membatalkan perjalanan, membeli masker wajah dan menghindari bioskop dan pusat perbelanjaan, dan bahkan beralih ke permainan simulasi wabah online sebagai cara untuk mengatasinya.
Peluncuran tujuh film baru selama Tahun Baru Imlek telah ditunda. Liburan Tahun Baru Imlek adalah musim yang tinggi bagi distributor dan bioskop menarik banyak orang.
Bandara di seluruh dunia meningkatkan penyaringan penumpang yang berasal dari Tiongkok dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa mengatakan kemungkinan penyebaran Coronavirus lebih lanjut secara global.
“Jelas ini adalah keprihatinan besar bagi dunia,” kata Menteri Bisnis Inggris, Andrea Leadsom, kepada Sky. (Vv/asr)
Artikel ini sudah terbit di The Epochtimes dengan judul China Locks Down 3 Cities at Epicenter of Virus Outbreak